Apel Gelar Pasukan Jelang Pilkel Serentak
SINGARAJA, NusaBali
Menjelang perhelatan pemilihan perbekel (pilkel) serentak di empat desa di Kabupaten Buleleng, pada 31 Oktober 2021 nanti, dilaksanakan apel gelar pasukan melibatkan unsur pihak terkait, Kamis (28/10) pagi.
Apel gelar pasukan ini dipimpin Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, di Lapangan Ngurah Rai Singaraja.
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, apel gelar pasukan sebagai wujud kesiapan dalam menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan pilkel serentak di Buleleng pada 31 Oktober mendatang. Untuk itu, diperlukan sinergitas semua pihak, baik pemerintah, calon perbekel, panitia tingkat desa, TNI dan Polri, Linmas serta pecalang maupun komponen masyarakat.
Bupati Agus Suradnyana menekankan kepada semua calon perbekel di desa, agar menjaga situasi keamanan. Dan yang paling penting, tidak melakukan hal-hal yang mencederai proses demokrasi. Sehingga, diharapkan melalui pilkel serentak ini, nantinya dapat menghasilkan pemimpin desa yang berintegritas.
“Buleleng saat ini dalam keadaan kondusif, maka wajib dipertahankan. Ini berkat kerjasama dan dukungan semua pihak dan sinergitas yang baik. Dengan dukungan semua pihak, saya optimistis pelaksanaan pilkel serentak di Buleleng berjalan sesuai harapan yakni aman, tertib, dan damai,” kata Bupati Agus Suradnyana.
Empat desa yang menyelenggarakan pemilihan perbekel, yakni Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Desa Cempaga dan Kayuputih di Kecamatan Banjar, serta Desa Selat di Kecamatan Sukasada.
Sementara itu, Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto mengatakan, ada 424 personel diturunkan mengamankan jalannya tahapan pilkel serentak di Buleleng. Sedangkan, pada saat pemilihan ada 319 personel untuk mengamankan tempat pemilihan suara (TPS) di masing-masing desa.
Untuk skema pengamanan, TPS rawan ditempatkan dua personel. Sedangkan, yang tergolong tidak rawan ditempatkan satu personel kepolisian. Kemudian, ada bantuan dari anggota TNI dan Brimob. Pola pengamanan dibagi menjadi tiga zona yaitu zona barat, tengah, dan timur. Dari hasil pemetaan, yang menjadi daerah yang agak rawan adalah di zona barat.
“Zona rawan kemungkinan akan ditempatkan personel Brimob di masing-masing TPS. Patroli juga dilakukan menggunakan kendaraan roda dua. Karena di daerah barat itu kontur wilayahnya lebih cenderung pegunungan, jadi lebih mudah jika mobilisasi dengan kendaraan roda dua,” kata AKBP Andrian. *mz
Bupati Agus Suradnyana mengatakan, apel gelar pasukan sebagai wujud kesiapan dalam menjamin keamanan dan kelancaran pelaksanaan pilkel serentak di Buleleng pada 31 Oktober mendatang. Untuk itu, diperlukan sinergitas semua pihak, baik pemerintah, calon perbekel, panitia tingkat desa, TNI dan Polri, Linmas serta pecalang maupun komponen masyarakat.
Bupati Agus Suradnyana menekankan kepada semua calon perbekel di desa, agar menjaga situasi keamanan. Dan yang paling penting, tidak melakukan hal-hal yang mencederai proses demokrasi. Sehingga, diharapkan melalui pilkel serentak ini, nantinya dapat menghasilkan pemimpin desa yang berintegritas.
“Buleleng saat ini dalam keadaan kondusif, maka wajib dipertahankan. Ini berkat kerjasama dan dukungan semua pihak dan sinergitas yang baik. Dengan dukungan semua pihak, saya optimistis pelaksanaan pilkel serentak di Buleleng berjalan sesuai harapan yakni aman, tertib, dan damai,” kata Bupati Agus Suradnyana.
Empat desa yang menyelenggarakan pemilihan perbekel, yakni Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Desa Cempaga dan Kayuputih di Kecamatan Banjar, serta Desa Selat di Kecamatan Sukasada.
Sementara itu, Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto mengatakan, ada 424 personel diturunkan mengamankan jalannya tahapan pilkel serentak di Buleleng. Sedangkan, pada saat pemilihan ada 319 personel untuk mengamankan tempat pemilihan suara (TPS) di masing-masing desa.
Untuk skema pengamanan, TPS rawan ditempatkan dua personel. Sedangkan, yang tergolong tidak rawan ditempatkan satu personel kepolisian. Kemudian, ada bantuan dari anggota TNI dan Brimob. Pola pengamanan dibagi menjadi tiga zona yaitu zona barat, tengah, dan timur. Dari hasil pemetaan, yang menjadi daerah yang agak rawan adalah di zona barat.
“Zona rawan kemungkinan akan ditempatkan personel Brimob di masing-masing TPS. Patroli juga dilakukan menggunakan kendaraan roda dua. Karena di daerah barat itu kontur wilayahnya lebih cenderung pegunungan, jadi lebih mudah jika mobilisasi dengan kendaraan roda dua,” kata AKBP Andrian. *mz
Komentar