OPD Data Lansia Belum Vaksin
BANGLI, NusaBali
Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta memimpin rapat evaluasi capaian vaksinasi lansia di ruang rapat Krisna kantor Bupati Bangli, Rabu (13/10).
Rapat dihadiri jajaran Forkompinda Bangli dan pimpinan OPD. Sementara perbekel dan lurah se-Bangli secara daring. Sesuai data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCEPEN), capaian vaksinasi lansia di Bangli mencapai 56,6 persen. Kejar target capaian vaksinasi lansia, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) ditugaskan ke desa melakukan pendataan lansia yang belum divaksin.
Bupati Sedana Arta mengatakan, capaian vaksinasi lansia di Bangli masih perlu digenjot. Perlu pemetaan lansia yang sudah divaksin maupun belum divaksin. Masing-masing OPD agar turun melakukan pendataan sehingga mendapat data riil. Menurut Bupati Sedana Arta, Pemkab Bangli bersinergi dengan TNI/Polri untuk mencari sasaran vaksinasi, terutama lansia. “Kami harapkan peran perbekel selaku tuan rumah,” ungkap Bupati Sedana Arta.
Menurut Bupati Sedana Arta, capaian vaksinasi lansia ditarget 70 persen dan tuntas pada akhir Oktober ini. Dari pelaksanaan sebelumnya masih minim kehadiran lansia ke tempat layanan vaksinasi. Perlu melakukan jemput bola. Bupati asal Desa Sulahan Kecamatan Susut ini mengatakan, kasus kematian Covid-19 sebanyak 45 persen merupakan lansia. Sementara itu Kadis Kesehatan Bangli, dr I Nengah Nadi mengatakan ada 3 permasalahan yang dihadapi dalam vaksinasi lansia. Pertama tingkat kehadiran lansia pada pos pelayanan sangat kecil. Dari 100 orang yang datang ke pos pelayanan hanya 4-5 lansia. Selain itu, lansia banyak yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, jantung, stroke, dan hepertensi.
Lansia dan pihak keluarga juga banyak menolak vaksin. “Mereka beralasan, aktivitas hanya di sekitar rumah sehingga tidak perlu melakukan vaksinasi,” dr Nadi. Perlu edukasi untuk menyadarkan masyarakat pentingnya vaksinasi untuk para lansia. Sesuai hasil rapat bersama OPD, vaksinasi akan fokus di desa-desa yang cakupan vaksinasi lansia masih rendah. “Ada Puskesmas yang cakupannya masih di bawah 70 persen. Akan kami gencarkan dengan sistem jemput bola,” tegas dr Nadi. Dokter asal Karangasem ini menjelaskan, ada tiga Puskesmas yang masih kecil cakupan vaksinasi lansianya. Masing-masing Puskesmas Tembuku I dengan wilayah kerja Desa Jehem, Desa Tembuku, Desa Undisan, dan Desa Bangbang.
Puskesmas Kintamani IV dengan wilayah kerja Desa Terunyan, Desa Buahan, Desa Kedisan, Desa Abang Batu Dinding, Desa Abang Songan, dan Desa Suter. Puskesmas Kintamani V meliputi Desa Songan A, Desa Songan B, Desa Pinggan, dan Desa Belandingan. “Kondisi ini karena faktor geografis dan penduduk tinggal menyebar,” ujar dr Nadi. OPD mulai turun ke desa, Rabu kemarin. Senin mendatang, semua OPD menyetorkan hasil pendataan di masing-masing desa. “Pendataan dilakukan untuk mengetahui kondisi para lansia. Belum divaksin ataupun sudah vaksin. Dari target 70 persen, kurang lagi 13,4 %. Mudah-mudahan target ini bisa terwujud pada akhir bulan Oktober ini,” jelas dr Nadi. *esa
Komentar