Cara Bisnis Hospitality dan SME di Bali Tetap Bertahan di Tengah Pandemi
DENPASAR, NusaBali.com
Dalam beberapa minggu terakhir, geliat pariwisata Bali kembali terasa. Kendati jauh dari normal, namun arus penumpan di Bandara Ngurah Rai Bali berdasarkan data Angkasa Pura I mengalami lonjakan hingga 161 persen di bulan September 2021.
Secara kasat mata, di berbagai kawasan pariwisata juga mudah dilihat berbagai kendaraan dengan plat nomor luar Bali. Pemandangan ini menjadi pemandangan langka sejak pandemi melanda di bulan Maret 2020.
Di tengah masa survival ini, banyak dari para pebisnis di bidang hospitality berjuang untuk tetap bertahan. Tren ekonomi di akhir tahun 2020 menuju 2021 dijadikan pengalaman untuk tetap bertahan di masa pandemi seperti saat ini.
Banyak hotel-hotel di Bali sedari awal pandemi hingga saat ini memutuskan untuk tetap bertahan beroperasi dengan mengandalkan tamu lokal yang sekadar ingin staycation atau menikmati fasilitas hotel yang saat ini banyak dibuka untuk publik.
Salah satunya fasilitas internet bagi pengunjung hotel. Banyak hotel yang masih operasional di masa survival ini menggunakan layanan pay per occupancy (PPO), downgrade dan upgrade yang flexibel bagi pelanggan hingga layanan bandwidth on demand (BOD) dari GMEDIA yang digunakan untuk tetap memberikan pelayanan internet terbaik bagi tamu namun dengan biaya operasional yang tetap rendah dan menyesuaikan kondisi.
“Kami merasa sangat terbantu di situasi yang kita tahu sendiri sangat sulit ini, apalagi di sektor hospitality, layanan internet wajib kami sediakan, karena ini bisa dikatakan sebagai nilai lebih bagi hotel jika memiliki layanan internet yang cepat dan stabil, dan yang pasti layanan internet ini sangat dibutuhkan tamu kami,” kata Wayan Karta, selaku General Manager The 1O1 Bali Fontana Semiyak.
Soluisi yang diberikan oleh GMEDIA pun membuat fasilitas internet tetap tersedia. “Dengan menggunakan layanan pay per occupancy dari GMEDIA, saya masih dapat memberikan layanan internet terbaik untuk tamu namun juga terbantu untuk mengatur cash flow operasional hotel sendiri. Tak dipungkiri juga layanan internet ini menjadi alat bagi kami untuk tetap engaged dengan tamu-tamu kami” lanjut Wayan Karta.
Kesan yang mendukung para pebisnis hospitality di tengah masa survival ini membuat banyak hotel-hotel di Bali menggunakan layanan pay per occupancy dari GMEDIA ini. Meskipun saat ini ekonomi kembali bergerak, layanan ini tetap diminati para pebisnis hospitality untuk tetap memberikan fasilitas internet terbaik dengan pembiayaan yang flexibel.
Selain para pebisnis di bidang hospitality, banyak juga usaha yang tergolong small medium enterprise (SME) menggunakan layanan Gforce Lite dari GMEDIA untuk memberikan layanan internet yang maksimal bagi customer namun dengan harga yang ramah di kantong.
“Tak hanya bagi para pebisnis hospitality. Melihat berkembangnya bisnis SME di Bali yang justru meningkat di tengah pandemi ini, kami hadirkan layanan Gforce Lite yang menjadi pilihan para pengusaha ini untuk bisa memberikan layanan internet atau wifi terbaik yang cepat dan stabil di tempat usaha mereka.” Jelas Johan Giri Wijaya, selaku General Manager GMEDIA Opr 3.
Tren positif yang ditimbulkan oleh layanan pay per occupancy, fleksibel downgrade & upgrade, layanan bandwidth on demand (BOD) hingga Gforce Lite membuat semakin banyak pula hotel-hotel berbintang hingga bisnis SME menggunakan layanan dari GMEDIA ini. *
1
Komentar