APGI Gelar Pelatihan Teknik Pendakian
AMLAPURA, NusaBali
Ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Bali I Ketut Mudiada memberikan pelatihan teknik-teknik pendakian kepada anggota komunitas pendaki Eiger dan DBS (Dukuh Bujangga Sakti) Trekking Centre.
Pelatihan disertai pemasangan plang pendakian di jalur pendakian DBS Trekking Centre, Banjar/Desa Dukuh, Kecamatan Kubu, Karangasem, Jumat (29/10). Pelatihan teknik pendakian ini untuk bekal saat pendakian Gunung Agung.
Mudiada memberikan arahan kepada anggota komunitas Eiger dan anggota DBS Trekking Center yang beranggotakan 15 orang tentang medan Gunung Agung jika mendaki dari jalur DBS Centre Desa Dukuh. Dari jalur ini, pendaki banyak menghadapi tantangan, selain jalannya terjal, saat musim panas di jalur itu sering terjadi kebakaran hutan. Beda dengan jalur dari Pura Pasar Agung, Banjar Sogra Desa Sebudi, Kecamatan Selat, jalur selatan lebih sejuk karena lebih sering turun hujan dan melintasi hutan pinus. “Tantangan melalui jalur Desa Dukuh lebih terjal, panas, melintasi batu karang, hutan gersang,” kata Mudiada.
Mudiada didampingi Sekretaris APGI Yuanita Leisbuana juga memberikan istilah-istilah pendakian. Di antaranya hiking yang artinya berjalan kaki di alam bebas, sedangkan trekking artinya hampir sama hanya berjalan kaki di jalur mendaki. Dalam mendaki juga dikenal istilah shelter dan pos, tempat singgah untuk bermalam. “Biasanya shelter dibuat di lokasi yang luas, dibangun tenda dan ada mata air, sehingga lebih leluasa mandi dan istirahat,” jelas Mudiada.
Apalagi yang mendaki anggotanya banyak, wajib ada leader atau pembuka jalan. Paling belakang sebagai pengaman pendaki wajib melibatkan sweeper. “Tujuannya agar tidak terjadi kasus pendaki tersesat atau jika terjadi kram maka cepat dapat pertolongan,” ungkap Mudiada. *k16
1
Komentar