Bali Sapu 4 Emas dari Tarung Derajat
Sudah Rebut 22 Emas, Bali Lampaui Prestasi PON 2016
Selain 4 medali emas dari beladiri tarung derajat, kontingen Bali kemarin juga tambah 1 emas dari cabang kempo dan 1 emas dari pencak silat.
JAYAPURA, NusaBali
Cabang olahraga beladiri tarung derajat berhasil menyumbangkan 4 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu bagi kontingen Bali dalam PON XX 2020 di Papua. Empat (4) medali emas dipersembahkan melalui Gede Dicky Handika Putra, 22, I Made Ardi Arimbawa, 23, Rudy Nurudin, 22, dan Andre Surya, 22, Selasa (12/10). Dengan tambahan 4 emas dari tarung derajat ini, kontingen Bali buat sementara sabet total 22 medali emas, 21 perak, dan 42 perunggu, hingga lampaui prestasi PON XIX 2016 di Jawa Barat.
Dalam laga pamungkas cabang tarung derajat di GOR GSG Eme Neme Yauware Mimika, Papua, Selasa kemarin, Bali menampilkan 5 atletnya di babak final. Dari 5 finalis itu, satu di antaranya gagal persembahkan medali emas, yakni Ni Made Yogi Astrini, 20, di kelas 62 kg putri. Made Yogi Astrini harus puas kebagian medali perak, setelah dipecundangi atlet andalan Kalimantan Barat, Lageng Rizki Ariani, dengan skor 0-3.
Sedangkan kwartet Gede Dicky Handika Putra, I Made Ardi Arimbawa, Rudy Nurudin, dan Andre Surya berhasil mengalahkan lawan-lawannya di babak final kemarin, hingga berhak atas medali emas di kelas masing-masing. Gede Dicky Handika Putra sabet medali emas di kelas 61 kg putra, setelah di babak final mengalahkan Andika Dwiki Arislan dari Jawa Barat dengan skor 2-1.
Atlet berusia 22 tahun kelahiran 22 November 1999 ini harus berjuang ekstra untuk merebut medali emas. Pasalnya, Gede Dicky Handika sempat terjatuh di ronde pertama, namun mampu bangkit mendikte lawannya pada ronde kedua dan ketiga. Perjuangan petarung derajat asal Banjar Dinas Lebah, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng ini pun berbuah medali emas.
Sedangkan Rudy Nurudin mempersembahkan medali emas kelas 58 kg putra buat kontingen Bali. Petarung derajat kelahiran 23 Juni 1999 asal Lingkungan Candi Baru, Kelurahan/Kecamatan Gianyar ini berhasil mengalahkan atlet andalan Riau, Lukman Hakim, dengan skor telak 3-0. Sejak dari ronde pertama sampai ronde ketiga, Rudi Nurudin berhasil menguasai jalannya pertandingan dan intens melepaskan kombinasi pukulan dan tendangan ke ke kepala lawannya.
Sementara, I Made Ardi Arimbawa berhasil sabet medali emas kelas 67 kg putra, setelah dalam final kemarin mengalahkan jagoan Sumatra Utara, Muhammad Rizki Firdauz. Petarung derajat kelahiran 12 Serptember 1998 asal Banjar Amplas, Desa Wangaya, Kecamatan Penebel, Tabanan ini sempat dua kali merobohkan lawannya di ronde pertama dan kedua. Karena lawannya tak berkutik, wasit pun terpaksa menghetikan pertandingan di ronde kedua dan menyatakan juara Kejurnas Pra PON ini berhak atas medali emas.
Sebaliknya, Andre Surya mempersembahkan medali emas kelas 80 kg putra cabang tarung derajat buat kontingen Bali. Dalam laga final kemarin, Andre Surya berhasil mengalahkan atlet andalan Jawa Barat, Eko Yusuf Sodik Putra, dengan skor telak 3-0. Andre Surya tampil ngotot sejak ronde pertama untuk menguasai jalannya pertandingan. Petarung derajat kelahiran 3 Oktober 1999 asal Banjar Belawan, Desa Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, Badung ini pun membuat lawannya mati kutu.
Di sisi lain, Ni Made Yogi Astrini gagal mempersembahkan medali emas di kelas 62 kg putri, setelah dalam final kemarin dipecundangi Lageng Rizki Ariani dari Kalimantan Barat dengan skor telak 0-3. Bahkan, petarung derajat berusia 20 tahun ini sempat satu kali dihitung wasit, setelah terkena pukulan telak oleh lawannya. Beruntung, Made Yogi Astrini mampu bertahan hingga ronde ketiga berakhir.
Petarung derajat kelahiran 4 April 2001 asal Banjar Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung ini pun harus puas kebagian medali perak. Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Made Astawa dan Ni Wayan Sumadi menjadi satu-satunya petarung derajat Bali yang sabet medali perak.
Secara keseluruhan cabang tarung derajat berhasil sumbangkan 4 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu bagi kontingen Bali. Sedangkan 3 medali perunggu sebelumnya dipersembahkan Dewa Komang Handika Putra darii kelas 64 kg putra, Kadek Krisna Dewi di kelas 66 kg putri, dan Ferdy Surya Dewa Yana di kelas 52 kg putra.
Tarung derajat pun menjadi cabang olahraga terbanyak kedua menyumbangkan medali emas bagi kontingen Bali di PON XX 2020. Cabang olahraga primadona penyumbang medali terbanyak adalah beladiri judo, dengan mempersembahkan 6 medali emas dan 12 perak buat kontingen Bali. Buat sementara, tarung derajat mengungguli cabang cricket, yang telah menyumbangkan 3 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu bagi Bali.
Berkat suksesnya sampu 4 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu dari 18 set medali yang diperebutkan, tim Bali pun tampil sebagaiu juara umum kedua cabang tarung derajat di PON XX 2020. Predikat juara umum diduduki tuan rumah Papua, dengan perolehan 3 medali emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Bali mengungguli Aceh, yang bgerada di pertingkat tiga cabang tarung derajat dengan koleksi 3 emas, 1 perak, dan 5 perunggu.
Manajer Tim Tarung Derajat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka, raihan 4 medali emas ini melampaui target yang dibebankan KONI Bali. Sebelumnya, KONI Bali membebani cabang tarung derajat 3 medali emas di PON XX 2020.
“Kami sangat bersyukur bisa melampaui target yang dibebankan KONI Bali. Artinya, kami kasi bonus 1 medali emas,” ungkap Tri Candra Arka yang juga Sekretarus Umum Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Bali kepada NusaBali, Selasa kemarin.
Raihan 4 emas ini juga jauh melebihi prestasi tarung derajat Bali saat PON XIX 2016 di Jawa Barat. Kala itu, tarung derajat berhasil mempersembahkan 2 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Medali emas saat itu masing-masing dipersembahkan petarung derajat I Made Wilantara dari kelas 52 kg putra dan Adip Gandadi Putra di kelas 75 kg putra.
Mengenai kegagalan Ni Made Yogi Astrini sabet medali emas, menurut Tri Candra Arka, salah satunya karena faktor kedewasaan, jam terbang, dan pengendalian emosi perlu dikontrol. "Saya akui Made Yogi Astrini kalah jangkauan maupun pukulan dan tendangan dari lawannya, Lageng Rizki Ariani. Selain itu, emosi bertandingnya juga kurang terkontrol," beber adik kandung dari anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, AA Bagus Adhi Mahendra Putra ini.
Sementara, petarung derajat Gede Dicky Handika Putra mengakui medali emas yang diraihnya dalam PON XX 2020 ini sesuai dengan target pribadi. Gede Dicky mengaku tampil di pesta oilahraga multievent nasional empat tahunan ini dengan motivasi tinggi. “Soalnya, dalam ajang Pra PON sebelumnya, saya hanya menduduki peringkat lima. Saya imngin membuktikan saya mampu menjadi yang terbaik dan itu terwujud,” tutur anak sulung dari 3 bersaudara pasangan I Putu Mara dan Ni Nyoman Weni ini.
Paparan senada juga disampaikan Rudi Nurudin, petarung derajat yang berhasil sumbang medali emas kelas 58 kg putra. Menurut Rudi, setelah pastikan tiket ke babak final, dirinya bertekad untuk memenangkan pertandingan demi sabet medali emas buas kontingen Bali. "Saya kerja keras dan ngotot di final. Syukur perjuangan saya berbuah medali emas," jelas anak ketujuh dari 8 bersaudara pasangan Alimudin dan Raodah ini.
Sementara itu, selain sapu 4 medali emas cabang tarung derajat, kontingen Bali juga tambah 1 emas dati cabang beladiri kempo dan 1 emas dari cabang beladiri pencak silat, Selasa kemarin. Medali emas cabang kempo dipersembahkan pasangan Griselda Nadya Billy dan Agung Ratih Saraswati dari nomor Embu Berpasangan Putri Yudansha II/III DAN. Sedangkan medali emas pencak silat dipersembahkan Kadek Wahyu Rihartana Giri dari kategori laga Kelas G (75-80 Kg) Putra.
Walhasil, kontingen Bali buat sementara total sudah mengoleksi 22 medali emas, 21 perak, dan 42 perunggu di PON XX 2020. Kontingen Bali berada di peringkat 6 di bawah Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Papua, dan Jawa Tengah. Bali hanya tertinggal 1 medali emas dari Jawa Tengah, yang bercokol di peringkat 6. Ini sudah lampaui prestasi dalam PON XIX 2016 di Jawa Barat, ketika Bali berada di peringkat 6 dengan koleksi 20 medali emas, 21 perak, dan 35 perunggu. *dek,nar
Dalam laga pamungkas cabang tarung derajat di GOR GSG Eme Neme Yauware Mimika, Papua, Selasa kemarin, Bali menampilkan 5 atletnya di babak final. Dari 5 finalis itu, satu di antaranya gagal persembahkan medali emas, yakni Ni Made Yogi Astrini, 20, di kelas 62 kg putri. Made Yogi Astrini harus puas kebagian medali perak, setelah dipecundangi atlet andalan Kalimantan Barat, Lageng Rizki Ariani, dengan skor 0-3.
Sedangkan kwartet Gede Dicky Handika Putra, I Made Ardi Arimbawa, Rudy Nurudin, dan Andre Surya berhasil mengalahkan lawan-lawannya di babak final kemarin, hingga berhak atas medali emas di kelas masing-masing. Gede Dicky Handika Putra sabet medali emas di kelas 61 kg putra, setelah di babak final mengalahkan Andika Dwiki Arislan dari Jawa Barat dengan skor 2-1.
Atlet berusia 22 tahun kelahiran 22 November 1999 ini harus berjuang ekstra untuk merebut medali emas. Pasalnya, Gede Dicky Handika sempat terjatuh di ronde pertama, namun mampu bangkit mendikte lawannya pada ronde kedua dan ketiga. Perjuangan petarung derajat asal Banjar Dinas Lebah, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng ini pun berbuah medali emas.
Sedangkan Rudy Nurudin mempersembahkan medali emas kelas 58 kg putra buat kontingen Bali. Petarung derajat kelahiran 23 Juni 1999 asal Lingkungan Candi Baru, Kelurahan/Kecamatan Gianyar ini berhasil mengalahkan atlet andalan Riau, Lukman Hakim, dengan skor telak 3-0. Sejak dari ronde pertama sampai ronde ketiga, Rudi Nurudin berhasil menguasai jalannya pertandingan dan intens melepaskan kombinasi pukulan dan tendangan ke ke kepala lawannya.
Sementara, I Made Ardi Arimbawa berhasil sabet medali emas kelas 67 kg putra, setelah dalam final kemarin mengalahkan jagoan Sumatra Utara, Muhammad Rizki Firdauz. Petarung derajat kelahiran 12 Serptember 1998 asal Banjar Amplas, Desa Wangaya, Kecamatan Penebel, Tabanan ini sempat dua kali merobohkan lawannya di ronde pertama dan kedua. Karena lawannya tak berkutik, wasit pun terpaksa menghetikan pertandingan di ronde kedua dan menyatakan juara Kejurnas Pra PON ini berhak atas medali emas.
Sebaliknya, Andre Surya mempersembahkan medali emas kelas 80 kg putra cabang tarung derajat buat kontingen Bali. Dalam laga final kemarin, Andre Surya berhasil mengalahkan atlet andalan Jawa Barat, Eko Yusuf Sodik Putra, dengan skor telak 3-0. Andre Surya tampil ngotot sejak ronde pertama untuk menguasai jalannya pertandingan. Petarung derajat kelahiran 3 Oktober 1999 asal Banjar Belawan, Desa Dauh Yeh Cani, Kecamatan Abiansemal, Badung ini pun membuat lawannya mati kutu.
Di sisi lain, Ni Made Yogi Astrini gagal mempersembahkan medali emas di kelas 62 kg putri, setelah dalam final kemarin dipecundangi Lageng Rizki Ariani dari Kalimantan Barat dengan skor telak 0-3. Bahkan, petarung derajat berusia 20 tahun ini sempat satu kali dihitung wasit, setelah terkena pukulan telak oleh lawannya. Beruntung, Made Yogi Astrini mampu bertahan hingga ronde ketiga berakhir.
Petarung derajat kelahiran 4 April 2001 asal Banjar Auman, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung ini pun harus puas kebagian medali perak. Anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Made Astawa dan Ni Wayan Sumadi menjadi satu-satunya petarung derajat Bali yang sabet medali perak.
Secara keseluruhan cabang tarung derajat berhasil sumbangkan 4 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu bagi kontingen Bali. Sedangkan 3 medali perunggu sebelumnya dipersembahkan Dewa Komang Handika Putra darii kelas 64 kg putra, Kadek Krisna Dewi di kelas 66 kg putri, dan Ferdy Surya Dewa Yana di kelas 52 kg putra.
Tarung derajat pun menjadi cabang olahraga terbanyak kedua menyumbangkan medali emas bagi kontingen Bali di PON XX 2020. Cabang olahraga primadona penyumbang medali terbanyak adalah beladiri judo, dengan mempersembahkan 6 medali emas dan 12 perak buat kontingen Bali. Buat sementara, tarung derajat mengungguli cabang cricket, yang telah menyumbangkan 3 medali emas, 2 perak, dan 1 perunggu bagi Bali.
Berkat suksesnya sampu 4 medali emas, 1 perak, dan 3 perunggu dari 18 set medali yang diperebutkan, tim Bali pun tampil sebagaiu juara umum kedua cabang tarung derajat di PON XX 2020. Predikat juara umum diduduki tuan rumah Papua, dengan perolehan 3 medali emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Bali mengungguli Aceh, yang bgerada di pertingkat tiga cabang tarung derajat dengan koleksi 3 emas, 1 perak, dan 5 perunggu.
Manajer Tim Tarung Derajat Bali, AA Bagus Tri Candra Arka, raihan 4 medali emas ini melampaui target yang dibebankan KONI Bali. Sebelumnya, KONI Bali membebani cabang tarung derajat 3 medali emas di PON XX 2020.
“Kami sangat bersyukur bisa melampaui target yang dibebankan KONI Bali. Artinya, kami kasi bonus 1 medali emas,” ungkap Tri Candra Arka yang juga Sekretarus Umum Pengprov Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Bali kepada NusaBali, Selasa kemarin.
Raihan 4 emas ini juga jauh melebihi prestasi tarung derajat Bali saat PON XIX 2016 di Jawa Barat. Kala itu, tarung derajat berhasil mempersembahkan 2 medali emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Medali emas saat itu masing-masing dipersembahkan petarung derajat I Made Wilantara dari kelas 52 kg putra dan Adip Gandadi Putra di kelas 75 kg putra.
Mengenai kegagalan Ni Made Yogi Astrini sabet medali emas, menurut Tri Candra Arka, salah satunya karena faktor kedewasaan, jam terbang, dan pengendalian emosi perlu dikontrol. "Saya akui Made Yogi Astrini kalah jangkauan maupun pukulan dan tendangan dari lawannya, Lageng Rizki Ariani. Selain itu, emosi bertandingnya juga kurang terkontrol," beber adik kandung dari anggota Fraksi Golkar DPR RI Dapil Bali, AA Bagus Adhi Mahendra Putra ini.
Sementara, petarung derajat Gede Dicky Handika Putra mengakui medali emas yang diraihnya dalam PON XX 2020 ini sesuai dengan target pribadi. Gede Dicky mengaku tampil di pesta oilahraga multievent nasional empat tahunan ini dengan motivasi tinggi. “Soalnya, dalam ajang Pra PON sebelumnya, saya hanya menduduki peringkat lima. Saya imngin membuktikan saya mampu menjadi yang terbaik dan itu terwujud,” tutur anak sulung dari 3 bersaudara pasangan I Putu Mara dan Ni Nyoman Weni ini.
Paparan senada juga disampaikan Rudi Nurudin, petarung derajat yang berhasil sumbang medali emas kelas 58 kg putra. Menurut Rudi, setelah pastikan tiket ke babak final, dirinya bertekad untuk memenangkan pertandingan demi sabet medali emas buas kontingen Bali. "Saya kerja keras dan ngotot di final. Syukur perjuangan saya berbuah medali emas," jelas anak ketujuh dari 8 bersaudara pasangan Alimudin dan Raodah ini.
Sementara itu, selain sapu 4 medali emas cabang tarung derajat, kontingen Bali juga tambah 1 emas dati cabang beladiri kempo dan 1 emas dari cabang beladiri pencak silat, Selasa kemarin. Medali emas cabang kempo dipersembahkan pasangan Griselda Nadya Billy dan Agung Ratih Saraswati dari nomor Embu Berpasangan Putri Yudansha II/III DAN. Sedangkan medali emas pencak silat dipersembahkan Kadek Wahyu Rihartana Giri dari kategori laga Kelas G (75-80 Kg) Putra.
Walhasil, kontingen Bali buat sementara total sudah mengoleksi 22 medali emas, 21 perak, dan 42 perunggu di PON XX 2020. Kontingen Bali berada di peringkat 6 di bawah Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Papua, dan Jawa Tengah. Bali hanya tertinggal 1 medali emas dari Jawa Tengah, yang bercokol di peringkat 6. Ini sudah lampaui prestasi dalam PON XIX 2016 di Jawa Barat, ketika Bali berada di peringkat 6 dengan koleksi 20 medali emas, 21 perak, dan 35 perunggu. *dek,nar
1
Komentar