Upaya 'Penculikan' Merambah Kubutambahan
Seorang bocah mengaku dihadang pria berambut gondrong dan ditawari permen sebelum akhirnya lari.
SINGARAJA, NusaBali
Belum genap sepekan isu percobaan penculikan di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, kini muncul lagi kasus yang sama di Desa/Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Kali ini seorang bocah delapan tahun, Dewa Gede Adi Saputra, yang masih duduk di bangku kelas 3 SDN 1 Kubutambahan sempat menjadi korban percobaan penculikan oleh dua orang pria yang tidak dikenal.
Kejadian tersebut terjadi pada Senin (23/1) lalu sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu korban Dewa Adi, warga Banjar Dinas Alas Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan Buleleng, pulang dari mengantarkan air minum kepada ibunya Jero Made Suri, 45, yang berjualan di depan Kantor Pos Desa/Kecamatan Kubutambahan Buleleng.
Setelah mengantarkan air minum, Dewa Adi pun bermaksud akan kembali pulang k eke rumahnya yang ada di perbatasan antara wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, sekitar 300 meter dari lokasi ibunya berjualan.
Namun di tengah perjalanan pulang, langkahnya terhenti. Mendadak sebuah mobil Avanza warna merah stirp putih berhenti di hadapannya. Situasi jalan menuju rumahnya saat itu memang benar-benar sepi. Lalu seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut gondrong dan memakai slop tangan turun dari mobil. Korban yang awalnya merasa baik-baik saja, hanya melihat pria tersebut keluar dari mobil.
Setelah turun, pria itu pun lalu menawarkan lima butir permen kepada Dewa Adi. Karena merasa tidak kenal, korban pun sempat menolak, namun penolakannya didengar oleh seorang lelaki lainnya yang masih di dalam mobil. Pria yang dengan perawakan kekar tersebut pun kemudian ikut turun.
“Be jake dadua tuun, liman yange kedenge, nagih celepange ke tengah mobile, mare yang melaib mulih terus ngeling nengked jumah, takut, (setelah dua orang keluar dari mobil, tangan saya sempat ditarik, mau dimasukkan ke dalam mobil. Terus saya lari dan langsung menangis ketika sampai di rumah karena takut),” ujar dia saat ditemui Rabu (25/1) siang kemarin.
Bocah sulung dari pasangan Dewa Komang Subadra, 67 dan Jro Made Suri, 45 itu pun lalu langsung mengadu kepada kakak sepupunya Kadek Tia Winingsih yang masih duduk di bangku SMP, kebetulan saat itu ada di rumah. Dia lah yang kemudian menyampaikan kejadian tersebut kepada ibu Dewa Adi.
“Saya tahu dari ponakan saya, saya dicari ke tempat jualan, katanya Dewa De ada yang mencoba ingin menculiknya,” tutur dia.
Suri pun mengaku saat ini khawatir dengan kondisi anaknya yang sempat mengalami percobaan penculikan saat jalanan sepi. Meski demikian ia memilih tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Hanya melaporkan kepada tetangganya yang kebetulan adalah anggota pecalang di desanya. Pecalang tersebut pun dikatakan sudah meneruskan info tersebut ke pihak desa dan Babinkamtibmas setempat.
Sementara itu Kapolsek Kubutambahan AKP Komang Sura Mariantika dikonfirmasi terpisah mengaku memang sudah mendengar isu percobaan penculikan dengan iming-iming permen tersebut. Hanya saja sampai saat ini pihaknya menegaskan belum ada kasus penculikan yang terjadi di wilayah hukumnya.
“Infonya sudah masuk, tetapi penculikan tidak ada. Untuk antisipasi ke depannya kami rencanakan sosialisasi ke sekolah dan memasang spanduk peringatan. Bagi setiap orangtua kami harapkan juga berhati-hati dan waspada menjaga anak-anaknya,” ungkapnya. *k23
Kejadian tersebut terjadi pada Senin (23/1) lalu sekitar pukul 12.00 Wita. Saat itu korban Dewa Adi, warga Banjar Dinas Alas Arum, Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan Buleleng, pulang dari mengantarkan air minum kepada ibunya Jero Made Suri, 45, yang berjualan di depan Kantor Pos Desa/Kecamatan Kubutambahan Buleleng.
Setelah mengantarkan air minum, Dewa Adi pun bermaksud akan kembali pulang k eke rumahnya yang ada di perbatasan antara wilayah Kecamatan Sawan dan Kubutambahan, sekitar 300 meter dari lokasi ibunya berjualan.
Namun di tengah perjalanan pulang, langkahnya terhenti. Mendadak sebuah mobil Avanza warna merah stirp putih berhenti di hadapannya. Situasi jalan menuju rumahnya saat itu memang benar-benar sepi. Lalu seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut gondrong dan memakai slop tangan turun dari mobil. Korban yang awalnya merasa baik-baik saja, hanya melihat pria tersebut keluar dari mobil.
Setelah turun, pria itu pun lalu menawarkan lima butir permen kepada Dewa Adi. Karena merasa tidak kenal, korban pun sempat menolak, namun penolakannya didengar oleh seorang lelaki lainnya yang masih di dalam mobil. Pria yang dengan perawakan kekar tersebut pun kemudian ikut turun.
“Be jake dadua tuun, liman yange kedenge, nagih celepange ke tengah mobile, mare yang melaib mulih terus ngeling nengked jumah, takut, (setelah dua orang keluar dari mobil, tangan saya sempat ditarik, mau dimasukkan ke dalam mobil. Terus saya lari dan langsung menangis ketika sampai di rumah karena takut),” ujar dia saat ditemui Rabu (25/1) siang kemarin.
Bocah sulung dari pasangan Dewa Komang Subadra, 67 dan Jro Made Suri, 45 itu pun lalu langsung mengadu kepada kakak sepupunya Kadek Tia Winingsih yang masih duduk di bangku SMP, kebetulan saat itu ada di rumah. Dia lah yang kemudian menyampaikan kejadian tersebut kepada ibu Dewa Adi.
“Saya tahu dari ponakan saya, saya dicari ke tempat jualan, katanya Dewa De ada yang mencoba ingin menculiknya,” tutur dia.
Suri pun mengaku saat ini khawatir dengan kondisi anaknya yang sempat mengalami percobaan penculikan saat jalanan sepi. Meski demikian ia memilih tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. Hanya melaporkan kepada tetangganya yang kebetulan adalah anggota pecalang di desanya. Pecalang tersebut pun dikatakan sudah meneruskan info tersebut ke pihak desa dan Babinkamtibmas setempat.
Sementara itu Kapolsek Kubutambahan AKP Komang Sura Mariantika dikonfirmasi terpisah mengaku memang sudah mendengar isu percobaan penculikan dengan iming-iming permen tersebut. Hanya saja sampai saat ini pihaknya menegaskan belum ada kasus penculikan yang terjadi di wilayah hukumnya.
“Infonya sudah masuk, tetapi penculikan tidak ada. Untuk antisipasi ke depannya kami rencanakan sosialisasi ke sekolah dan memasang spanduk peringatan. Bagi setiap orangtua kami harapkan juga berhati-hati dan waspada menjaga anak-anaknya,” ungkapnya. *k23
1
Komentar