Depak Sulsel, Desak Sriartha cs Hadapi Jatim dalam Perebutan Medali Emas
Tim Basket 5x5 Putri Bali Bukukan Sejarah, Lolos ke Babak Final PON XX 2020 di Papua
8 dari 9 pemain andalan tim basket 5x5 putri Bali dalam PON XX 2020 asal satu klub yakni Merpati Bali, sehingga benar-benar kompak. Para pemain sudah tergabung di klub tersebut sejak usia 13 tahun dan terbiasa ikut Liga Basket Nasional
JAYAPURA, NusaBali
Tim basket 5x5 putri Bali berhasil mengukir sejarah lolos babak final pesta olahraga multi event empat tahunan nasional PON XX 2020 di Papua. Ini setelah Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi cs sukses mengalahkan Sulawesi Selatan dengan skor 52-41 dalam tarung semifinal di GOR Basket Mimika Sport Center, Papua, Kamis (7/10). Tim putri Bali pun berhak memperebutkan medali emas dengan meng-hadapi Jawa Timur di babak final, Sabtu (9/10) besok.
Menghadapi Sulawesi Selatan (Sulsel) di babak semifinal, Kamis kemarin, tim basket putri Bali menurunkan Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi, Ni Putu Liana Febiananda, Mita Istinawati, Made Dita Pramesti Sandradewi, dan Kadek Sanis Jisanchegi sebagai line up starter. Sedangkan pemain cadangan terdiri dari Putu Tiana Widiastari, Ni Made Hilda Meira, Made Arina Dwi Prabayanti, dan Andi Adlina Nabila Madjid.
Dari 9 pemain tersebut, 8 orang di antaranya asal Klub Basket Merpati Bali, yang sudah terbiasa bermain di Liga Basket Nasional. Satu-satunya yang dari luar klub Merpati Bali adalah Ni Made Hilda Meira, yang saat ini masih berstatus tanpa klub. Kebersamaan dalam satu klub ikut mendongkrak kekompakan tim Bali.
Namun, perjuangan tim putri Bali untuk menyingkirkan Sulsel di semifinal kemarin, tidaklah mudah. Bahkan, Bali sempat keteteran di quarter awal. Pada quarter pertama, Bali langsung tertinggal jauh 6-15 dari Sulsel. Barulah pada quarter kedua Desak Made Sriartha cs bangkat dan bahkan membalikkan keadaan menjadi unggul 21-16.
Di quarter ketiga, Bali tetap mampu menjaga keunggulan 37-33. Bali akhirnya mengunci kemenangan 52-41 di kuarter keempat. Dalam pertandingan semifinal tersebut, Mita Istinawati tampil sebsagai bintang tim Bali, dengan menyumbang 20 poin atau hampir 50 persen dari angka kemenangan.
Disusul kemudian Ni Putu Eka Liana Febiananda dengan sumbangan 14 poin untuk tim Bali. Putu Eka Febinana dengan postur tubuhnya setinggi 184 cm, amat diandalkan memenangkan duel bola atas. Sedangkan tinggi badan pemain Bali lainnya berkisar 170-176 cm.
Sejak awal bergulirnya pertandingan cabang basket PON XX 2020 di Papua, tim putri Bali tampil trengginas. Pada partai pertama penyisihan Pool X, Kamis (30/9) lalu, putri Bali langsung melumat tim tangguh Jawa Barat dengan skor 56-47. Di partai kedua penyisihan, Minggu (3/10), putri Bali kembali menggasak Jawa Tengah dengan skor telak 51-30.
Sayangnya, pada pertandingan ketiga sehari kemudian, Senin (4/10), putri Bali dipecundangi Jawa Timur dengan skor telak 30-51. Untungnya, Bali tetap lolos ke babak semifinal selaku runner-up Pool X, sementara Jawa Timur lolos selaku juara Pool X. Nah, di babak semifinal kemarin, tim asuhan pelatih kepala Muflih Parhan dengan asisten Kadek Darmawan sempat mendapat perlawanan keras dari Sulsel yang berstatus juara Pool Y. Namun, tim Bali sukses mengatasi lawannya hingga lolos ke partai puncak untuk memperebutkan medali emas melawan Jawa Timur (Jatim).
Jawa Timur sendiri lolos ke partai puncak, setelah di babak semifinal kemarin sukses mendepak DKI Jakarta (runner-up Pool Y) dengan skor telak 71-47. Jadi, pertemuan dengan Jawa Timur (Jatim) di final nanti merupakan kesempatan bagi Bali untuk melunasi utang kekalahan di penyisihan pool dan sekaligus incar medali emas.
Tapi, apa pun hasil partai final lawan Jatim besok, tim basket putri sudah mengukir sejarah. Sebab, inilah untuk kali pertama sepanjang sejarah pesta olahraga multievent PON yang sudah bergulir sejak tahun 1948 tim basket Bali mampu tembus babak final. Artinya, minimal medali perak sudah di tangan. Prestasi terbaik basket Bali sebelumnya adalah pada PON XIII 1993 di Jakarta, ketika tim putra sabet medali perunggu.
Pelatih Muflih Parhan menyatakan bangga atas perjuangan tim putri Bali, hingga buat kali pertama berhasil lolos ke babak final basket PON. Menurut Parhan, ini merupakan buah perjuangan panjang, di mana para pemain sudah tergabung dalam satu tim di klub Merpati Bali sejak mereka berusia 13 tahun. “Waktu itu, para pemain sering berlatih bersama untuk turun di ajang Kejurnas," tegas Parhan yang juga asisten pelatih klub Merpati Bali, di Jayapura kemarin.
Parhan menyebutkan, 8 dari 9 pemain yang turun di PON XX 2020 ini juga merupakan pemain andalan klub Merpati Bali dan sudah terbiasa berkompetisi di Liga Basket Nasional atau Srikandi Cup. “Jadi, chemistry antar pemain sudah terjalin dengan bagus. Ini prosesnya panjang hingga bisa berprestasi tembus final PON XX 2021,” terang Parhan.
Parhan pun berharap keberhasilan tim putri tembus babak final PON XX 2020 ini bisa dijadikan momentum kebangkitan basket di Bali di level nasional. Khusus menghadapi Jatim di final nanti, masih ada waktu bagi pemain untuk recovery. Bali akan tampil habis-habisan untuk bisa membalas Jatim. "Di Final nanti, pemain pasti akan all out untuk balik kalahkan Jatim dan sekaligus raih medali emas,” katanya.
Versi Parhan, saat menghadapi Jatim di babak penyisihan, tim Bali tidak diuntungkan dari sisi jadwal. Sebab, tim Bali sebelumnya menghadapi Jateng, 3 Oktober 2021 malam pukul 22.00 Wita. Pemain baru biusa tidur, 4 Oktober 2021 dinihari pukul 01.00 Wita. Kemudian, siangnya mereka langsung menghadapi Jatim yang dalam kondisi fresh. Hasilnya, Bali kalah telak 30-51. Parhan sendiri mengaku sudah tahu cara menghentikan Jatim di babak final nanti.
Paparan hampir senada juga disampaikan Manajer Tim Basket Putri Bali, Dedy Setiawan. Dia merasa yakin Desak Made Sriartha cs mampu membendung Jatim di final besok. "Secara teknis-taktis, tidak ada perbedaan yang signifikan, kualitas kedua tim sama. Peluang untuk jadi juara juga sama," tegas Dedy Setiawan.
Sementara itu, Kapten Tim Basket Putri Bali, Desak Made Sriartha Kusuma Dewi, merasa sangat bersyukur bisa mengalahkan Sulsel untuk tembus babak final. Bahkan, kata dia, pemain Bali ada yang sampai menangis karena bahagia dan senang bisa masuk final.
"Kami tampil ngotot sepanjang pertandingan untuk meraih kemenangan. Hasilnya, kami menang atas Sulsel. Ini membuktikan kami bisa berprestasi di PON XX 2020 Papua," tutur pemain berusia 23 tahun kelahiran 20 November 1998 asal Banjar Sengguan Kangin, Desa Tugu, Kecamatan Gianyar ini kepada NusaBali di Jayapura, Kamis kemarin.
Menghadapi Jatim di final nanti, Desak Sriartha menilai lawannya itu sebagai tim tangguh di mana semua pemainnya bagus. "Jadi, kita harus fokus mencapai target medali emas. Di final nanti, jangan sampai kita bermain kendor melawan Jatim, dengan tetap gembira dalam permainan,” jelas pemain dengan tinggi badan 172 cm yang menjadi andalam Tim Nasional Basket 3x3 Putri dalam SEA Games 2019 di Filipina ini. *dek
Menghadapi Sulawesi Selatan (Sulsel) di babak semifinal, Kamis kemarin, tim basket putri Bali menurunkan Dewa Ayu Made Sriartha Kusuma Dewi, Ni Putu Liana Febiananda, Mita Istinawati, Made Dita Pramesti Sandradewi, dan Kadek Sanis Jisanchegi sebagai line up starter. Sedangkan pemain cadangan terdiri dari Putu Tiana Widiastari, Ni Made Hilda Meira, Made Arina Dwi Prabayanti, dan Andi Adlina Nabila Madjid.
Dari 9 pemain tersebut, 8 orang di antaranya asal Klub Basket Merpati Bali, yang sudah terbiasa bermain di Liga Basket Nasional. Satu-satunya yang dari luar klub Merpati Bali adalah Ni Made Hilda Meira, yang saat ini masih berstatus tanpa klub. Kebersamaan dalam satu klub ikut mendongkrak kekompakan tim Bali.
Namun, perjuangan tim putri Bali untuk menyingkirkan Sulsel di semifinal kemarin, tidaklah mudah. Bahkan, Bali sempat keteteran di quarter awal. Pada quarter pertama, Bali langsung tertinggal jauh 6-15 dari Sulsel. Barulah pada quarter kedua Desak Made Sriartha cs bangkat dan bahkan membalikkan keadaan menjadi unggul 21-16.
Di quarter ketiga, Bali tetap mampu menjaga keunggulan 37-33. Bali akhirnya mengunci kemenangan 52-41 di kuarter keempat. Dalam pertandingan semifinal tersebut, Mita Istinawati tampil sebsagai bintang tim Bali, dengan menyumbang 20 poin atau hampir 50 persen dari angka kemenangan.
Disusul kemudian Ni Putu Eka Liana Febiananda dengan sumbangan 14 poin untuk tim Bali. Putu Eka Febinana dengan postur tubuhnya setinggi 184 cm, amat diandalkan memenangkan duel bola atas. Sedangkan tinggi badan pemain Bali lainnya berkisar 170-176 cm.
Sejak awal bergulirnya pertandingan cabang basket PON XX 2020 di Papua, tim putri Bali tampil trengginas. Pada partai pertama penyisihan Pool X, Kamis (30/9) lalu, putri Bali langsung melumat tim tangguh Jawa Barat dengan skor 56-47. Di partai kedua penyisihan, Minggu (3/10), putri Bali kembali menggasak Jawa Tengah dengan skor telak 51-30.
Sayangnya, pada pertandingan ketiga sehari kemudian, Senin (4/10), putri Bali dipecundangi Jawa Timur dengan skor telak 30-51. Untungnya, Bali tetap lolos ke babak semifinal selaku runner-up Pool X, sementara Jawa Timur lolos selaku juara Pool X. Nah, di babak semifinal kemarin, tim asuhan pelatih kepala Muflih Parhan dengan asisten Kadek Darmawan sempat mendapat perlawanan keras dari Sulsel yang berstatus juara Pool Y. Namun, tim Bali sukses mengatasi lawannya hingga lolos ke partai puncak untuk memperebutkan medali emas melawan Jawa Timur (Jatim).
Jawa Timur sendiri lolos ke partai puncak, setelah di babak semifinal kemarin sukses mendepak DKI Jakarta (runner-up Pool Y) dengan skor telak 71-47. Jadi, pertemuan dengan Jawa Timur (Jatim) di final nanti merupakan kesempatan bagi Bali untuk melunasi utang kekalahan di penyisihan pool dan sekaligus incar medali emas.
Tapi, apa pun hasil partai final lawan Jatim besok, tim basket putri sudah mengukir sejarah. Sebab, inilah untuk kali pertama sepanjang sejarah pesta olahraga multievent PON yang sudah bergulir sejak tahun 1948 tim basket Bali mampu tembus babak final. Artinya, minimal medali perak sudah di tangan. Prestasi terbaik basket Bali sebelumnya adalah pada PON XIII 1993 di Jakarta, ketika tim putra sabet medali perunggu.
Pelatih Muflih Parhan menyatakan bangga atas perjuangan tim putri Bali, hingga buat kali pertama berhasil lolos ke babak final basket PON. Menurut Parhan, ini merupakan buah perjuangan panjang, di mana para pemain sudah tergabung dalam satu tim di klub Merpati Bali sejak mereka berusia 13 tahun. “Waktu itu, para pemain sering berlatih bersama untuk turun di ajang Kejurnas," tegas Parhan yang juga asisten pelatih klub Merpati Bali, di Jayapura kemarin.
Parhan menyebutkan, 8 dari 9 pemain yang turun di PON XX 2020 ini juga merupakan pemain andalan klub Merpati Bali dan sudah terbiasa berkompetisi di Liga Basket Nasional atau Srikandi Cup. “Jadi, chemistry antar pemain sudah terjalin dengan bagus. Ini prosesnya panjang hingga bisa berprestasi tembus final PON XX 2021,” terang Parhan.
Parhan pun berharap keberhasilan tim putri tembus babak final PON XX 2020 ini bisa dijadikan momentum kebangkitan basket di Bali di level nasional. Khusus menghadapi Jatim di final nanti, masih ada waktu bagi pemain untuk recovery. Bali akan tampil habis-habisan untuk bisa membalas Jatim. "Di Final nanti, pemain pasti akan all out untuk balik kalahkan Jatim dan sekaligus raih medali emas,” katanya.
Versi Parhan, saat menghadapi Jatim di babak penyisihan, tim Bali tidak diuntungkan dari sisi jadwal. Sebab, tim Bali sebelumnya menghadapi Jateng, 3 Oktober 2021 malam pukul 22.00 Wita. Pemain baru biusa tidur, 4 Oktober 2021 dinihari pukul 01.00 Wita. Kemudian, siangnya mereka langsung menghadapi Jatim yang dalam kondisi fresh. Hasilnya, Bali kalah telak 30-51. Parhan sendiri mengaku sudah tahu cara menghentikan Jatim di babak final nanti.
Paparan hampir senada juga disampaikan Manajer Tim Basket Putri Bali, Dedy Setiawan. Dia merasa yakin Desak Made Sriartha cs mampu membendung Jatim di final besok. "Secara teknis-taktis, tidak ada perbedaan yang signifikan, kualitas kedua tim sama. Peluang untuk jadi juara juga sama," tegas Dedy Setiawan.
Sementara itu, Kapten Tim Basket Putri Bali, Desak Made Sriartha Kusuma Dewi, merasa sangat bersyukur bisa mengalahkan Sulsel untuk tembus babak final. Bahkan, kata dia, pemain Bali ada yang sampai menangis karena bahagia dan senang bisa masuk final.
"Kami tampil ngotot sepanjang pertandingan untuk meraih kemenangan. Hasilnya, kami menang atas Sulsel. Ini membuktikan kami bisa berprestasi di PON XX 2020 Papua," tutur pemain berusia 23 tahun kelahiran 20 November 1998 asal Banjar Sengguan Kangin, Desa Tugu, Kecamatan Gianyar ini kepada NusaBali di Jayapura, Kamis kemarin.
Menghadapi Jatim di final nanti, Desak Sriartha menilai lawannya itu sebagai tim tangguh di mana semua pemainnya bagus. "Jadi, kita harus fokus mencapai target medali emas. Di final nanti, jangan sampai kita bermain kendor melawan Jatim, dengan tetap gembira dalam permainan,” jelas pemain dengan tinggi badan 172 cm yang menjadi andalam Tim Nasional Basket 3x3 Putri dalam SEA Games 2019 di Filipina ini. *dek
1
Komentar