Kian Berjaya, Maria Pecahkan Rekor PON
Usai Rebut Emas Kedua, Langsung Dites Doping
Kemampuannya masih di atas atlet lainnya. Bahkan di lompat jangkit, belum ada atlet putri Indonesia yang mampu melompat sejauh 13 meter.
JAYAPURA, NusaBali
Atlet atletik Maria Natalia Londa menunjukkan keperkasaannya lagi dengan meraih medali emas nomor lompat jangkit putri dalam ajang PON XX 2020 Papua, di Lintasan Atletik Mimika Sport Center, Rabu (6/10). Dengan lompatan sejauh 13,60 meter, dia memecahkan rekor baru PON atas rekornya sendiri sejauh 12,52 meter saat di PON XIX 2016 Jawa Barat.
Sedangkan medali perak lompat jangkit putri diraih Maesaroh (Banten) dengan lompatan 12,60 meter dan peringkat ketiga atas nama Ika Puspa Dewi (Jabar) sejauh 12,52 meter.
Namun berdasarkan peraturan IAAF (federasi atletik internasional), karena peserta kurang dari lima daerah, maka yang diakui hanya emas dan perak untuk peringkat pertama dan kedua. Sedangkan PON XX 2020 Papua hanya diikuti tiga daerah, yakni Bali, Jawa Barat, dan banten.
Sukses medali emas Maria Londa sekaligus menggabungkan dua nomor berbeda, yakni lompat jangkit dan nomor lompat jauh, selama empat kali PON. Sehari sebelumnya, pada Selasa (5/10), Maria Londa meraih medali emas di nomor lompat jauh dengan lompatan 6,26 meter.
Sebelumnya Maria Londa meraih medali emas pertama lompat jauh dan lompat jangkit pada PON XVII 2008 di Kaltim, lalu PON XVIII 2012 di Riau, dan PON XIX 2016 di Jawa Barat. Lalu medali emas keempat pada PON XX 2020 di Papua.
Pelatih Atletik Bali, I Ketut Pageh menilai, keberhasilan Maria Londa meraih medali emas di dua nomor, karena kemampuannya masih di atas atlet lainnya. Bahkan di lompat jangkit, belum ada atlet putri Indonesia yang mampu melompat sejauh 13 meter. Sedangkan di satu sisi, Maria Londa terbiasa dengan lompatan sejauh 13 meter.
"Bersyukur sekali target dua emas dapat tercapai lewat Maria, Ada dua catatan yang diraihnya, yaitu empat kali langsung meraih dua nomor, lompat jauh dan lompat jangkit. Lalu memecahkan rekor lompat jangkit dari 13,52 meter menjadi 13,60 meter di PON XX Papua,”kata Ketut Pageh.
Maria Londa sendiri langsung menjalani tes doping usai meraih medali emas keduanya. Tes doping dilakukan secara acak untuk memastikan kondisi atlet tanpa ada pengaruh obat-obatan sebagai perangsang kekuatan.
Sedangkan sisi manajer atletik Bali, yang juga Ketua Umum Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bali, Ida Bagus Diptha bersyukur Maria Londa masih mampu membuktikan kualitasnya hingga dalam PON keempatnya di PON XX 2020 Papua.
"Yang jelas diawal tanpa ada target, tapi syukur akhirnya ada dua medali emas dari atletik," kata IB Diptha, yang juga Litbang KONI Bali.
Sementara itu dua atlet asal Bali, Luh Mitayuni juga di nomor lompat jangkit putri mengalami cedera hingga berada di urutan ke empat. Sedangkan I Dewa Made Mudiyasa di nomor lari 100 meter putra finish paling akhir atau di posisi ke-8.
"Pada Kamis (7/10) hingga Sabtu (9/10) tidak ada jadwal bertanding untuk atlet atletik Bali. Kami baru bertanding lagi pada Minggu (10/10) nanti," tegas pelatih atletik Bali, I Nyoman Suteja.
Dari sembilan anggota tim atletik Bali, enam atlet lainnya menunggu jadwal bertanding, yakni I Made Gede Antara, Ni Nyoman Kerni, Ni Ketut Cita, Ketut Merta Yasa, Ni Luh Eppi Wilantika, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti. *dek
Sedangkan medali perak lompat jangkit putri diraih Maesaroh (Banten) dengan lompatan 12,60 meter dan peringkat ketiga atas nama Ika Puspa Dewi (Jabar) sejauh 12,52 meter.
Namun berdasarkan peraturan IAAF (federasi atletik internasional), karena peserta kurang dari lima daerah, maka yang diakui hanya emas dan perak untuk peringkat pertama dan kedua. Sedangkan PON XX 2020 Papua hanya diikuti tiga daerah, yakni Bali, Jawa Barat, dan banten.
Sukses medali emas Maria Londa sekaligus menggabungkan dua nomor berbeda, yakni lompat jangkit dan nomor lompat jauh, selama empat kali PON. Sehari sebelumnya, pada Selasa (5/10), Maria Londa meraih medali emas di nomor lompat jauh dengan lompatan 6,26 meter.
Sebelumnya Maria Londa meraih medali emas pertama lompat jauh dan lompat jangkit pada PON XVII 2008 di Kaltim, lalu PON XVIII 2012 di Riau, dan PON XIX 2016 di Jawa Barat. Lalu medali emas keempat pada PON XX 2020 di Papua.
Pelatih Atletik Bali, I Ketut Pageh menilai, keberhasilan Maria Londa meraih medali emas di dua nomor, karena kemampuannya masih di atas atlet lainnya. Bahkan di lompat jangkit, belum ada atlet putri Indonesia yang mampu melompat sejauh 13 meter. Sedangkan di satu sisi, Maria Londa terbiasa dengan lompatan sejauh 13 meter.
"Bersyukur sekali target dua emas dapat tercapai lewat Maria, Ada dua catatan yang diraihnya, yaitu empat kali langsung meraih dua nomor, lompat jauh dan lompat jangkit. Lalu memecahkan rekor lompat jangkit dari 13,52 meter menjadi 13,60 meter di PON XX Papua,”kata Ketut Pageh.
Maria Londa sendiri langsung menjalani tes doping usai meraih medali emas keduanya. Tes doping dilakukan secara acak untuk memastikan kondisi atlet tanpa ada pengaruh obat-obatan sebagai perangsang kekuatan.
Sedangkan sisi manajer atletik Bali, yang juga Ketua Umum Pengprov Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Bali, Ida Bagus Diptha bersyukur Maria Londa masih mampu membuktikan kualitasnya hingga dalam PON keempatnya di PON XX 2020 Papua.
"Yang jelas diawal tanpa ada target, tapi syukur akhirnya ada dua medali emas dari atletik," kata IB Diptha, yang juga Litbang KONI Bali.
Sementara itu dua atlet asal Bali, Luh Mitayuni juga di nomor lompat jangkit putri mengalami cedera hingga berada di urutan ke empat. Sedangkan I Dewa Made Mudiyasa di nomor lari 100 meter putra finish paling akhir atau di posisi ke-8.
"Pada Kamis (7/10) hingga Sabtu (9/10) tidak ada jadwal bertanding untuk atlet atletik Bali. Kami baru bertanding lagi pada Minggu (10/10) nanti," tegas pelatih atletik Bali, I Nyoman Suteja.
Dari sembilan anggota tim atletik Bali, enam atlet lainnya menunggu jadwal bertanding, yakni I Made Gede Antara, Ni Nyoman Kerni, Ni Ketut Cita, Ketut Merta Yasa, Ni Luh Eppi Wilantika, dan Dewi Ayu Agung Kurniayanti. *dek
Komentar