Investor Saham di Bali Didominasi Anak Muda
DENPASAR, NusaBali
Kalangan anak muda rentang usia 18-25 tahun mendominasi sebagai investor saham di pasar modal di Bali.
Data dari Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Bali menunjukkan porsi kalangan anak muda usia 18-25 tahun sebesar 39 persen. Disusul usia 26-30 tahun sekitar 21 persen, usia 31-40 tahun sekitar 21 persen, dan usia 41-100 tahun 19 persen. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gusti Agus Andiyasa, dalam kegiatan work shop secara zoom meeting dengan media, Jumat (22/10).
Dikatakannya pertumbuhan investor saham di Bali per September 2021 sebanyak 67.547 investor. Bertambah 28.850 atau naik 74,55 persen dari tahun sebelumnya. “Pertumbuhan melampaui target,” ujarnya.
Dari situlah terungkap, kalangan anak muda semakin gandrung untuk berinvestasi melalui pasar modal.
Sedangkan jumlah investor pasar modal secara keseluruhan (saham, obligasi, reksadana, dan produk turunannya) di Bali sebanyak 130.744 investor baru atau 66 persen.
Sementara sektor profesi yang dominan berinvestasi di pasar modal adalah pekerja atau pegawai swasta, sebesar 40 persen.
Dikatakan Gusti Agus Andiyasa, peningkatan jumlah investor didorong digitalisasi pada masa pandemi. “Digitalisasi menyebabkan orang dengan gampang berinvestasi,” ujarnya. Artinya di balik musibah pandemi Covid-19, juga ada hikmah yakni meningkatnya digitalisasi yang berimbas pada peningkatan investor di pasar modal.
Dari berbagai indikator, Gusti Agus Andiyasa menyatakan trek pasar modal, termasuk berada dalam track yang benar. Memang sempat down pada awal-awal pandemi, namun sesudahnya meningkat dan berkembang. “Kita tetap mengedukasi masyarakat untuk memanfaatkan dan mengakses pasar modal untuk mencari dana dalam mengembangkan perusahaan,” katanya. *k17
1
Komentar