Pelebon Sulinggih Pioner Pariwisata Akan Diawasi Kementerian Kesehatan
DENPASAR, NusaBali
Pelebon Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, sulinggih dari Griya Keniten, Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, yang juga pioner pariwisata Bali, akan dilaksanakan pada Sukra Paing Gumbreg, Jumat (8/10) nanti.
Prosesi pelebon yang disertai pengarakan sarana lembu putih dan padmasana nanti akan diawasi langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Putra ketiga Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengatakan kedatangan pihak Kemenkes akan mengawasi langsung penerapan protokol kesehatan saat prosesi pa-lebon, terutama ritual pengarakan lembu putih dan padmasana menuju Setra Desa Adat Sanur. Maklum, pengarakan lembu putih setinggi 10 meter dan padmasana setinggi 16 meter ini yang potensial memicu kerumunan, karena akan jadi tontonan warga.
"Kalau (protokol kesehatan) dijalankan dengan baik dan benar, akan menjadi contoh. Biar bisa mereka membuat aturan, upacara di Bali seperti apa sih, berapa panitia inti, yang datang berapa orang? Karena pandemi Covid-19 kan belum selesai, bisa bolak balik. Maka, pemerintah pusat berkeinginan untuk membantu," ujar Partha Adnyana di rumah duka, Selasa (5/10),
Menurut Partha Adnyana, ritual pengarakan lembu putih dan padmasana nantinya hanya akan melibatkan puluhan krama. Maka, disiasati dengan pakai roda. Jika tanpa roda, lembu setinggi 10 meter dan padmasana setinggi 16 meter tersebut dipastikan memerlukan tenaga ratusan orang. Namun, dengan pemasangan roda, tenaga yang diperlukan bisa dikurangi jadi sepertiga saja.
Partha Adnyana memastikan prosesi palebon akan diikuti pihak keluarga inti saja. Sementara masyarakat diharapkan tidak terlalu banyak menonton. "Yang terpenting adalah prosesi ritual. Kita sudah berkoordinasi dengan kepolisian, kita akan dikawal. Memang ketat banget, biar nggak muncul klaster penularan Covid-19," tegas tokoh pariwisata yang juga Ketua Bali Toursim Board (BTB) ini.
Menurut Partha Adnyana, palebon Ida Padenda Nabe Gede Dwija Ngenjung sempat direncanakan digelar Agustus 2021 lalu. Namun, karena situasi pandemi Covid-19, maka palebon ditunda sampai awal Oktober 2021 ini. Ida Pedande Nabe sendiri sebelumnya lebar (meninggal) pada 28 Maret 2021 lalu dalam usia 87 tahun.
Bagi keluarga besar Griya Keniten, upacara palebon ini wajib digelar sebagai bentuk penghormatan terakhir atas jasa almarhum Ida Pedanda Nabe semasa hidup, termasuk terhadap pariwisata Bali. "Kita nggak tega, begitu besar jasa beliau. Mungkin beliau tidak minta, ini cara kami menunjukkan rasa terima kasih: penghormatan sebaik-baiknya, doa yang terbaik, upacara terbaik," katanya.
Menurut Partha Wijaya, banyak undagi (arsitek tradisional) yang ikut ngayah dalam palebon ini. Khusus untuk sarana lembu putih, merupakan paica (pemberian) dari Puri Agung Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar. Sarana lembu putih ini ditarik mengbgunakan mobil VW dari Ubud sampai Sanur, Senin (4/10) siang. Sedangkan sarana padmasana setinggi 16 meter, kata Partha Wijaya, digarap langsung di depan Griya Keniten Sanur.
Ida Pedanda Nabe Gede Dwija Ngenjung sebelumnya menghembuskan napas terakhir di Griya Gede Keniten, Jalan Hang Tuah Nomor 19 Sanur, 28 Maret 2021. Saat lebar, almarhum didampingi oleh sang istri yakni Ida Pedanda Istri, anak-anak, menantu, dan para cucu. Sulinggih kelahiran 26 Mei 1934 ini berpulang buat selamanya dengan meninggalkan seorang istri dan 4 putra: Ida Bagus Ngurah Agung Kumbayana, Ida Bagus Gede Agung Sidharta Putra, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, dan Ida Bagus Agung Awatara Putra. Dari keempat putranya itu, almarhum dikaruniai 15 orang cucu.
Menjadi sulinggih sejak 21 September 2009, sewaktu walaka Ida Pedanda Nabe bernama Ida Bagus Tjethana Putra BSc. Dia memiliki peran penting sebagai pioner bidang pariwisata. Sebelum jadi sulinggih, almarhum aktif dalam berbagai organisasi, seperti PHRI Bali, Kadin Bali, PATA Bali, Apindo Bali, dan Lions Club International dan sebagainya. Almarhum sempat menjadi Ketua PHRI Bali 1985-1995 dan Ketua Lions Club Bali 1994-1995.
Sempat bekerja di Hotel Bali Beach (1965-1972), almarhum kemudian merintis usaha Hotel Santrian Beach Cottages (1972) yang menjadi cikal bakal Griya Santrian Resort dan selanjutnya berkembang menjadi lini bisnis pariwisata Santrian Group. Selain Griya Santrian Resort, grup ini juga memiliki Puri Santrian Resort, The Royal Santrian Luxury Beach Villas, dan lainnya. Ida Pedanda Nabe juga menjadi salah satu penggagas berdirinya Yayasan Pembangunan Sanur (YPS). *nvi
Komentar