Dinas LHK Tangani Abrasi di Pantai Kuta
Kerahkan Satu Uni Alat Berat untuk Meratakan Pasir
Untuk abrasi di titik yang lain, terutama di depan setra belum ditangani. Sebab penanganan butuh dana yang besar.
MANGUPURA, NusaBali
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung, mengerahkan alat berat tangani abrasi di objek wisata Pantai Kuta, Jumat (8/10) pagi. Meski tidak secara menyeluruh, penanganan tersebut bertujuan agar area yang tampak compang-camping terlihat bagus.
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas LHK Badung AA Gede Agung Dalam, mengatakan penanganan areal yang terdampak abrasi hanya di dua titik, yakni di pos Satgas Pantai dan Balawista serta di selatan Kartika Plaza. Penananganan sifatnya hanya meratakan gundukan pasir dan yang meluber ke jalan setapak. “Kami hanya meratakan saja supaya tidak mengganggu,” kata Gung Dalem.
Menurut dia, untuk abrasi di titik yang lain, terutama di depan setra belum tersentuh sama sekali. Sebab, penanganan butuh dana yang besar, apalagi pihaknya hanya mengerahkan satu unit alat berat. “Kalau penanganan itu butuh biaya. Makanya tadi cukup di dua lokasi itu saja. Itu pun hanya meratakan pasir yang meluber ke jalan paving pinggir pantai serta gundukan-gundukan kecil saja,” beber birokrat asal Klungkung itu.
Terpisah, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, membenarkan adanya penanganan yang dilakukan Dinas LHK Badung. “Iya sudah ada penanganan. Tapi itu bukan penanganan menyeluruh,” katanya.
Meski tidak menyeluruh, Wasista mengapresiasi upaya yang dilakukan Dinas LHK Badung, hal ini semata untuk menjaga estetika kawasan. Dengan demikian, pengunjung yang datang ke Pantai Kuta tidak disuguhkan dengan kondisi pantai yang terkikis abrasi.
Untuk kondisi yang paling parah mengalami abrasi, salah satunya di depan setra masih seperti dulu dan belum ada penanganan. “Kalau (penanganan berskala besar, Red) dikerjakan oleh BWS Bali-Penida. Sejauh ini belum ada kejelasan kapan di mulainya,” kata Wasista.
Untuk diketahui, Desa Adat Kuta sebetulnya sudah menyediakan sejumlah lahan milik desa sebagai lokasi penampungan pasir. Lokasi tersebut masing-masing di Pantai Jerman, Pantai Kuta, dan di Jalan Bakung Sari. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu realisasi pengerjaan yang direncanakan pada tahun 2022 mendatang.
“Kalau permintaan untuk lahan sudah dilayangkan sebulan lalu. Saat ini belum ada aktivitas pengangkutan pasir, karena masih menunggu alat berat. Ya, mudah-mudahan tahun depan sudah mulai digarap,” harap Wasista.
Sebelumnya, Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air, BWS Bali-Penida I Made Denny Setya Wijaya, mengaku untuk penanganan Pantai Kuta masih dalam tahap desain, sehingga dipastikan pengerjaan tidak dalam waktu dekat. Apalagi, setelah desain akan dilanjutkan dengan tender. “Semoga tahun depan bisa tender dan mulai pengerjaan,” katanya. *dar
Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dinas LHK Badung AA Gede Agung Dalam, mengatakan penanganan areal yang terdampak abrasi hanya di dua titik, yakni di pos Satgas Pantai dan Balawista serta di selatan Kartika Plaza. Penananganan sifatnya hanya meratakan gundukan pasir dan yang meluber ke jalan setapak. “Kami hanya meratakan saja supaya tidak mengganggu,” kata Gung Dalem.
Menurut dia, untuk abrasi di titik yang lain, terutama di depan setra belum tersentuh sama sekali. Sebab, penanganan butuh dana yang besar, apalagi pihaknya hanya mengerahkan satu unit alat berat. “Kalau penanganan itu butuh biaya. Makanya tadi cukup di dua lokasi itu saja. Itu pun hanya meratakan pasir yang meluber ke jalan paving pinggir pantai serta gundukan-gundukan kecil saja,” beber birokrat asal Klungkung itu.
Terpisah, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, membenarkan adanya penanganan yang dilakukan Dinas LHK Badung. “Iya sudah ada penanganan. Tapi itu bukan penanganan menyeluruh,” katanya.
Meski tidak menyeluruh, Wasista mengapresiasi upaya yang dilakukan Dinas LHK Badung, hal ini semata untuk menjaga estetika kawasan. Dengan demikian, pengunjung yang datang ke Pantai Kuta tidak disuguhkan dengan kondisi pantai yang terkikis abrasi.
Untuk kondisi yang paling parah mengalami abrasi, salah satunya di depan setra masih seperti dulu dan belum ada penanganan. “Kalau (penanganan berskala besar, Red) dikerjakan oleh BWS Bali-Penida. Sejauh ini belum ada kejelasan kapan di mulainya,” kata Wasista.
Untuk diketahui, Desa Adat Kuta sebetulnya sudah menyediakan sejumlah lahan milik desa sebagai lokasi penampungan pasir. Lokasi tersebut masing-masing di Pantai Jerman, Pantai Kuta, dan di Jalan Bakung Sari. Saat ini, pihaknya tinggal menunggu realisasi pengerjaan yang direncanakan pada tahun 2022 mendatang.
“Kalau permintaan untuk lahan sudah dilayangkan sebulan lalu. Saat ini belum ada aktivitas pengangkutan pasir, karena masih menunggu alat berat. Ya, mudah-mudahan tahun depan sudah mulai digarap,” harap Wasista.
Sebelumnya, Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksana Jaringan Sumber Air, BWS Bali-Penida I Made Denny Setya Wijaya, mengaku untuk penanganan Pantai Kuta masih dalam tahap desain, sehingga dipastikan pengerjaan tidak dalam waktu dekat. Apalagi, setelah desain akan dilanjutkan dengan tender. “Semoga tahun depan bisa tender dan mulai pengerjaan,” katanya. *dar
1
Komentar