Jembrana Ekspor 71 Ton Manggis ke China
Belum satu bulan sudah Rp 2 miliar lebih uang beredar pada petani (manggis) di tiga desa di Jembrana, yakni Desa Pohsanten, Tegal Cangking, dan Brangbang.
NEGARA, NusaBali
Komoditas buah manggis di Kabupaten Jembrana menyusul komoditas kakao menembus pasar ekspor. Dalam waktu belum genap sebulan terakhir ini, sudah ada sebanyak 71 ton manggis Jembrana yang telah diekspor ke negara China.
Hal itu diungkapkan Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat melepas pengiriman ekspor sebanyak 40 ton manggis Jembrana, di Terminal Negara, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (29/10). Selain pengiriman 40 ton manggis itu, sebelumnya juga ada puluhan ton manggis yang dikirim ke China melalui jalur udara. Ekspor manggis itu dilakukan melalui salah satu perusahaan pengepul manggis di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara.
Bupati Tamba mengatakan, dirinya ingin lebih banyak lagi manggis Jembrana yang terserap ke pasar ekspor. Terlebih manggis yang masuk kelas ekspor harganya lebih tinggi. “Ke depannya saya ingin jangan hanya mengandalkan pohon yang sudah ada. Harus mulai menanam bibit yang baru sehingga nanti bisa ditingkatkan jumlah ekspornya. Termasuk pangsa pasar juga harus diperluas. Selain itu kita dorong ekspor komoditas buah-buah yang lain yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pasar,” ujarnya.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Bupati Tamba mengapresiasi sudah banyak tenaga kerja Jembrana khususnya kaum muda yang direkrut dan diberikan pelatihan untuk menjadi petani/pembudidaya sehingga bisa menghasilkan buah manggis yang berkualitas.
“Kabar yang lebih membanggakan adalah, belum satu bulan sudah Rp 2 miliar lebih uang beredar pada petani (manggis) di tiga desa. Yaitu di Desa Pohsanten, Tegal Cangking, dan Brangbang. Artinya pertumbuhan ekonomi Jembrana sudah makin bagus meskipun di tengah pandemi Covid-19. Kita tetap sustainable (berkelanjutan) dan tetap bertahan karena sektor pertanian. Ke depan potensi ini akan terus kita kembangkan, majukan dan support sepenuhnya, sehingga sesuai dengan cita-cita kita bersama menjadikan Jembrana sebagai salah satu pengekspor buah manggis terbesar di dunia,” tegas Bupati Tamba.
Sementara Direktur Utama PT Radja Manggis Sejati Jro Putu Tesan menyampaikan, keberhasilan hingga buah manggis Jembrana mampu menembus pasar dunia adalah berkat sinergi yang terjalin dengan baik. Khususnya dalam menggali potensi di dunia pertanian antara pihak swasta, kelompok petani, dan pemerintah daerah. Sampai saat ini, belum ada satu bulan sudah sekitar 71 ton manggis Jembrana yang diekspor ke China dengan nilai uang yang beredar mencapai Rp 2 miliar lebih.
“Jadi walaupun di tengah pandemi Covid-19, kita optimistis perekonomian di Jembrana mampu bertumbuh dengan baik. Khususnya dari sektor pertanian. Selain itu juga kepada kelompok petani kita juga terus mendorong agar lebih banyak lagi menanam pohon manggis di lahan perkebunan, sehingga ke depan mampu meningkatkan jumlah ekspor. Di sisi lain, kita juga telah merekrut dan memberi pelatihan anak-anak muda Jembrana sehingga tidak perlu mencari tenaga kerja dari luar, sehingga ke depan kita yakin ini akan berkelanjutan dan berkembang terus,” ujar Jro Tesan.
Selain komoditas buah manggis, Jro Tesan mengatakan, dirinya berencana mengembangkan komoditas buah alpukat cuba di Jembrana. Rencananya, uji coba penanaman alpukat cuba itu, akan dilakukan Kelompok Tani Hutan (KTH) Werdhi Wanarta di Lingkungan Munduk Anyar, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, dan beberapa KTH yang ada di Jembrana. “Astungkara lagi dua tahun, kita ekspor dari Jembrana dengan nama Alpukat Cuba Jembrana,” ucapnya. *ode
Hal itu diungkapkan Bupati Jembrana I Nengah Tamba saat melepas pengiriman ekspor sebanyak 40 ton manggis Jembrana, di Terminal Negara, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Jembrana, Jumat (29/10). Selain pengiriman 40 ton manggis itu, sebelumnya juga ada puluhan ton manggis yang dikirim ke China melalui jalur udara. Ekspor manggis itu dilakukan melalui salah satu perusahaan pengepul manggis di Kelurahan Banjar Tengah, Kecamatan Negara.
Bupati Tamba mengatakan, dirinya ingin lebih banyak lagi manggis Jembrana yang terserap ke pasar ekspor. Terlebih manggis yang masuk kelas ekspor harganya lebih tinggi. “Ke depannya saya ingin jangan hanya mengandalkan pohon yang sudah ada. Harus mulai menanam bibit yang baru sehingga nanti bisa ditingkatkan jumlah ekspornya. Termasuk pangsa pasar juga harus diperluas. Selain itu kita dorong ekspor komoditas buah-buah yang lain yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pasar,” ujarnya.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), Bupati Tamba mengapresiasi sudah banyak tenaga kerja Jembrana khususnya kaum muda yang direkrut dan diberikan pelatihan untuk menjadi petani/pembudidaya sehingga bisa menghasilkan buah manggis yang berkualitas.
“Kabar yang lebih membanggakan adalah, belum satu bulan sudah Rp 2 miliar lebih uang beredar pada petani (manggis) di tiga desa. Yaitu di Desa Pohsanten, Tegal Cangking, dan Brangbang. Artinya pertumbuhan ekonomi Jembrana sudah makin bagus meskipun di tengah pandemi Covid-19. Kita tetap sustainable (berkelanjutan) dan tetap bertahan karena sektor pertanian. Ke depan potensi ini akan terus kita kembangkan, majukan dan support sepenuhnya, sehingga sesuai dengan cita-cita kita bersama menjadikan Jembrana sebagai salah satu pengekspor buah manggis terbesar di dunia,” tegas Bupati Tamba.
Sementara Direktur Utama PT Radja Manggis Sejati Jro Putu Tesan menyampaikan, keberhasilan hingga buah manggis Jembrana mampu menembus pasar dunia adalah berkat sinergi yang terjalin dengan baik. Khususnya dalam menggali potensi di dunia pertanian antara pihak swasta, kelompok petani, dan pemerintah daerah. Sampai saat ini, belum ada satu bulan sudah sekitar 71 ton manggis Jembrana yang diekspor ke China dengan nilai uang yang beredar mencapai Rp 2 miliar lebih.
“Jadi walaupun di tengah pandemi Covid-19, kita optimistis perekonomian di Jembrana mampu bertumbuh dengan baik. Khususnya dari sektor pertanian. Selain itu juga kepada kelompok petani kita juga terus mendorong agar lebih banyak lagi menanam pohon manggis di lahan perkebunan, sehingga ke depan mampu meningkatkan jumlah ekspor. Di sisi lain, kita juga telah merekrut dan memberi pelatihan anak-anak muda Jembrana sehingga tidak perlu mencari tenaga kerja dari luar, sehingga ke depan kita yakin ini akan berkelanjutan dan berkembang terus,” ujar Jro Tesan.
Selain komoditas buah manggis, Jro Tesan mengatakan, dirinya berencana mengembangkan komoditas buah alpukat cuba di Jembrana. Rencananya, uji coba penanaman alpukat cuba itu, akan dilakukan Kelompok Tani Hutan (KTH) Werdhi Wanarta di Lingkungan Munduk Anyar, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, dan beberapa KTH yang ada di Jembrana. “Astungkara lagi dua tahun, kita ekspor dari Jembrana dengan nama Alpukat Cuba Jembrana,” ucapnya. *ode
1
Komentar