Walikota Jaya Negara Resmikan Bali Blockchain Center di DNA Denpasar
Jadi Langkah Awal Pengembangan Tranformasi Digital di Masyarakat
DENPASAR, NusaBali
Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara meresmikan Bali Blockchain Center di Dharma Negara Alaya (DNA) Denpasar, Sabtu (16/10).
Peresmian tersebut dilaksanakan dengan menekan tombol digital yang dilanjutkan peninjauan serta penjualan pertama Token Kepeng (KPG) kepada publik dan peluncuran versi beta dari Baliola.com. Tampak hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, Walikota Denpasar Periode 2008-2021 IB Rai Dharmawijaya Mantra dan Sekda Kota Denpasar IB Alit Wiradana. Dalam kesempatan tersebut Walikota Jaya Negara memberikan apresiasi atas diresmikannya Bali Blockchain Center ini. Hal ini merupakan jawaban atas tantangan kemajuan jaman saat ini. Utamanya transformasi digital dalam kehidupan masyarakat.
"Ini menjadi lokomotif awal dari pengembangan Blockchain dalam kehidupan sehari-hari di Bali," ujarnya. Jaya Negara menyambut baik peluncuran Bali Blockchain Center ini. Pihaknya juga mendorong setiap inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan potensi ekonomi kreatif dengan segala bentuk dan kiprahnya.
“Saya menyambut baik dan mendorong setiap inisiatif masyarakat di Kota Denpasar yang bertujuan memajukan perekonomian di kota ini melalui ekonomi kreatif. Yang terpenting gerakan tersebut bergandengan dengan ekonomi kerakyatan dan bermuara pada kesejehteraan masyarakat Kota Denpasar,” ujar Jaya Negara.
Ketua Pelaksana Harian Badan Kreatif (BKraf) Denpasar, I Putu Yuliartha mengatakan tren investasi aset kripto semakin marak di seluruh dunia. Merujuk data Kementerian Perdagangan RI, pada Mei ini tercatat jumlah investor kripto mencapai 6,5 juta dengan total transaksi Rp 370 triliun. “Peningkatan minat investor terhadap aset kripto di Indonesia itu perlu dibarengi gerakan literasi dan edukasi agar masyarakat memahami apa dan bagaimana sesungguhnya aset kripto tersebut. Berkait itulah BKraf Denpasar bekerjasama dengan Kepeng.io meluncurkan Bali Blockchain Center,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan, peluncuran Bali Blockchain Center bertujuan memberi literasi kepada masyarakat untuk memahami teknologi crypto-currencies dan blockchain sehingga dapat mengembangkan diri di dalamnya secara benar dan efektif. “Karena merupakan teknologi baru yang memerlukan pemahaman dan sejumlah referensi teknologi terkini, sasaran utama pendirian Bali Blockchain Center adalah kalangan mahasiswa dan masyarakat peminat aset kripto di Kota Denpasar,” ujar Yuliartha. Pria yang akrab disapa Lengkong ini menjelaskan, dalam jangka panjang pendirian Bali Blockchain Center ini diarahkan untuk menjadikan Kota Denpasar sebagai salah satu pusat pengembangan teknologi blockchain dan tokenisasi dunia.
“Mungkin terkesan muluk, tetapi di tengah kemajuan teknologi informasi dan teknologi finasial saat ini, keinginan tersebut bukan hal yang tak mungkin diwujudkan,” tegasnya. Terkait Baliola.com, Putu Lengkong menjelaskan bahwa situs internet tersebut merupakan marketplace yang menjadi etalase penjualan produk kreatif seniman baik digital maupun nondigital dalam bentuk NFT (Non-Fungible Token). Ini merupakan proyek pertama dari Kepeng.io yakni aset digital (cryptocurrency) berbasis teknologi blockchain yang sedang diinkubasi oleh BKraf Denpasar.
Sementara itu CEO Kepeng.io, I Gede Putu Rahman Desyanta mengatakan bahwa peluncuran versi Beta dari Baliola merupakan momentum terbukanya wahana bagi seniman dan pegiat NFT untuk melakukan proses minting karya kreatif menjadi iten NFT. Menurutnya, pada proses minting NFT, para kreator dapat mentokenkan karya mereka dan menentukan harga jual dalam nilai Token Kepeng (KPG) yang diluncurkan hari itu juga.
“Jadi para kreator dapat ditentukan sendiri harga penjualan karya kreatif mereka melalui tiga pilihan, yakni fix price, timed auction, serta open for bids,” papar Desyanta.
Selain itu, lanjutnya, pada proses minting NFT seniman dapat mengkolaborasikan berbagai komponen pendukung dalam karya seni itu sendiri. Baliola menyediakan fitur bagi para seniman untuk menjadikan karya kreatif mereka memiliki nilai yang lebih tinggi, dari segi estetika maupun nilai jualnya. Melalui Baliola.com berbagai properti dapat ditambahkan sendiri oleh seniman pada karya mereka, seperti dokumen pendukung, video, foto, maupun opsi bagi seniman untuk menyertakan karya seninya dalam bentuk fisik.
“Dengan menyatukan kekuatan kreativitas yang telah mengakar di Bali dengan teknologi blockchain, Bali Blockchain Center kami yakini dapat menarik industri-industri blockchain di seluruh dunia dan pada gilirannya akan turut memperkuat perekonomian di Bali, khususnya di Kota Denpasar,” imbuhnya. *mis
Komentar