Cakti Siap Beri Kejutan

Pada partai final, petinju kelahiran 24 April 1999 asal Banjar Merta Rauh, Desa Dangin Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar itu akan berhadapan dengan musuh bebuyutannya atlet Pelatnas Maikhel Roberrd Muskita (Jabar).

"Saya sudah dua kali sempat ketemu Maikhel Robertd Muskita, di Pra PON dan Seleknas Pelatnas menuju SEA Games Vietnam, kedua kalinya saya akui kalah. Di final nanti saya akan beri kejutan ke Muskita," ucap Cakti Dwi Putra, Selasa (12/10). Menurut petinju yang kini berusia 22 tahun lawannya itu memang calon lawannya di final lebih senior dan berpengalaman di level tinju nasional. Sehingga dua pertandingan sebelumnya dia kalah atas petinju Jabar itu.

Kata petinju yang sempat membela Klungkung pada ajang Porprov Bali XIV 2019 di Tabanan itu, salah satu caranya harus merubah cara bermain. Strategi itu akan dia terapkan khusus di babak final. Sebab, jika masih memakai gaya permainan lama, akan mudah ditebak oleh rival Mikael Muskita yang merupakan pesaing terberatnya di Kelas Menengah (75 kg). "Kita ini kan sudah tau cara main masing-masing, makanya merubah strategi adalah kunci nanti di final," tegas Cakti Dwi Putra.

Cakti Dwi Putra yang mulai mengenal tinju sejak tahun 2017, dan baru aktif total di tahun 2018 mengaku sudah ada progres yang bagus pasca ikut kualifikasi PON tahun 2019 di Bogor Jawa Barat, dan Seleknas SEA Games 2021. "Saya sebenarnya sempat di Pelatnas sekitar 2 bulan saat ikut seleksi SEA Games, jadi sudah ada bekal yang cukup saat di final nanti," tandas peraih Medali Perak Pra PON 2019 di Bogor Jawa Barat.  

Petinju peraih Medali Perak Seleknas SEA Games 2021 di Bogor Jawa Barat itu juga berharap kesempatan di final bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk memberikan prestasi terbaik untuk Bali di multi event empat tahunan antar Provinsi. Kata dia, apalagi ini menjadi ajang pertama turun di PON. Harapannya bisa meraih medali emas untuk tim tinju Bali. *dek