Rebut Emas Beregu Kumite
Harapan Maryoto Subekti pada Karateka Bali
Prestasi cabor karate sebenarnya sangat bagus, dengan meraih dua medali emas dan dua perunggu, tapi di beregu kumite putra kita masih belum bisa turun, karena jumlah karateka yang lolos masih terbatas.
JAYAPURA, NusaBali
Wakil Ketua Umum KONI Bali Maryoto Subekti berharap karateka Bali mampu meningkatkan prestasi, khususnya di beregu kumite putra dan putri, dengan meraih medali emas pada PON XXI 2024 Sumut dan Aceh. Harapan itu muncul setelah karate beregu kumite putri hanya mampu meraih medali perunggu pada PON XX 2020 Papua.
Padahal tim tersebut diperkuat Cokorda Istri Agung Sanistyarani, Ni Made Meriantini, dan Ni Made Nada Dwimayanti, saat berlaga di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Kamis (14/10).
"Prestasi cabor karate sebenarnya sangat bagus, mampu meraih dua emas dan dua perunggu, tapi di beregu kumite putra kita masih belum bisa turun, karena jumlah karateka yang lolos masih terbatas," kata Maryoto Subekti, Jumat (15/10).
Menurut Maryoto, untuk tampil di beregu kumite minimal harus ada tiga karateka yang lolos PON. Sedangkan di bagian putri dapat tampil karena syarat kuota tiga karateka terpenuhi.
"Ke depan semua nomor harus dapat kita ikuti, baik di beregu kumite putra dan putri," kata Maryoto Subekti, yang juga mantan karateka peraih medali perak PON 1989 di Jakarta.
Pada PON 1989 di Jakarta, dirinya bersama Ardy Ganggas yang kini Sekum FORKI Bali dan Rai Wibawa hanya mampu meraih medali perak. Saat itu syarat terpenuhi beregu kumite putra harus ada 3-5 karateka. Sedangkan pada PON XX 2020 Papua absen.
Sementara kumite beregu putri meraih medali perunggu setelah mengalahkan tim Lampung 2-0. Namun di semifinal Bali dikandaskan DKI Jakarta 0-2. Pada perebutan posisi ketiga, Bali mengalahkan Kumite Sulawesi Tengah 2-0.
Sebelumnya, tim karate Bali mengukir sejarah dengan mengawinkan medali emas di kumite putra dan putra lewat I Kadek Krisna Dwi Antara kelas -60 kg, dan Cokorda Istri Agung Sanistyarani kelas -55 kg. Sedangkan satu perunggu lewat Ni Made Nada Dwimayanti di kumite putri kelas -68kg. *dek
Padahal tim tersebut diperkuat Cokorda Istri Agung Sanistyarani, Ni Made Meriantini, dan Ni Made Nada Dwimayanti, saat berlaga di GOR Politeknik Penerbangan Kayu Batu, Kamis (14/10).
"Prestasi cabor karate sebenarnya sangat bagus, mampu meraih dua emas dan dua perunggu, tapi di beregu kumite putra kita masih belum bisa turun, karena jumlah karateka yang lolos masih terbatas," kata Maryoto Subekti, Jumat (15/10).
Menurut Maryoto, untuk tampil di beregu kumite minimal harus ada tiga karateka yang lolos PON. Sedangkan di bagian putri dapat tampil karena syarat kuota tiga karateka terpenuhi.
"Ke depan semua nomor harus dapat kita ikuti, baik di beregu kumite putra dan putri," kata Maryoto Subekti, yang juga mantan karateka peraih medali perak PON 1989 di Jakarta.
Pada PON 1989 di Jakarta, dirinya bersama Ardy Ganggas yang kini Sekum FORKI Bali dan Rai Wibawa hanya mampu meraih medali perak. Saat itu syarat terpenuhi beregu kumite putra harus ada 3-5 karateka. Sedangkan pada PON XX 2020 Papua absen.
Sementara kumite beregu putri meraih medali perunggu setelah mengalahkan tim Lampung 2-0. Namun di semifinal Bali dikandaskan DKI Jakarta 0-2. Pada perebutan posisi ketiga, Bali mengalahkan Kumite Sulawesi Tengah 2-0.
Sebelumnya, tim karate Bali mengukir sejarah dengan mengawinkan medali emas di kumite putra dan putra lewat I Kadek Krisna Dwi Antara kelas -60 kg, dan Cokorda Istri Agung Sanistyarani kelas -55 kg. Sedangkan satu perunggu lewat Ni Made Nada Dwimayanti di kumite putri kelas -68kg. *dek
Komentar