Jalur Tol di Kecamatan Marga-Tabanan Berubah
Desa Tegal Jadi Batal Dilintasi Tol, Desa Kuwum dan Denbantas Masuk
TABANAN, NusaBali
Sempat tertunda lantaran adanya perbaikan data, sosialiasi pembangunan Jalan Tol Mengwi (Badung)-Gilimanuk (Jembrana) di wilayah Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Marga (Tanbanan), akhirnya dilanjutkan, Senin (25/10) ini.
Dalam sosialisasi terbaru ini, terjadi perubahan lintasan, di mana dua desa yang sebelumnya direncanakan tak terlintasi jalan tol, menjadi terdampak.
Awalnya, ada 4 desa di Kecamatan Marga, Tabanan yang terdampak proyek jalan tol, masing-masing Desa Marga Dauh Puri, Desa Tegal Jadi, Desa Selanbawak, dan Desa Marga. Namun, berdasarkan sosialisasi terbaru, Desa Tegal Jadi batal dilintasi jalan tol. Yang masuk adalah Desa Kuwum, selain 3 desa yang diskenariokan sejak awal yakni Desa Marga Dauh Puri, Selanbawak, dan Desa Marga.
Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Tabanan, awalnya ada 3 desa yang akan dilintasi jalan tol, yakni Desa Wanasari, Desa Buahan, dan Desa Tunjuk. Namun, berdasarkan sosialisasi terbaru, bertambah satu desa lagi yang dilintasi jalan tol, yaitu Desa Denbantas.
Camat Marga, I Gusti Alit Adiatmika, mengatakan sosialiasi lanjutan proyek jalan tol untuk wilayah Kecamatan Marga sudah terjadwal. Sosialiasi akan dilakukan di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Senin ini. Ratusan kepala keluarga (KK) dari 4 desa di Kecamatan Marga yang lahanya terdampak proyek jalan tol, diundang untuk mendengarkan penjelasan awal. "Ya, sosialiasi lanjutan rencananya digelar besok (hari ini), " ujar Alit Adiatmika di Tabanan, Minggu (24/10).
Menurut Alit Adiatmika, dalam sosialiasi terbaru ini memang ada perubahan lintasan jalan tol, hingga menyebabkan ada desa yang semula dikabarkan terdampak, sekarang berubah. Desa Tegal Jadi yang semula akan dilintasi proyek jalan tol, urung terdampak.
“Desa Tegal Jadi sekarang tidak kena lintaran proyek jalan tol. Karena di Desa Marga banyak belok-belok, sehingga Desa Tegal Jadi tidak terdampak. Yang kena adalah Desa Kuwum," terang Alit Adiatmika.
Alit Adiatmika menyebutkan, dengan adanya perubahan lintasan jalan tol tersebut, maka tak sampai terjadi riak-riak ataupun keluhan warga yang terdampak. Sebelumnya, memang sempat terdengar keluhan warga yang rumahnya terdampak, khususnya di Banjar Selanbawak Kelod, Desa Selanbawak. Tetapi, karena sekarang di Banjar Selanbawak Kelod terjadi pergeseran ke Banjar Manik Gunung, keluhan tersebut mereda.
"Awalnya, di Banjar Selanbawak Kelod banyak rumah yang terdampak. Nah, warga yang rumahnya kena lintasan jalan tol ini stres, mereka sampai ada yang tak bisa tidur. Tetapi, sekarang berubah ke Banjar Manik Gunung, sehingga keluhan tersebut mereda. Mungkin karena warga yang kena ini sudah ada lahan lain," beber Alit Adiatmika.
Alit Adiatmika pun berharap dengan adanya sosialiasi lanjutan hari ini, pemerintah dapat memberikan kenyamanan buat warga terdampak. Sosialisasi lanjutan ini juga diharapkan tidak menjadikan beban bagi warga, meskipun lahan mereka terdampak.
Dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin, Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Tabanan, I Wayan Sudarya, menjelaskan sosialisasi dan pendataan awal rencana pembangunan ruas Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi untuk wilayah Desa Marga akan diikuti 169 KK, yang lahannya terdampak pembangunan.
Sementara untuk sosialisasi proyek jalan tol wilayah Kecamatan Tabanan akan digelar Selasa (26/10) besok, di Wantilan Desa Buahan. Rincian yang terdampak proyek jalan tol di Desa Buahan mencapai 29 KK, sedangkan di Desa Denbantas sebanyak 38 KK.
Selanjutnya, sosialisasi proyek jalan tiol wilayah Kecamatan Tabanan akan kembali digelar Rabu (27/10), di Wantilan Pura Desa Wanasari. Sosialisai tersebut melibatkan warga pemilik lahan dari Desa Tunjuk sebanyak 168 KK dan Desa Wanasari sebanyak 134 KK. "Ya, sosialisasi untuk wilaah Kecamatan Tabanan akan digelar hari Selasa dan Rabu. Sedangkan sosialisasi untuk wilayah Kecamatan Marga digelar Senin,” papar Wayan Sudarya.
Sudarya menambahkan, sosialisasi tahap I rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi ini mengundang warga pemilik lahan yang terdampak di wilayah Kabupaten Tabanan. Tujuannya, agar masyarakat memiliki pemahaman dan gambaran yang jelas tentang program pemerintah pusat ini. Termasuk juga untuk melakukan sikronisasi atau pendataan awal terhadap data bidang tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan sertifikat milik warga.
Sebelumnya, para pemilik lahan sudah mendapatkan surat undangan untuk datang mengikuti sosialisasi. Mereka juga mendapatkan blanko untuk pendataan sebagai bahan cross check, sebelum nantinya masuk ke tahap konsultasi publik dan penetapan lokasi (Penlok).
Proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dengan panjang mencapai 95 kilometer ini menelan anggaran hingga Rp 14 triliun, yang bersumber dari pihak swasta. Sesuai perencanaan dalam basic design, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan melintasi tiga kabupaten sekaligus: Jembrana, Tabanan, dan Badung. Sisisi barat dimulai dari Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya (Jembrana) hingga sisi timur di Desa Sembung, Kecamatan Mengwi (Badung).
Khusus di Kabupaten Jembrana, ada 5 kecamatan yang bakal dilalui, yakni Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan Mendoyo, dan Kecamatan Pekutatan. Sedangkan di Kabupaten Tabanan, melintasi 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Selemedeg, Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Tabanan, Kecamatan Marga. Se-mentara di Kabupaten Badung, hanya melintasi Kecamatan Mengwi. *des
Komentar