Tim PPPUD Unud Lakukan Pendampingan Produksi Gula Semut di Desa Karya Sari, Pupuan
DENPASAR, NusaBali
Desa Karya Sari, Kecamatan Pupuan, Tabanan dikenal sebagai penghasil gula aren.
Gula aren Desa Karya Sari dan Belimbing selalu dicari oleh konsumen karena dikenal kualitasnya baik dan masih asli. Tetapi pendapatan dari gula aren belum memberikan keuntungan yang signifikan kepada petani penderes maupun pengolah gula aren.
Hal ini mendorong dosen-dosen pengabdi dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Udayana (LPPM Unud) melakukan pendampingan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan daerah Pupuan ini melalui Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) Gula Aren dari Kemendibudristek.
Ketua Tim, Ida Ayu Listia Dewi SP MAgb, Rabu (22/10) menyebutkan bahwa salah satu materi pendampingan adalah standarisasi produk gula semut, baik menyangkut kehalusan butir (mesh), warna, kadar air, kualitas serta pengemasan yang lebih menarik sesuai minat pasar atau market oriented. Lebih lanjut dosen Agribisnis Fakultas Pertanian Unud ini menambahkan bahwa beberapa masyarakat di Desa Karya Sari yang merupakan petani penderes nira membentuk kelompok usaha bersama untuk memproduksi nira aren menjadi gula aren. Kelompok ini diberi nama Kelompok Usaha Bersama Mutiara Merah.
"Selama ini kualitas dan kapasitas produk gula aren yang dihasilkan oleh Kelompok Usaha Bersama (KUB) Mutiara Merah masih beragam, tergantung dari kualitas bahan baku nira yang diperoleh. Nira yang dihasilkan petani penderes dimasak sendiri di masing-masing rumah tangga petani dengan kapasitas produksi gula aren rata-rata 3-5 kg/petani/hari," jelasnya.
Proses produksi yang dilakukan masih secara tradisional. Produk yang dihasilkan hampir 98 persen adalah gula aren cetak dengan ukuran tidak seragam tergantung ukuran alat cetaknya, karena cetakan yang digunakan adalah tempurung kelapa. Proses produksinya dilakukan secara intermiten/terputus-putus.
Penjualan produk gula aren yang dilakukan oleh KUB Mutiara Merah menggunakan bantuan pengepul dan ada beberapa langsung ke warung-warung terdekat. Listia Dewi menambahkan, kondisi KUB Mutiara Merah saat ini masih membutuhkan penguatan-penguatan untuk menciptakan daya saing yang baik bagi usahanya.
Untuk itu kegiatan PPPUD di tahun ini kami mulai dari perbaikan kualitas produksi, baik ukuran butir (mesh) maupun kualitasnya, warna, kekerasan dan kemasan produk. Kemasan produk yang kami perkenalkan adalah dalam bentuk sachet dengan harapan akan lebih menarik dan diminati pasar. Selain memberikan bantuan teknis, juga diberikan peralatan/mesin untuk perbaikan kualitas produksi seperti peralatan kristalisator, mesin perajang dan penepung gula.
"Di bidang manajemen, dilakukan pelatihan penentuan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual per unit produk gula aren yang diproduksi serta kemitraan pemasaran dengan Perusahaan Daerah Dharma Santika," imbuhnya.
Sementara Ketua KUB Mutiara Merah, Riada sangat menyambut baik program kegiatan yang dilaksanakan pada kegiatan PPPUD Gula Aren. Pihaknya bersyukur dan berterimakasih dengan segala bantuan yang diberikan baik dalam bentuk peralatan produksi dan juga bantuan penyediaan pasar bagi produk yang dihasilkan. "Produk yang kami hasilkan saai ini dengan bentuk dan kemasan baru menperoleh harga jual yang lebih baik daripada sebelumnnya,” ujarnya. Dia pun berharap kegiatan PPPUD Gula Aren tidak berhenti di tahun ini saja.
Sedangkan Perbekel Karya Sari, I Nyoman Wiranata mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim PPPUD LPPM Unud yang telah melakukan pendampingan untuk mengangkat produk unggulan Desa Karya Sari. "Kami berharap program ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya," jelasnya. *mis
1
Komentar