Maria Londa Masih Perkasa
Persembahkan Emas Lompat Jauh PON XX Papua
"Saya minta doa untuk kelancaran di nomor lompat jangkit, semoga bisa meraih medali emas lagi," Maria Londa
JAYAPURA, NusaBali
Atlet atletik Maria Natalia Londa berhasil meraih medali emas di nomor lompat jauh dengan lompatan sejauh 6,26 meter pada ajang PON XX 2020 Papua yang dilangsungkan di Lintasan Atletik Mimika Sport Center, Selasa (5/10). Medali emas di lompat jauh kemarin merupakan medali emas keempat secara beruntun di ajang PON.
Medali emas kemarin Maria Natalia Londa hanya memanfaatkan dua kali lompatan dari 6 kali kesempatan melakukan lompatan. Semua itu, karena dilokasi bertanding hujan gerimis.
"Ini bagian strategi bertanding, jangan sampai cedera. Makanya, Maria Natalia Londa saya hanya perbolehkn dua kali saja melakukan lompatan, karena medali emas sudah aman," ucap Pelatih Atletik Bali, I Ketut Pageh. Kata Ketut Pageh, lompatan pertama 6,09 meter, kemudian di lompatan kedua mampu ditingkatkn lagi menjadi 6,26 meter. "Seandainya lompatan pertama saja kita pakai, medali emas sudah tetap milik Maria Natalia Londa," tutur Ketut Pageh.
Menurut Ketut Pageh, sampai saat ini di Indonesia, belum ada yang mampu menembus lompatan sampai 6 meter. Itu baru bisa dilakukan Maria Londa saja yang juga mantan atlet Olimpiade di Brazil. Kata dia, pada nomor lompat jangkit pada pertandingan hari kedua Rabu (6/10) Maria Londa sudah siap tampil lagi untuk memberikan prestasi terbaik. Sebab, tidak ada yang terlalu diporsir pada pertandingan pertama di lompat jauh.
Sehingga dari sisi peluang, masih cukup terbuka lebar meraih medali emas lagi di nomor lompat jangkit. Itu mengacu dari data yang dipegang pihak pelatih di lompat jauh. "Bukan bermaksud mendahului, kita yakin akan dapat medali emas lagi di nomor lompat jangkit. Jika itu terwujud akan kembali bisa ciptakan quattrick di nomor lompat jangkit," tegas Ketut Pageh. Kenapa begitu, karena sampai saat ini khusus di nomor lompat jangkit belum ada tembus lompatan setinggi 13 meter.
Disatu sisi Maria Natalia Londa sudah terbiasa dengan capaian 13 meter. "Pengamatan saya atlet di lompat jangkit di Indonesia belum ada mencapai lompatan setinggi 13 meter, semoga saja emas kembali kita raih," harap Ketut Pageh. Dia berharap kondisi cuaca mendukung di lokasi bertanding yang memang sudah sering turun hujan.
Emas yang diraih ini merupakan emas keempat Maria Londa di ajang PON. Medali emas pertama dipersembahkan Maria Londa dalam PON XVII 2008 di Kaltim, medali emas kedua pada PON XVIII 2012 di Riau, medali emas ketiga pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, dan medali emas ke empat pada PON XX 2020 di Papua. Sementara itu Maria Natalia Londa juga berpotensi kembali meraih medali emas pada besok hari ini (red) Rabu (6/10) di nomor lompat jangkit.
Menanggapi apakah sempat khawatir selaku pelatih di ajang PON dengan adanya Pandemi Covid-19, selama 2 tahun tidak ada kejuaraan maupun ujicoba, dia mengaku sempat ada perasaan seperti itu. Tetapi, kondisi ini dialami semua atlet atletik. Atletnya Maria Natalia Londa juga konsisten menjalani latihan selama Pandemi Covid-19. Sehingga tidak ada yang perlu terlalu dikawatirkan di ajang multi event empat tahunan antar Provinsi.
Sementara itu Maria Natalia Londa mengakui tidak ada kondisi cedera setelah pertandingan pertama berhasil meraih medali emas. Pihaknya bertekad untuk kembali mewujudkan medali emas di nomor lompat jangkit. Di nomor lompat jangkit sudah 3 kali berhasil meraih medali emas sejak PON XVI 2008 di Kalimantan Timur. Harapannya, semoga kembali bisa memberikan medali emas untuk Bali.
"Saya minta doa untuk kelancaran di nomor lompat jangkit, semoga bisa meraih medali emas lagi," harap atlet peraih emas pada PON XIX di Jawa Barat. Disatu sisi Manajer Atletik yang juga Ketua Umum Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bali, Ida Bagus Diptha mengakui di PON XX 2020 Papua awalnya tidak ada target. Kata Ida Bagus Diptha, meskipun cabor atletik merupakan cabor andalan yang rutin menyumbangkan medali emas.
Termasuk Maria Natalia Londa yang sempat turun di ajang bergengsi Olimpiade tanpa dibebani target di PON XX 2020 Papua. "Progres kekuatan atlet rival tidak kami ketahui, kita bergerak dalam kondisi buta kekuatan lawan. Tapi bersyukur dapat medali emas di cabor kategori terukur ini," papar Ida Bagus Diptha.
Sementara itu di nomor lompat jauh kemarin, medali perak diraih Rohani (NTB) dengan lompatan 5,79 meter. Sedangkan medali perunggu Vinsesia Awutet Amja (Papua) dengan lompatan 5,72 meter.
Sementara itu pada pertandingan kemarin dari dua atlet yang turun, satu atlet Ni Luh Mita Yuni gagal meraih medali di nomor lompat jauh. Mita Yuni hanya bercokol diperingkat 4 besar dengan lompatan sejauh 5,61 meter. "Saya tidak dapat medali, lompatan lawan masih diatas 5,61 meter," tutur Mita Yuni.
Disatu sisi Tim Atletik Bali dari 9 atlet peraih tiket PON XX 2020 Papua, 7 atlet masih menunggu jadwal bertanding di PON XX Papua. 7 atlet itu yakni I Made Gede Antara, Ni Nyoman Kerni, I Dewa Made Mudiyasa, Ni Ketut Cita, Ketut Merta Yasa, Ni Luh Eppi Wilantika, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti. *dek
Medali emas kemarin Maria Natalia Londa hanya memanfaatkan dua kali lompatan dari 6 kali kesempatan melakukan lompatan. Semua itu, karena dilokasi bertanding hujan gerimis.
"Ini bagian strategi bertanding, jangan sampai cedera. Makanya, Maria Natalia Londa saya hanya perbolehkn dua kali saja melakukan lompatan, karena medali emas sudah aman," ucap Pelatih Atletik Bali, I Ketut Pageh. Kata Ketut Pageh, lompatan pertama 6,09 meter, kemudian di lompatan kedua mampu ditingkatkn lagi menjadi 6,26 meter. "Seandainya lompatan pertama saja kita pakai, medali emas sudah tetap milik Maria Natalia Londa," tutur Ketut Pageh.
Menurut Ketut Pageh, sampai saat ini di Indonesia, belum ada yang mampu menembus lompatan sampai 6 meter. Itu baru bisa dilakukan Maria Londa saja yang juga mantan atlet Olimpiade di Brazil. Kata dia, pada nomor lompat jangkit pada pertandingan hari kedua Rabu (6/10) Maria Londa sudah siap tampil lagi untuk memberikan prestasi terbaik. Sebab, tidak ada yang terlalu diporsir pada pertandingan pertama di lompat jauh.
Sehingga dari sisi peluang, masih cukup terbuka lebar meraih medali emas lagi di nomor lompat jangkit. Itu mengacu dari data yang dipegang pihak pelatih di lompat jauh. "Bukan bermaksud mendahului, kita yakin akan dapat medali emas lagi di nomor lompat jangkit. Jika itu terwujud akan kembali bisa ciptakan quattrick di nomor lompat jangkit," tegas Ketut Pageh. Kenapa begitu, karena sampai saat ini khusus di nomor lompat jangkit belum ada tembus lompatan setinggi 13 meter.
Disatu sisi Maria Natalia Londa sudah terbiasa dengan capaian 13 meter. "Pengamatan saya atlet di lompat jangkit di Indonesia belum ada mencapai lompatan setinggi 13 meter, semoga saja emas kembali kita raih," harap Ketut Pageh. Dia berharap kondisi cuaca mendukung di lokasi bertanding yang memang sudah sering turun hujan.
Emas yang diraih ini merupakan emas keempat Maria Londa di ajang PON. Medali emas pertama dipersembahkan Maria Londa dalam PON XVII 2008 di Kaltim, medali emas kedua pada PON XVIII 2012 di Riau, medali emas ketiga pada PON XIX 2016 di Jawa Barat, dan medali emas ke empat pada PON XX 2020 di Papua. Sementara itu Maria Natalia Londa juga berpotensi kembali meraih medali emas pada besok hari ini (red) Rabu (6/10) di nomor lompat jangkit.
Menanggapi apakah sempat khawatir selaku pelatih di ajang PON dengan adanya Pandemi Covid-19, selama 2 tahun tidak ada kejuaraan maupun ujicoba, dia mengaku sempat ada perasaan seperti itu. Tetapi, kondisi ini dialami semua atlet atletik. Atletnya Maria Natalia Londa juga konsisten menjalani latihan selama Pandemi Covid-19. Sehingga tidak ada yang perlu terlalu dikawatirkan di ajang multi event empat tahunan antar Provinsi.
Sementara itu Maria Natalia Londa mengakui tidak ada kondisi cedera setelah pertandingan pertama berhasil meraih medali emas. Pihaknya bertekad untuk kembali mewujudkan medali emas di nomor lompat jangkit. Di nomor lompat jangkit sudah 3 kali berhasil meraih medali emas sejak PON XVI 2008 di Kalimantan Timur. Harapannya, semoga kembali bisa memberikan medali emas untuk Bali.
"Saya minta doa untuk kelancaran di nomor lompat jangkit, semoga bisa meraih medali emas lagi," harap atlet peraih emas pada PON XIX di Jawa Barat. Disatu sisi Manajer Atletik yang juga Ketua Umum Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bali, Ida Bagus Diptha mengakui di PON XX 2020 Papua awalnya tidak ada target. Kata Ida Bagus Diptha, meskipun cabor atletik merupakan cabor andalan yang rutin menyumbangkan medali emas.
Termasuk Maria Natalia Londa yang sempat turun di ajang bergengsi Olimpiade tanpa dibebani target di PON XX 2020 Papua. "Progres kekuatan atlet rival tidak kami ketahui, kita bergerak dalam kondisi buta kekuatan lawan. Tapi bersyukur dapat medali emas di cabor kategori terukur ini," papar Ida Bagus Diptha.
Sementara itu di nomor lompat jauh kemarin, medali perak diraih Rohani (NTB) dengan lompatan 5,79 meter. Sedangkan medali perunggu Vinsesia Awutet Amja (Papua) dengan lompatan 5,72 meter.
Sementara itu pada pertandingan kemarin dari dua atlet yang turun, satu atlet Ni Luh Mita Yuni gagal meraih medali di nomor lompat jauh. Mita Yuni hanya bercokol diperingkat 4 besar dengan lompatan sejauh 5,61 meter. "Saya tidak dapat medali, lompatan lawan masih diatas 5,61 meter," tutur Mita Yuni.
Disatu sisi Tim Atletik Bali dari 9 atlet peraih tiket PON XX 2020 Papua, 7 atlet masih menunggu jadwal bertanding di PON XX Papua. 7 atlet itu yakni I Made Gede Antara, Ni Nyoman Kerni, I Dewa Made Mudiyasa, Ni Ketut Cita, Ketut Merta Yasa, Ni Luh Eppi Wilantika, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti. *dek
Komentar