FMIPA Unud Gelar Workshop untuk Guru SLB Negeri 2 Denpasar
DENPASAR, NusaBali.com -
Sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana (Unud) menggelar workshop tentang penggunaan aplikasi mengajar online Google Classroom dan pembuatan video pembelajaran kepada 30 guru SLB Negeri 2 Denpasar, Senin (18/10/2021).
Workshop di sekolah yang berada di Jalan Pendidikan, Sidakarya, Denpasar Selatan, menghadirkan dua dosen FMIPA Unud, Desak Putu Eka Nilakusumawati, SSiMSi, dan I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan, SKomMCs yang masing-masing memberikan materi berbeda.
“Diajarkan menshare materi, membuat penilaian atau assesment, bagaimana manajemen kelasnya,” terang Desak Nilakusumawati yang memberikan materi mengenai penggunaan aplikasi Google Classroom.
Menurut Desak, meski para guru barangkali sudah familiar dengan aplikasi Google Classroom namun ia melihat penggunaannya belum maksimal. Masih banyak fitur-fitur yang belum dimanfaatkan oleh para guru untuk mendukung proses pembelajaran online lebih efektif.
Pasalnya, ujar Desak, sekolah luar biasa memiliki siswa yang memiliki kebutuhan khusus sehingga fitur-fitur yang ada di aplikasi Google Classroom selayaknya lebih dimaksimalkan lagi oleh para guru di sekolah luar biasa.
“Di sini harus sangat inovatif gurunya, karena siswanya adalah anak berkebutuhan khusus,” ujar dosen Program Studi Matematika FMIPA yang sudah sejak 2015 memberi pelatihan kepada para guru SLB.
Senada dengan Desak Nilakusumawati, dosen Program Studi Informatika FMIPA Unud, I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan mengatakan pembelajaran daring akibat pandemi Covid-19 belum maksimal penerapannya, baik karena keterbatasan infrastruktur maupun sumber saya manusianya.
Dewa Bayu pun memberi penekanan terhadap sekolah luar biasa yang menurutnya memiliki tantangan yang lebih berat dalam pembelajaran online ketimbang sekolah reguler, karena siswa sekolah luar biasa merupakan anak berkebutuhan khusus.
Dewa Bayu yang memberikan pelatihan cara membuat video pembelajaran mengatakan, konten video sangat diperlukan apalagi pada siswa sekolah luar biasa. “Metode pembelajarn yang harus diberikan harus tepat, baik, menarik, tapi juga kontennya memiliki strategi yang berbeda,” kata Dewa Bayu.
Dewa Bayu menggambarkan tantangan pembelajaran online di sekolah luar biasa, seperti misalnya di SLB Negeri 2 Denpasar yang siswanya didominasi oleh difabel tuna rungu dan tuna grahita. Mereka, ujarnya, tidak cukup diberikan materi berupa teks dan gambar saja, tetapi akan lebih maksimal jika disertai materi berupa video.
“Seperti misalnya bahasa isyarat yang tidak bisa digambarkan dengan baik menggunakan media teks,” tambah Dewa Bayu yang bersama Desak Nilakusumawati masuk ke dalam tim PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) Universitas Udayana.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Negeri 2 Denpasar, Ni Wayan RapiyantiSPd, merasa bersyukur dengan adanya workshop yang diberikan kepada para guru di sekolahnya. Ia mengatakan, pada era digital seperti saat ini para guru maupun pihak sekolah dituntut memiliki komptensi di bidang IT agar proses pembelajaran online berjalan lebih maksimal.
“Sangat perlu, sangat mendesak untuk para guru karena sekarang semuanya berbasis IT,” ujar Rapiyanti. Ia menambahkan, sebagai sekolah penggerak SLB Negeri 2 Denpasar wajib ‘mempersenjatai’ para gurunya kompetensi yang cukup dalam pembelajaran online sehingga bisa memberikan inspirasi kepada sekolah-sekolah lainnya.
“Mudah-mudahan guru-guru semua bisa berkarya, semua bisa berkreativitas, demi kepentingan pendidikan, mendukung semua program-program pemerintah khusunya untuk membuat anak-anak disabilitas menjadi anak yang mandiri,” tandas Rapiyanti yang juga Sekretaris MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SLB se-Bali. *adi
1
Komentar