Penghuni Rutan Dilatih Tanggap Darurat Bencana Alam
GIANYAR, NusaBali.com – Berkaca gempa bumi yang mengguncang Bangli dan Karangasem, BPBD Kabupaten Gianyar menggelar pelatihan tanggap darurat bencana alam, di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Kabupaten Gianyar, Jumat (22/10/2021).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Prasasta, menyatakan bahwa pelatihan tersebut penting dilakukan demi keselamatan petugas rutan maupun penghuni rutin yang ada. Skenario gempa bumi yang dilaksanakan pun diterapkan dalam ruang lingkup yang kecil, yang menggambarkan sedang terjadinya gempa bumi berkekuatan 5 skala richter di bagian Selatan pulau Bali.
Saat terjadi gempa bumi, baik petugas maupun penghuni rutan diingatkan agar tidak panik, serta menjalankan prosedur evakuasi sesuai dengan pemaparan materi yang telah dijelaskan. “Petugas rutan langsung bergerak ke tugasnya masing-masing, seperti membunyikan sirine, lalu ada yang memberikan arahan evakuasi melalui pengeras suara, dan koordinator masing-masing blok atau tim memastikan seluruh anggotanya telah menuju titik kumpul di lapangan tengah rutan,” kata Ngurah Dibya.
Dalam simulasi, digambarkan terdapat empat orang penghuni rutan yang mengalami luka-luka ringan akibat adanya gempa bumi tersebut. Ngurah Dibya kemudian menjelaskan, apabila terdapat korban mengalami luka ringan, petugas kesehatan rutan harus dengan sigap memberikan pertolongan terhadap para korban. Serta petugas rutan lainnya, bergerak menghubungi Polsek atau Kodim terdekat, guna memperoleh pengamanan. “Jika gempa sudah reda, tunggu dulu sekitar 30 menit, jangan langsung masuk ruangan, mengantisipasi adanya gempa susulan,” terang Ngurah Dibya.
Ngurah Dibya menjelaskan bahwa pelatihan tersebut penting dilakukan demi terciptanya prosedur yang pasti dan jelas apabila terjadi suatu bencana alam, dan meminimalisir adanya korban. “Mengingat di Pulau Bali terdapat beberapa gunung yang masih aktif, jadi kewaspadaan dalam mengevakuasi diri serta menghadapi kejadian bencana alam harus dilatih, guna mencegah hal yang tidak diinginkan,” tutupnya. *rma
Saat terjadi gempa bumi, baik petugas maupun penghuni rutan diingatkan agar tidak panik, serta menjalankan prosedur evakuasi sesuai dengan pemaparan materi yang telah dijelaskan. “Petugas rutan langsung bergerak ke tugasnya masing-masing, seperti membunyikan sirine, lalu ada yang memberikan arahan evakuasi melalui pengeras suara, dan koordinator masing-masing blok atau tim memastikan seluruh anggotanya telah menuju titik kumpul di lapangan tengah rutan,” kata Ngurah Dibya.
Dalam simulasi, digambarkan terdapat empat orang penghuni rutan yang mengalami luka-luka ringan akibat adanya gempa bumi tersebut. Ngurah Dibya kemudian menjelaskan, apabila terdapat korban mengalami luka ringan, petugas kesehatan rutan harus dengan sigap memberikan pertolongan terhadap para korban. Serta petugas rutan lainnya, bergerak menghubungi Polsek atau Kodim terdekat, guna memperoleh pengamanan. “Jika gempa sudah reda, tunggu dulu sekitar 30 menit, jangan langsung masuk ruangan, mengantisipasi adanya gempa susulan,” terang Ngurah Dibya.
Ngurah Dibya menjelaskan bahwa pelatihan tersebut penting dilakukan demi terciptanya prosedur yang pasti dan jelas apabila terjadi suatu bencana alam, dan meminimalisir adanya korban. “Mengingat di Pulau Bali terdapat beberapa gunung yang masih aktif, jadi kewaspadaan dalam mengevakuasi diri serta menghadapi kejadian bencana alam harus dilatih, guna mencegah hal yang tidak diinginkan,” tutupnya. *rma
Komentar