Kumpulkan Donasi untuk ODGJ, Puteri Pariwisata Indonesia Berlari 10 Kilometer
MANGUPURA, NusaBali.com - Putri Pariwisata Indonesia 2020, Jessy Silana Wongsodiharjo, berlari sejauh 10 kilometer untuk mengumpulkan donasi bagi para ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) di Pulau Bali, Minggu (10/10/2021).
Jessy mengikuti charity run bertajuk Bali Run for Hope, di mana 12 pelari berlari sejauh 50 kilometer, sementara Jessy sendiri ikut berlari pada 10 kilometer terakhir.
Bali Run for Hope mengambil start pukul 06.00 Wita dari Kota Denpasar (The Ambengan Tenten) hingga finish sekitar pukul 14.00 Wita di Pantai Melasti Ungasan.
Kegiatan ini merupakan serangkaian Bali Hope and Freedom, sebuah gerakan yang ingin mengumpulkan donasi bagi para penderita ODGJ yang tersebar di beberapa desa di Bali. Untuk itu kegiatan ini juga menggandeng Suryani Institute for Mental Health (SIMH) yang selama ini dikenal concern pada penanganan ODGJ di Bali.
Sementara para pelari yang menemani Jessy merupakan bagian dari Virtuathlon, startup aplikasi olahraga khususnya olahraga lari.
Jessy Silana Wongsodiharjo mengutarakan alasannya kenapa bersedia mengikut charity run kali ini. “Lebih banyak lagi awareness dan kesadaran dari teman-teman bahwa penyakit mental bukan penyakit yang sepele dan harus kita bantu bersama-sama,” terang Jessy.
Jessy yang terpilih sebagai Putri Pariwisata Indonesia 2020 sebagai perwakilan dari daerah Jakarta 3 mengatakan, banyak di media sosial yang mengeluh mengalami penyakit mental. Mereka biasanya mengeluh sakit mental karena menjalani isolasi mandiri di rumah ataupun karena hampir seharian di rumah saja pada masa pandemi seperti sekarang.
Dengan melihat bagaimana para ODGJ di Bali ternyata sampai dipasung oleh keluarganya, Jessy mengatakan sakit mental tidaklah sesederhana yang dikeluhkan banyak orang di medsos. “Jadi kalau kita masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, masih bisa makan, masih bisa bekerja walaupun dari rumah, itu menjadi ungkapan rasa syukur kita bahwa ternyata yang benar-benar sakit mental itu seperti apa,” kata Jessy.
Jessy pun mengajak semua pihak untuk lebih memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap penyakit mental. Ia mengatakan para penderita penyakit mental harus dibantu bersama-sama. Agar nantinya masyarakat dapat hidup berdampingan dengan mereka tanpa adanya stigma negatif.
“Kita juga mempunyai rasa syukur dalam keadaan seperti ini kita masih bisa membantu, masih bisa berbagi dengan mereka, itu adalah sebuah anugerah yang terindah,” tandas putri pariwisata berusia 24 tahun yang hobi traveling ini.
Sementara itu, salah seorang pelari yang juga termotivasi untuk membantu para penderita penyakit mental, Carla Felany, menuturkan bahwa baginya berlari bukan hanya sekadar untuk kesehatan tubuhnya ataupun menggapai prestasi pribadi. Lebih dari itu, lari baginya dapat digunakan sebagai ajang berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
Carla tidak perlu berpikir panjang untuk mengikuti charity run kali ini, meski diakuinya pada saat yang sama juga mendapat undangan mengikuti ajang lari yang menjanjikan prestasi podium. “Buat kita ini isu (kesehatan mental) yang sangat bagus,” ujar Carla yang terbiasa berlari ratusan kilometer.
Ia yakin banyak sekali orang yang berhati baik, yang kadang-kadang tidak tahu uangnya mau disumbangkan ke mana. Dan dengan suatu gerakan yang tujuannya sangat baik ini ia pun yakin bisa merangkul banyak orang untuk ikut terlibat dalam gerakan ini.
“Saya yakin dengan tujuan yang baik akan selalu dipertemukan dengan orang-orang baik pula yang nantinya semoga semakin orang tahu ada isu yang harus segera dibereskan,” tandas perempuan asal Jakarta.
Bali Run for Hope mengambil rute Denpasar (The Ambengan Tenten) melewati Jalan By Pass Ngurah Rai menuju GWK (Garuda Wisnu Kencana) lanjut ke Pantai Dreamland. Setelah beristirahat di Pantai Dreamland dilanjutkan ke Pantai Padang-Padang, Jalan Raya Uluwatu hingga finish di Pantai Melasti Ungasan.
Jessy Silana Wongsodiharjo sendiri yang berlari pada 10 kilometer terakhir memulai start dari wilayah Pecatu hingga finish di Pantai Melasti Ungasan.
Adapun total donasi yang dicapai sejauh ini sebanyak Rp 192.013.744 dari yang ditargetkan sebanyak Rp 200 juta. *adi
Bali Run for Hope mengambil start pukul 06.00 Wita dari Kota Denpasar (The Ambengan Tenten) hingga finish sekitar pukul 14.00 Wita di Pantai Melasti Ungasan.
Kegiatan ini merupakan serangkaian Bali Hope and Freedom, sebuah gerakan yang ingin mengumpulkan donasi bagi para penderita ODGJ yang tersebar di beberapa desa di Bali. Untuk itu kegiatan ini juga menggandeng Suryani Institute for Mental Health (SIMH) yang selama ini dikenal concern pada penanganan ODGJ di Bali.
Sementara para pelari yang menemani Jessy merupakan bagian dari Virtuathlon, startup aplikasi olahraga khususnya olahraga lari.
Jessy Silana Wongsodiharjo mengutarakan alasannya kenapa bersedia mengikut charity run kali ini. “Lebih banyak lagi awareness dan kesadaran dari teman-teman bahwa penyakit mental bukan penyakit yang sepele dan harus kita bantu bersama-sama,” terang Jessy.
Jessy yang terpilih sebagai Putri Pariwisata Indonesia 2020 sebagai perwakilan dari daerah Jakarta 3 mengatakan, banyak di media sosial yang mengeluh mengalami penyakit mental. Mereka biasanya mengeluh sakit mental karena menjalani isolasi mandiri di rumah ataupun karena hampir seharian di rumah saja pada masa pandemi seperti sekarang.
Dengan melihat bagaimana para ODGJ di Bali ternyata sampai dipasung oleh keluarganya, Jessy mengatakan sakit mental tidaklah sesederhana yang dikeluhkan banyak orang di medsos. “Jadi kalau kita masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, masih bisa makan, masih bisa bekerja walaupun dari rumah, itu menjadi ungkapan rasa syukur kita bahwa ternyata yang benar-benar sakit mental itu seperti apa,” kata Jessy.
Jessy pun mengajak semua pihak untuk lebih memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap penyakit mental. Ia mengatakan para penderita penyakit mental harus dibantu bersama-sama. Agar nantinya masyarakat dapat hidup berdampingan dengan mereka tanpa adanya stigma negatif.
“Kita juga mempunyai rasa syukur dalam keadaan seperti ini kita masih bisa membantu, masih bisa berbagi dengan mereka, itu adalah sebuah anugerah yang terindah,” tandas putri pariwisata berusia 24 tahun yang hobi traveling ini.
Sementara itu, salah seorang pelari yang juga termotivasi untuk membantu para penderita penyakit mental, Carla Felany, menuturkan bahwa baginya berlari bukan hanya sekadar untuk kesehatan tubuhnya ataupun menggapai prestasi pribadi. Lebih dari itu, lari baginya dapat digunakan sebagai ajang berbagi kepada orang lain yang membutuhkan.
Carla tidak perlu berpikir panjang untuk mengikuti charity run kali ini, meski diakuinya pada saat yang sama juga mendapat undangan mengikuti ajang lari yang menjanjikan prestasi podium. “Buat kita ini isu (kesehatan mental) yang sangat bagus,” ujar Carla yang terbiasa berlari ratusan kilometer.
Ia yakin banyak sekali orang yang berhati baik, yang kadang-kadang tidak tahu uangnya mau disumbangkan ke mana. Dan dengan suatu gerakan yang tujuannya sangat baik ini ia pun yakin bisa merangkul banyak orang untuk ikut terlibat dalam gerakan ini.
“Saya yakin dengan tujuan yang baik akan selalu dipertemukan dengan orang-orang baik pula yang nantinya semoga semakin orang tahu ada isu yang harus segera dibereskan,” tandas perempuan asal Jakarta.
Bali Run for Hope mengambil rute Denpasar (The Ambengan Tenten) melewati Jalan By Pass Ngurah Rai menuju GWK (Garuda Wisnu Kencana) lanjut ke Pantai Dreamland. Setelah beristirahat di Pantai Dreamland dilanjutkan ke Pantai Padang-Padang, Jalan Raya Uluwatu hingga finish di Pantai Melasti Ungasan.
Jessy Silana Wongsodiharjo sendiri yang berlari pada 10 kilometer terakhir memulai start dari wilayah Pecatu hingga finish di Pantai Melasti Ungasan.
Adapun total donasi yang dicapai sejauh ini sebanyak Rp 192.013.744 dari yang ditargetkan sebanyak Rp 200 juta. *adi
1
Komentar