Desa Kontrak 4 Pawang Hujan, Pasca Banjir Bandang di Tejakula
‘’Masalah air bersih sudah tuntas, kami sudah sambung kembali pipanya. Sekarang tinggal jalan yang terputus’’.
SINGARAJA, NusaBali
Pelayanan air bersih untuk ribuan warga Desa Tejakula dan Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, sempat tersendat akibat banjir banding, Kamis (26/1) lalu. Kini warga yang mendapatkan layanan air dari Jaringan Perusahaan Air Minum (JPAM) Desa Tejakula, kembali mendapatkan air. Layanan normal ini pasca pipa yang tergerus banjir disambung kembali, Minggu (29/1) pagi.
Pihak desa juga membangun jalan baru untuk memudahkan akses warga. Desa pun secara khusus menyewa empat pawang hujan di desa itu untuk menormalisasi jalan itu.
Penyambungan JPAM yang sempat terputus itu sudah dilakukan petugas pengelola JPAM Desa Tejakula sejak Sabtu (28/1). Minggu (29/1), air bersih sudah kembali dapat dialirkan ke ribuan rumah warga setempat. Perbekel Desa Tejakula Made Suardana di sela-sela normalisasi bencana di desanya, mengatakan kini pihaknya sedang fokus dalam proses normalisasi jalan di Banjar Dinas Antapura, yang terputus diterjang banjir bandang. Kondisi tersebut pun menyebabkan 50 KK di Banjar Dinas Antapura terisolasi.
“Kalau masalah air bersih sudah tuntas, kami sudah sambung kembali pipanya. Sekarang tinggal jalan yang terputus ini,” ujar dia. Dalam normalisasi jalan tersebut, pihak desa sebenarnya sudah memaksimalkan fungsi satu alat berat yang sudah diturunkan sejak Sabtu (28/1). Hanya saja karena material banjir bandang sangat berat yang terdiri dari batu-batu besar, serta lumpur dengan ketebalan kurang lebih satu meter, pihak desa berencana akan membuatkan jalan baru.
Lokasi jalan baru itu tetap di jalan lama. Hanya saja jalan lama yang semula berupa cekungan kini rata dengan material banjir bandang. Material banjir bandang itu direncanakan akan dipadatkan, dan selanjutnya langsung dibeton sehingga jalan baru nantinya datar.
Suardana pun mengatakan seluruh rencana pembuatan jalan baru itu sudah mulai dikerjakan. Saat ini hanya tinggal menunggu proses pemadatan dan pembetonan. Untuk mempercepat normalisasi jalan itu, pihaknya pun mengaku khusus menyewa empat pawang hujan di desa itu agar dalam proses normalisasi jalan, tidak turun hujan. “Biar normalisasi jalan ini segera tuntas, dan masyarakat kami segera bisa memanfaatkan akses jalan untuk pergi bekerja, maupun keluar rumah untuk mencari sesuatu yang diperlukan,” imbuh dia.
Dalam proses pemadatan yang menggunakan sejumlah batu dan pasir untuk menekan lumpur, sebenarnya jalan baru itu sudah dapat dilalui sepeda motor. Hanya saja karena belum padat benar, ketika menjalani jalan yang hilang dengan panjang 150 meter dan lebar tiga meter, sepeda motornya harus dituntun, untuk menghindari jalan licin.
Seperti diberitakan sebelumnya, musibah banjir bandang melanda Banjar Dinas Antapura, dan Banjar Dinas Suci, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Kmais (26/1). Musibah itu dipicu angin puting beliung di laut yang bergerak ke arah bukit dan menabrak bukit. Akibatnya terjadi longsor dan berujung pada terjadinya banjir bandang. 50 kepala keluarga sempat terisolir karena akses jalan satu-satunya terputus diterjang banjir. Selain itu ada ribuan kepala keluarga yang sempat terdampak, lantaran jaringan pipa air minum terputus. *k23
Pelayanan air bersih untuk ribuan warga Desa Tejakula dan Bondalem, Kecamatan Tejakula, Buleleng, sempat tersendat akibat banjir banding, Kamis (26/1) lalu. Kini warga yang mendapatkan layanan air dari Jaringan Perusahaan Air Minum (JPAM) Desa Tejakula, kembali mendapatkan air. Layanan normal ini pasca pipa yang tergerus banjir disambung kembali, Minggu (29/1) pagi.
Pihak desa juga membangun jalan baru untuk memudahkan akses warga. Desa pun secara khusus menyewa empat pawang hujan di desa itu untuk menormalisasi jalan itu.
Penyambungan JPAM yang sempat terputus itu sudah dilakukan petugas pengelola JPAM Desa Tejakula sejak Sabtu (28/1). Minggu (29/1), air bersih sudah kembali dapat dialirkan ke ribuan rumah warga setempat. Perbekel Desa Tejakula Made Suardana di sela-sela normalisasi bencana di desanya, mengatakan kini pihaknya sedang fokus dalam proses normalisasi jalan di Banjar Dinas Antapura, yang terputus diterjang banjir bandang. Kondisi tersebut pun menyebabkan 50 KK di Banjar Dinas Antapura terisolasi.
“Kalau masalah air bersih sudah tuntas, kami sudah sambung kembali pipanya. Sekarang tinggal jalan yang terputus ini,” ujar dia. Dalam normalisasi jalan tersebut, pihak desa sebenarnya sudah memaksimalkan fungsi satu alat berat yang sudah diturunkan sejak Sabtu (28/1). Hanya saja karena material banjir bandang sangat berat yang terdiri dari batu-batu besar, serta lumpur dengan ketebalan kurang lebih satu meter, pihak desa berencana akan membuatkan jalan baru.
Lokasi jalan baru itu tetap di jalan lama. Hanya saja jalan lama yang semula berupa cekungan kini rata dengan material banjir bandang. Material banjir bandang itu direncanakan akan dipadatkan, dan selanjutnya langsung dibeton sehingga jalan baru nantinya datar.
Suardana pun mengatakan seluruh rencana pembuatan jalan baru itu sudah mulai dikerjakan. Saat ini hanya tinggal menunggu proses pemadatan dan pembetonan. Untuk mempercepat normalisasi jalan itu, pihaknya pun mengaku khusus menyewa empat pawang hujan di desa itu agar dalam proses normalisasi jalan, tidak turun hujan. “Biar normalisasi jalan ini segera tuntas, dan masyarakat kami segera bisa memanfaatkan akses jalan untuk pergi bekerja, maupun keluar rumah untuk mencari sesuatu yang diperlukan,” imbuh dia.
Dalam proses pemadatan yang menggunakan sejumlah batu dan pasir untuk menekan lumpur, sebenarnya jalan baru itu sudah dapat dilalui sepeda motor. Hanya saja karena belum padat benar, ketika menjalani jalan yang hilang dengan panjang 150 meter dan lebar tiga meter, sepeda motornya harus dituntun, untuk menghindari jalan licin.
Seperti diberitakan sebelumnya, musibah banjir bandang melanda Banjar Dinas Antapura, dan Banjar Dinas Suci, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Kmais (26/1). Musibah itu dipicu angin puting beliung di laut yang bergerak ke arah bukit dan menabrak bukit. Akibatnya terjadi longsor dan berujung pada terjadinya banjir bandang. 50 kepala keluarga sempat terisolir karena akses jalan satu-satunya terputus diterjang banjir. Selain itu ada ribuan kepala keluarga yang sempat terdampak, lantaran jaringan pipa air minum terputus. *k23
1
Komentar