SLB Negeri 1 Karangasem Bangun 8 Ruangan Belajar
AMLAPURA, NusaBali
Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Karangasem membangun 8 ruangan untuk memenuhi kebutuhan 48 rombongan belajar.
Pembangunan ruang kelas belum mencukupi menampung siswa, buat sementara siswa belajar digabung sesuai kondisi siswa masing-masing. Kasek SLBN 1 Karangasem Mudi Dwikorahesti berharap pembangunan cepat tuntas sehingga bisa dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar. Saat ini tersedia 16 ruang kelas.
Mudi mengatakan, 8 ruangan yang baru dibangun nantinya dimanfaatkan untuk 6 ruang kelas dan 2 ruang ketrampilan. Jumlah kelas yang nanti tersedia sebanyak 22 ruang kelas dari kebutuhan 48 ruang kelas. SLBN 1 Karangasem dengan 100 siswa SDLB, 38 siswa SMPLB, dan 20 siswa SMALB. Pembelajaran didukung 33 guru, masing-masing 26 guru PNS dan 7 guru kontrak. Siswa SDLB kelompok C1 (tuna grahita sedang), kelompok C (tuna grahita ringan, IQ rendah), autisme atau autism spectrum disorder (gangguan tumbuh kembang anak).
Kelompok A (gangguan pada mata) dan kelompok B (tuna rungu wicara, tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara). Begitu juga untuk siswa SMPLB dan SMALB. “Gedung yang sedang dibangun sebanyak 8 ruangan, nantinya untuk 6 ruang kelas dan 2 ruang ketrampilan,” kata Mudi. Pembangunan gedung dengan biaya Rp 925,45 juta diharapkan menghasilkan kualitas standar. Pembangunan gedung dua lantai memanfatakan mes kepala sekolah dan ruang kantin. Buat sementara menyiasati kekurangan ruang kelas, para siswa belajar digabung sesuai kondisi siswa. Misalnya untuk siswa SPMLB kelompok B, masing-masing kelas VII sebanyak 1 siswa, kelas VIII sebanyak 3 siswa, dan kelas IX sebanyak 4 siswa. “Siswa kelas VII hingga kelas IX lebih sering belajar bersama dalam satu ruangan jika dalam kondisi normal,” jelas Mudi. *k16
Mudi mengatakan, 8 ruangan yang baru dibangun nantinya dimanfaatkan untuk 6 ruang kelas dan 2 ruang ketrampilan. Jumlah kelas yang nanti tersedia sebanyak 22 ruang kelas dari kebutuhan 48 ruang kelas. SLBN 1 Karangasem dengan 100 siswa SDLB, 38 siswa SMPLB, dan 20 siswa SMALB. Pembelajaran didukung 33 guru, masing-masing 26 guru PNS dan 7 guru kontrak. Siswa SDLB kelompok C1 (tuna grahita sedang), kelompok C (tuna grahita ringan, IQ rendah), autisme atau autism spectrum disorder (gangguan tumbuh kembang anak).
Kelompok A (gangguan pada mata) dan kelompok B (tuna rungu wicara, tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara). Begitu juga untuk siswa SMPLB dan SMALB. “Gedung yang sedang dibangun sebanyak 8 ruangan, nantinya untuk 6 ruang kelas dan 2 ruang ketrampilan,” kata Mudi. Pembangunan gedung dengan biaya Rp 925,45 juta diharapkan menghasilkan kualitas standar. Pembangunan gedung dua lantai memanfatakan mes kepala sekolah dan ruang kantin. Buat sementara menyiasati kekurangan ruang kelas, para siswa belajar digabung sesuai kondisi siswa. Misalnya untuk siswa SPMLB kelompok B, masing-masing kelas VII sebanyak 1 siswa, kelas VIII sebanyak 3 siswa, dan kelas IX sebanyak 4 siswa. “Siswa kelas VII hingga kelas IX lebih sering belajar bersama dalam satu ruangan jika dalam kondisi normal,” jelas Mudi. *k16
Komentar