Guru Meninggal di Dalam Mobil
Guru asal Kedewatan, Ubud, ditemukan tak bernyawa di belakang kemudi mobil di jalan raya Kintamani – Denpasar. Korban diduga meninggal karena sakit.
BANGLI, NusaBali
Diduga karena kondisi kesehatan memburuk, I Made Wirya, seorang guru asal Banjar/Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, meninggal di dalam mobil. Kejadiannya pada Sabtu (21/1) antara pukul 15.00-16.00 Wita di jalan raya Kintamani – Denpasar, tepatnya di jalan Banjar Peludu, Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani. Saat ditemukan, korban mengenakan pakaian adat sembahyang.
Peristiwa terungkap setelah I Wayan Suardana, 21, seorang warga Banjar/Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, curiga sebuah mobil KIA Picanto terparkir dengan pengemudi yang terlihat lemas di depan setir. Dari keterangan Polsek Kintamani, Suardana yang melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kintamani. Pasalnya, Suardana curiga dan menduga telah terjadi sesuatu dengan orang di dalam mobil.
Personel Polsek Kintamani dan Tim Buser dari Polres Bangli, langsung meluncur ke TKP, begitu mendapat laporan warga. Hasil pengecekan di TKP, korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Korban ditemukan dalam kondisi mengemudi. Sedang mobil dalam keadaan terparkir persneling netral, kunci kontak masih nyala atau on. Kaca bagian kiri dan kanan depan terbuka. Selain pakaian sembahyang lengkap, saat ditemukan korban mengenakan sabuk pengaman (seat belt).
Barang bukti lain yang ditemukan di dalam mobil, sebuah tas hitam berisi kartu identitas , buku tabungan, 2 bungkus nasi, BPKB, dan STNK sepeda motor. Kemudian 2 buah ponsel/HP, uang sejumlah Rp 173.000 ditemukan pada saku korban, sebuah jam tangan merek Harley Davidson dikenakan korban.
Selanjutnya korban diangkut ke Puskesmas VI Kintamani untuk pemeriksaan dipimpin dr Ni Wayan Gunasri. Hasil pemeriksaan medis, kondisi mayat dalam keadaan mata tertutup, lidah tergigit, dari kemaluan mengeluarkan air mani, ada bekas hematoma (bekas pengambilan darah pada lipatan siku tangan kanan atau tanda korban sebelumnya sempat check up dan periksa darah ).
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hasil yang sama juga dari pemeriksaan medis di RSU Bangli, pada pukul 18.30 Wita. Tidak ada tanda-tanda telah terjadi kekerasan. Kesimpulannya, korban diduga meninggal dunia karena kondisinya memburuk saat mengemudikan mobil.
Kanitreskrim Polsek Kintamani AKP Dewa Gede Oka, seizin Kapolsek Kompol I Gede Sumena, membenarkan hal tersebut. “Dari hasil pemeriksaan nihil, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Korban diduga kuat meninggal karena sakit,” ujar AKP Dewa Gede Oka, Minggu (22/1). Dijelaskan Kanitreskrim, dari koordinasi dan pengakuan I Komang Jero Artayasa, 23, anak korban, almarhum Made Wirya sebelumnya memang mengeluh merasa panas dingin dan sering mengeluh kesemutan. Korban juga diketahui punya riwayat penyakit hipertensi dan pembengkakan pada kaki. Rabu (18/1) korban disebut sempat check up di sebuah puskemas di Kedewatan, Ubud.
Sebelum ditemukan meninggal, Sabtu (21/1) sekitar pukul 07.00 Wita korban berangkat dari rumahnya ke Kedewatan, Ubud, menuju SMPN 1 Kintamani tempatnya bertugas sebagai guru. Tujuannya untuk persembahyangan Hari Raya Saraswati. Karena itulah korban mengenakan pakaian adat.
Jenazah korban sudah dipulangkan ke rumah duka di Kedewatan, Ubud, Gianyar. Pihak keluarga, menurut AKP Dewa Gede Oka, sudah mengikhlaskan meninggalnya korban sebagai musibah, sehingga tidak mengizinkan dilakukan otopsi.
Kepala SMPN 1 Kintamani I Wayan Ariana tak berhasil diminta konfirmasinya terkait meninggalnya salah seorang guru setempat. Ponselnya menunjukkan nada sambung namun tidak ada jawaban. Demikian juga ketika dikonfirmasi via SMS, tidak ada balasan. * k17
Diduga karena kondisi kesehatan memburuk, I Made Wirya, seorang guru asal Banjar/Desa Kedewatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, meninggal di dalam mobil. Kejadiannya pada Sabtu (21/1) antara pukul 15.00-16.00 Wita di jalan raya Kintamani – Denpasar, tepatnya di jalan Banjar Peludu, Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani. Saat ditemukan, korban mengenakan pakaian adat sembahyang.
Peristiwa terungkap setelah I Wayan Suardana, 21, seorang warga Banjar/Desa Bayung Gede, Kecamatan Kintamani, curiga sebuah mobil KIA Picanto terparkir dengan pengemudi yang terlihat lemas di depan setir. Dari keterangan Polsek Kintamani, Suardana yang melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kintamani. Pasalnya, Suardana curiga dan menduga telah terjadi sesuatu dengan orang di dalam mobil.
Personel Polsek Kintamani dan Tim Buser dari Polres Bangli, langsung meluncur ke TKP, begitu mendapat laporan warga. Hasil pengecekan di TKP, korban ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Korban ditemukan dalam kondisi mengemudi. Sedang mobil dalam keadaan terparkir persneling netral, kunci kontak masih nyala atau on. Kaca bagian kiri dan kanan depan terbuka. Selain pakaian sembahyang lengkap, saat ditemukan korban mengenakan sabuk pengaman (seat belt).
Barang bukti lain yang ditemukan di dalam mobil, sebuah tas hitam berisi kartu identitas , buku tabungan, 2 bungkus nasi, BPKB, dan STNK sepeda motor. Kemudian 2 buah ponsel/HP, uang sejumlah Rp 173.000 ditemukan pada saku korban, sebuah jam tangan merek Harley Davidson dikenakan korban.
Selanjutnya korban diangkut ke Puskesmas VI Kintamani untuk pemeriksaan dipimpin dr Ni Wayan Gunasri. Hasil pemeriksaan medis, kondisi mayat dalam keadaan mata tertutup, lidah tergigit, dari kemaluan mengeluarkan air mani, ada bekas hematoma (bekas pengambilan darah pada lipatan siku tangan kanan atau tanda korban sebelumnya sempat check up dan periksa darah ).
Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Hasil yang sama juga dari pemeriksaan medis di RSU Bangli, pada pukul 18.30 Wita. Tidak ada tanda-tanda telah terjadi kekerasan. Kesimpulannya, korban diduga meninggal dunia karena kondisinya memburuk saat mengemudikan mobil.
Kanitreskrim Polsek Kintamani AKP Dewa Gede Oka, seizin Kapolsek Kompol I Gede Sumena, membenarkan hal tersebut. “Dari hasil pemeriksaan nihil, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Korban diduga kuat meninggal karena sakit,” ujar AKP Dewa Gede Oka, Minggu (22/1). Dijelaskan Kanitreskrim, dari koordinasi dan pengakuan I Komang Jero Artayasa, 23, anak korban, almarhum Made Wirya sebelumnya memang mengeluh merasa panas dingin dan sering mengeluh kesemutan. Korban juga diketahui punya riwayat penyakit hipertensi dan pembengkakan pada kaki. Rabu (18/1) korban disebut sempat check up di sebuah puskemas di Kedewatan, Ubud.
Sebelum ditemukan meninggal, Sabtu (21/1) sekitar pukul 07.00 Wita korban berangkat dari rumahnya ke Kedewatan, Ubud, menuju SMPN 1 Kintamani tempatnya bertugas sebagai guru. Tujuannya untuk persembahyangan Hari Raya Saraswati. Karena itulah korban mengenakan pakaian adat.
Jenazah korban sudah dipulangkan ke rumah duka di Kedewatan, Ubud, Gianyar. Pihak keluarga, menurut AKP Dewa Gede Oka, sudah mengikhlaskan meninggalnya korban sebagai musibah, sehingga tidak mengizinkan dilakukan otopsi.
Kepala SMPN 1 Kintamani I Wayan Ariana tak berhasil diminta konfirmasinya terkait meninggalnya salah seorang guru setempat. Ponselnya menunjukkan nada sambung namun tidak ada jawaban. Demikian juga ketika dikonfirmasi via SMS, tidak ada balasan. * k17
Komentar