Jembatan Batuagung Ganjih, Warga Was-was
Karena beban jembatan kian tinggi karena arus lalu lintas di atas jembatan makin padat.
NEGARA, NusaBali
Jembatan penghubung Banjar Anyar - Banjar Taman di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Jembrana, salah satu jembatan tua di Jembrana. Warga yang melintas was-was karena kondisi fisik jembatan sudah melengkung dan ganjih (rentan ambruk).
Kekhawatiran warga beralasan. Karena beban jembatan kian tinggi karena arus lalu lintas di atas jembatan makin padat. Informasi warga sekitar, jembatan tersebut sebelumnya dibangun pemerintah sekitar tahun 1990. Konstruksi pembangunan jembatan yang sejatinya cukup panjang ini, masih menggunakan konstruksi lama. Di mana untuk menahan beban kendaraan, hanya mengandalkan landasan besi tanpa ada tiang penyangga di tengah jembatan. "Kalau diperhatikan dari bawah, kondisi fisiknya sudah agak melengkung. Kalau ada truk lewat terasa bergetar" ujar salah sorang warga setempat, Kamis (7/10).
Untuk diketahui, saat Jembatan Tukadaya di Jalan Nasional Denpasar – Gilimanuk, putus tahun 2016 lalu, arus kendaraan dari arah Denpasar - Gilimanuk dialihkan ke jembatan yang berada di jalan kabupaten ini. Saat itu, landasan bawah jembatan penghubung Banjar Anyar - Banjar Taman ini tampak semakin melengkung.
Di samping itu, kini aspal di jembatan ini sudah dalam kondisi rusak. Termasuk tiang pengaman pada sisi utara jembatan ini tampak rusak karena sempat ditabrak kendaraan. "Kalau jalan dan tiangnya sudah sempat beberapa kali rusak dan diperbaiki. Tetapi perbaikan jembatan belum ada," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Kade Subamia mengatakan, sebenarnya pada tahun 2020, sudah sempat ada rencana mengganti jembatan penghubung Banjar Anyar - Banjar Taman di Desa Batuagung itu. Di mana untuk rencana membangun jembatan tersebut sempat dianggarkan senilai Rp 1,6 miliar dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali. "Sudah sempat dianggarkan. Tetapi karena pandemi, BKK Provinsi Bali tahun lalu ditarik," ujarnya.
Menurut Subamia, dari pihak dinas tetap berusaha mengusulkan pembangunan jembatan untuk mengganti jembatan tua yang sudah tidak refresentatif itu. Terlebih dengan kepadatan arus lalu lintas saat ini. "Memang kondisinya sudah termasuk mengkhawatirkan. Karena jembatan lama, lebar badan jembatannya juga sempit. Makanya juga sering ada kendaraan menabrak railing (pagar pengaman jembatan, red) di sana. Untuk perbaikan, kami tetap berusaha ajukan ke Provinsi," ucapnya.
Subamia mengatakan, khusus untuk perbaikan railing di jembatan itu, tetap akan berusaha diperbaiki kabupaten. Begitu juga untuk perbaikan kerusakan landasan aspal jalan di jalan tersebut, sudah include dengan perbaikan ruas jalan Batuagung - Pancaseming di Desa Batuagung yang telah berusaha diusulkan ke dalam usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 yang diajukan tahun 2021 ini. "Sebarnya kami berharap agar bisa jembatan yang diperbaiki dulu. Tetapi karena kami juga tidak tahu kapan jembatannya diperbaiki, kami tetap upayakan perbaiki dulu railingnya," ujarnya.*ode
Kekhawatiran warga beralasan. Karena beban jembatan kian tinggi karena arus lalu lintas di atas jembatan makin padat. Informasi warga sekitar, jembatan tersebut sebelumnya dibangun pemerintah sekitar tahun 1990. Konstruksi pembangunan jembatan yang sejatinya cukup panjang ini, masih menggunakan konstruksi lama. Di mana untuk menahan beban kendaraan, hanya mengandalkan landasan besi tanpa ada tiang penyangga di tengah jembatan. "Kalau diperhatikan dari bawah, kondisi fisiknya sudah agak melengkung. Kalau ada truk lewat terasa bergetar" ujar salah sorang warga setempat, Kamis (7/10).
Untuk diketahui, saat Jembatan Tukadaya di Jalan Nasional Denpasar – Gilimanuk, putus tahun 2016 lalu, arus kendaraan dari arah Denpasar - Gilimanuk dialihkan ke jembatan yang berada di jalan kabupaten ini. Saat itu, landasan bawah jembatan penghubung Banjar Anyar - Banjar Taman ini tampak semakin melengkung.
Di samping itu, kini aspal di jembatan ini sudah dalam kondisi rusak. Termasuk tiang pengaman pada sisi utara jembatan ini tampak rusak karena sempat ditabrak kendaraan. "Kalau jalan dan tiangnya sudah sempat beberapa kali rusak dan diperbaiki. Tetapi perbaikan jembatan belum ada," ujarnya.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana I Kade Subamia mengatakan, sebenarnya pada tahun 2020, sudah sempat ada rencana mengganti jembatan penghubung Banjar Anyar - Banjar Taman di Desa Batuagung itu. Di mana untuk rencana membangun jembatan tersebut sempat dianggarkan senilai Rp 1,6 miliar dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Provinsi Bali. "Sudah sempat dianggarkan. Tetapi karena pandemi, BKK Provinsi Bali tahun lalu ditarik," ujarnya.
Menurut Subamia, dari pihak dinas tetap berusaha mengusulkan pembangunan jembatan untuk mengganti jembatan tua yang sudah tidak refresentatif itu. Terlebih dengan kepadatan arus lalu lintas saat ini. "Memang kondisinya sudah termasuk mengkhawatirkan. Karena jembatan lama, lebar badan jembatannya juga sempit. Makanya juga sering ada kendaraan menabrak railing (pagar pengaman jembatan, red) di sana. Untuk perbaikan, kami tetap berusaha ajukan ke Provinsi," ucapnya.
Subamia mengatakan, khusus untuk perbaikan railing di jembatan itu, tetap akan berusaha diperbaiki kabupaten. Begitu juga untuk perbaikan kerusakan landasan aspal jalan di jalan tersebut, sudah include dengan perbaikan ruas jalan Batuagung - Pancaseming di Desa Batuagung yang telah berusaha diusulkan ke dalam usulan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 yang diajukan tahun 2021 ini. "Sebarnya kami berharap agar bisa jembatan yang diperbaiki dulu. Tetapi karena kami juga tidak tahu kapan jembatannya diperbaiki, kami tetap upayakan perbaiki dulu railingnya," ujarnya.*ode
Komentar