Pencak Silat Berpeluang Sumbang 7 Medali Emas
Hingga Kemarin Baru Sabet 3 Perunggu
JAYAPURA, NusaBali
Cabang olahraga beladiri pencak silat baru meraih 3 medali perunggu bagi kontingen Bali dalam PON XX 2020 di Papua, yang kini tengah berlangsung.
Cabang primadona pencak silat masih berpeluang mengincar 7 medali emas melalui kategori laga (pertarungan) dan seni. Tiga (3) medali perunggu cabang pencak silat yang direngku kontingen Bali, Minggu (10/10), semuanya dari kategori laga, masing-masing melalui Ni Made Sindi Maharani di Kelas F Putri, I Wayan Sumertayasa di Kelas H Putra, dan Cokorda Gede Kresna Wiguna Putra di Kelas I Putra. Ketiga pesilat kelas atas ini harus puas hanya kebagiuan medali perunggu, setelah mereka dipecundangi lawan-lawannya dalam laga semifinal PON XX 2020 di GOR Toware Jayapura kemarin.
Dalam laga semifinal kemarin, Ni Made Sindi yang semua diandalkan untuk incar medali emas Kelas F Putri, harus mengakui keunggulan pesilat Sumatra Barat, Fransisca. Sedangkan I Wayan Sumertayasa dikalahkan pesilat andalan Jawa Barat, Eka Yulianto. Sebaliknya, Cokorda Gede Kresna Wiguna Putra dikalahkan pesilat Kalimantan Timur, Hendra.
"Ketiga pesilat andalan kita yang tampil di semifinal hari ini (kemarin), semuanya menderita kekalahan. Mereka harus puas dengan medali perunggu," ujar pelatih pencak silat Bali, I Gusti Made Semarajaya, di Jayapura, Minggu kemarin.
Kendati trio Ni Made Sindi, I Wayan Sumertayasa, dan Cok Kresna Wiguna gagal jadi jawara, Bali masih berpeluang sabet 7 medali emas dari cabang pencak silat, yang selama ini menjadi ladang medali dalam PON ke PON. Dua di antaranya lewat kategori laga, setelah pesilat nasional Komang Harik Adi Putra dan I Kadek Wahyu Rihatana memastikan tiket ke babak final di kelasnya masing-masing.
Komang Harik Adi Putra yang merupakan pesilat juara dunia 2018, juara Asian Games 2019, dan juara SEA Games 2019, lolos ke babak final Kelas E (70-75 Kg) putra, setelah dalam tarung semifinal, Sabtu (9/10) lalu, sukses mengalahkan andalan Sumatra Selatan, Alfin Massais. Sedangkan I Kadek Wahyu Rihartana Giri lolos ke babak final Kelas G (75-80 Kg) Putra, setelah di semifinal berhasil mengalahkan pesilat andalan Sumatra Selatan lainnya, M Johan.
Dalam babak final yang akan digelar di Jayapura, Selasa (12/10) besok, Komang Harik Adi Putra akan menghadapi pesilat andalah Jawa Barat, Paksi Ghifari, untuk memperebutkan medali emas. Sedangkan Kadek Wahyu Rihartana akan berebut medali emas di babak final, dengan menghadapi pesilat Jawa Barat lainnya, Igi Rangga.
Selain peluang 2 medali emas kategori laga, tim pencak silat Bali juga berpeluang incar 5 medali emas dari kategori seni, yang akan diperebutkan Senin (11/10) ini, setelah meloloskan pesilat andalannya ke babak final di 5 nomor. Pertama, pesilar I Kadek Febrinata, yang lolos ke babak final seni tunggal putra. Kedua, Ni Kadek Astini yang lolos ke babak final seni tunggal putri.
Ketiga, pasangan I Putu Anom Wiraguna/I Made Dwi Surya Adnyana yang lolos ke babak final seni ganda putra. Keempat, pasangan Putu Cincin Citra Dewi/Ni Made Mega Sri Wahyuni yang lolos ke babak final seni ganda putri. Kelima, kuartet Putu Yudi Surya Pratama, Made Ananta Pradnya, I Kadek Adi Santosa, dan I Kadek Adi Santosa yang lolos ke babak final seni beregu putra.
"Tumpuan harapan kita meraih medali emas lebih banyak di kategori seni. Tapi, untuk kategori laga juga saya harapkan dapat mengamankan 2 medali emas melaui Komang Harik Adi Putra dan Kadek Wahyu Rihartana yang telah lolos ke babak final,” ujar pelatih IGM Semarajaya.
Khusus untuk kategori laga, kata Semarajaya, harapan besar ada pada Komang Harik Adi Putra, yang merupakan pesilat terbaik nasional di Kelas E Putra saat ini. Komang Harik adalah pemegang medali emas PON XIX 2016 di Jawa Barat. Selain itu, pesilat berusia 27 tahun kelahiran Denpasar, 14 Oktober 1994, ini juga pemegang medali emas Asian Games 2018 di Jakarta dan SEA Games 2019 di Filipina.
Komang Harik sendiri berjanji akan bertarung habis-habisan untuk bisa mempertahankan medali emas Kelas E yang direbutkan pada PON XIX 2016 lalu. "Lawan saya di babak final nanti adalah Paksi Ghifari dari Jawa Barat. Saya akan berusaha maksimal untuk kembali sabet emas buatr kontingen Bali,” jelas Komang Harik, yang juga sabet gelar juara dalkam Kejuaraan Dunia 2018 di Singapura.
Sementara itu, Kadek Wahyu Rihartana juga mengaku siap all out di babak final besok. Menurut Pesilat berusia 24 tahun ini, tembus babak final merupakan surprise, karena dirinya tidak diunggulkan. Menghadapi M Johan dalam tarung final Kelas G nanti, Kadek Wahyu juga kurang diunggulkan. Pasalnya, Kadek Wahyu sempat dikalahkan pesilat andalan Jawa Barat tersebut dalam Kejurnas Pra PON XX 2020.
"Saya selalu mengevakuasi diri dalam tiap pertandingan, astunkara selalu ada hikmah positif di pertandingan selanjutnya. Saya sudah mempelajari kekuatan lawan untuk final nanti. Lawan saya itu (M Johan) dikenal memiliki teknik bantingan dan guntingan yang sangat bagus. Tapi, saya tidak gentar. Saya akan terus pancing lawan menyerang duluan, selanjutnya baru lakukan balasan yang tepat," tutur pesilat dengan tinggi badan 180 cm kelahiran 12 Juni 1997 asal Desa Batan Nyuh Kelod, Kecamatan Marga, Tabanan ini. *dek
1
Komentar