Usulan ke Pusat Rp 42 M, Disetujui Rp 5 M
Buleleng Minim DAK Fisik Jalan Tahun 2022
Jalan yang tercover atau diperbaiki nanti, paling hanya 5 kilometer. (Kepala Dinas PUTR Buleleng I Putu Adhipta Eka Putra)
SINGARAJA, NusaBali
Rencana Pemkab Buleleng untuk memperbaiki jalan rusak di wilayah ini terhadang. Karena anggaran untuk perbaikan jalan kabupaten dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik pusat, dipangkas karena situasi pandemi. Pemkab Buleleng mengusulkan permohonan DAK Rp 42 miliar, namun disetujui hanya Rp 5 miliar.
Program perbaikan jalan rusak di Buleleng tahun 2022 nanti hanya terealisasi 5 kilometer. Jumlah tersebut sangat jauh dari usulan. Saat dihubungi Jumat (15/10), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adhipta Eka Putra mengatakan Pemkab Buleleng mengusulkan perbaikan jalan ke pusat bernilai Rp 42 miliar. Anggaran ini diestimasi untuk perbaikan jalan sekitar 50 kilometer. Namun setelah rencana anggaran tahun 2022 disusun dari pusat, usulan hanya disetujui Rp 5 miliar.
“Dari DAK fisik pemerintah pusat memang sangat jauh berkurang. Tahun depan untuk DAK fisik jalan hanya dipenuhi pusat Rp 5 miliar. Jalan yang tercover atau diperbaiki nanti, paling hanya 5 kilometer,” jelas Adhipta saat dihubungi via telepon.
Jelas dia, dengan keterbatasan anggaran tersebut, Pemkab Buleleng terpaksa menjalankan program berskala prioritas. Artinya, jalan mana saja yang diutamakan untuk mendapat perbaikan. Menurut Adhipta anggaran dari pemerintah pusat itu akan dipakai untuk peningkatan dan pelebaran Jalan Srikandi. Jalan itu melintang dari Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng melewati Desa Sambangan hingga pertigaan Tugu Tri Yudha Sakti, Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Jalan alternatif dari wilayah Kota Singaraja menuju jalur Singaraja-Bedugul ini, beber dia, diprioritaskan karena sudah dalam kondisi rusak. Beberapa kali juga sudah ditambal sulam. Pertimbangan lainnya menurut Adhipta karena Jalan Srikandi merupakan jalan dengan arus lalu lintas padat. Sebab di sepanjang jalan ada 4 sekolah negeri. Kondisi lalu lintas sering kali krodit hingga menimbulkan kemacetan saat jam masuk dan keluar sekolah.
Dalam perbaikan nanti, fisik jalan akan diperlebar, kanan kiri ditambah satu meter, sehingga dari lebar jalan 6 meter jadi 8 meter. ‘’Pelebaraan ini untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas,” imbuh dia. Jalan Srikandi menjadi prioritas peningkatan jalan menggunakan hotmix. Karena jalan ini sering digunakan sebagai jalan alternatif saat digelarnya even besar di pusat kota.
Data Dinas PUTR Buleleng, dari 1.200 kilometer jalan yang masuk dalam aset kabupaten, masih tersisa 300 kilometer jalan rusak. Selain anggaran dari APBN, perbaikan jalan dengan skala kecil akan diupayakan dari APBD Provinsi Bali dan APBD Kabupaten Buleleng. “Kalau APBD daerah belum ada angka, berapa besaran yang akan dipakai untuk perbaikan jalan. Kami masih menunggu arahan pimpinan,” tutup Adhipta. *k23
Program perbaikan jalan rusak di Buleleng tahun 2022 nanti hanya terealisasi 5 kilometer. Jumlah tersebut sangat jauh dari usulan. Saat dihubungi Jumat (15/10), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adhipta Eka Putra mengatakan Pemkab Buleleng mengusulkan perbaikan jalan ke pusat bernilai Rp 42 miliar. Anggaran ini diestimasi untuk perbaikan jalan sekitar 50 kilometer. Namun setelah rencana anggaran tahun 2022 disusun dari pusat, usulan hanya disetujui Rp 5 miliar.
“Dari DAK fisik pemerintah pusat memang sangat jauh berkurang. Tahun depan untuk DAK fisik jalan hanya dipenuhi pusat Rp 5 miliar. Jalan yang tercover atau diperbaiki nanti, paling hanya 5 kilometer,” jelas Adhipta saat dihubungi via telepon.
Jelas dia, dengan keterbatasan anggaran tersebut, Pemkab Buleleng terpaksa menjalankan program berskala prioritas. Artinya, jalan mana saja yang diutamakan untuk mendapat perbaikan. Menurut Adhipta anggaran dari pemerintah pusat itu akan dipakai untuk peningkatan dan pelebaran Jalan Srikandi. Jalan itu melintang dari Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng melewati Desa Sambangan hingga pertigaan Tugu Tri Yudha Sakti, Lingkungan Sangket, Kelurahan/Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Jalan alternatif dari wilayah Kota Singaraja menuju jalur Singaraja-Bedugul ini, beber dia, diprioritaskan karena sudah dalam kondisi rusak. Beberapa kali juga sudah ditambal sulam. Pertimbangan lainnya menurut Adhipta karena Jalan Srikandi merupakan jalan dengan arus lalu lintas padat. Sebab di sepanjang jalan ada 4 sekolah negeri. Kondisi lalu lintas sering kali krodit hingga menimbulkan kemacetan saat jam masuk dan keluar sekolah.
Dalam perbaikan nanti, fisik jalan akan diperlebar, kanan kiri ditambah satu meter, sehingga dari lebar jalan 6 meter jadi 8 meter. ‘’Pelebaraan ini untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas,” imbuh dia. Jalan Srikandi menjadi prioritas peningkatan jalan menggunakan hotmix. Karena jalan ini sering digunakan sebagai jalan alternatif saat digelarnya even besar di pusat kota.
Data Dinas PUTR Buleleng, dari 1.200 kilometer jalan yang masuk dalam aset kabupaten, masih tersisa 300 kilometer jalan rusak. Selain anggaran dari APBN, perbaikan jalan dengan skala kecil akan diupayakan dari APBD Provinsi Bali dan APBD Kabupaten Buleleng. “Kalau APBD daerah belum ada angka, berapa besaran yang akan dipakai untuk perbaikan jalan. Kami masih menunggu arahan pimpinan,” tutup Adhipta. *k23
1
Komentar