Melestarikan Gagasan Leluhur Bali dengan Konservasi Lontar
SEMARAPURA, NusaBali.com - Keberadaan lontar sebagai media catatan para leluhur Bali penting untuk dilestarikan mengingat fungsinya untuk menafsir kehidupan masa lalu masyarakat Bali.
Serangkaian kegiatan Atraksi Melestarikan Seni dan Kebudayaan (Aksiku) Daerah Kabupaten Klungkung tahun 2021, Museum Semarajaya Klungkung menggelar kegiatan Belajar Bersama di Museum dengan topik konservasi lontar untuk 20 siswa SMP di Kabupaten Klungkung, Kamis (21/10/2021).
Kegiatan menghadirkan penyuluh agama Hindu yang berbagi pandangannya mengenai pentingnya melestarikan keberadaan lontar. “Lontar itu sebenarnya sebuah media pada masanya yang digunakan masyarakat Bali, pada khususnya, dalam menuangkan segala aktivitas dan digunakan sebagai catatan,” ujar I Wayan Budayasa, penyuluh bahasa Bali Kabupaten Klungkung.
Menurut Budayasa, catatan dalam lontar dapat berupa berbagai jenis sastra seperti wariga, kanda, maupun catatan-catatan perjalanan sejarah atau babad.
Ditambahkannya, lontar menjadi warisan yang sangat bernilai bagi masyarakat Bali saat ini, mengingat proses pembuatan dan cara penulisan lontar membutuhkan waktu yang sangat lama karena dilakukan dengan tata cara dan filosofi tertentu.
Karena itu Budayasa mengajak masyarakat Bali, termasuk generasi muda, untuk bersama-sama ikut melestarikan keberadaan salah satu warisan leluhur orang Bali tersebut. Daun lontar jika tidak dirawat dengan cara yang benar, kata dia, sangat rentan mengalami kerusakan baik oleh lingkungan maupun oleh tangan manusia sendiri.
“Pantangan dari lontar itu agar tetap awet dan utuh adalah air. Airlah yang membuat terkadang lontar menjadi terlalu lembab dan lapuk,” terang Budayasa.
Selain itu Budayasa menambahkan lontar sebaiknya jangan disimpan dalam kondisi lingkungan yang sangat panas. “Artinya kelembaban lontar itu harus teratur. Tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,” ujarnya.
Ia juga mempersilakan masyarakat Bali yang kebetulan menyimpan lontar dan berkeinginan lontarnya mendapat perawatan dari penyuluh bahasa Bali, pihaknya sangat terbuka untuk membantu. Masyarakat juga dikatakannya dapat menghubungi pihak Museum Semarajaya Klungkung untuk dibantu perawatan lontarnya.
Sementara itu, Budayasa menyambut baik diselenggarakannya kegiatan Belajar Bersama di Museum dengan topik konservasi lontar serangkaian kegiatan Atraksi Melestarikan Seni dan Kebudayaan (Aksiku) Daerah Kabupaten Klungkung tahun 2021.
Menurutnya dengan kegiatan ini akan memunculkan peserta yang nantinya menjadi perpanjangan tangan dalam usaha konservasi lontar di masyarakat. Karena menurut Budayasa, kesulitan dalam megkonservasi dan mengidentifikasi lontar adalah menjangkau masyarakat. Ia mengungkapkan masih banyak masyarakat yang belum mau terbuka untuk bersama-sama merawat warisan leluhur atau lontar yang dipegangnya.
“Harapan saya yang pertama melestarikan peninggalan yang berupa lontar selalu bisa terjaga dan tetap lestari,” kata Budayasa.
Senada, Sang Made Joni, penyuluh bahasa Bali Kabupaten Klungkung yang juga ikut dalam kegiatan ini, menyambut baik diselenggarakannya kegiatan edukasi konservasi lontar.
Dikatakannya masih banyak lontar yang disimpan oleh masyarakat yang perlu mendapat perhatian dari segi perawatannya.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat lontar peninggalan leluhur dengan menghubungi para penyuluh Bahasa Bali maupun pihak Museum Semarajaya. “Di museum (Semarajaya) ada pelatihan konservasi, supaya diketahui cara merawat lontar,” ujar Sang Made Joni. *adi
1
Komentar