IRT Tewas Cebur Diri ke Bendungan
Diduga Depresi Setelah Suami dan Keponakannya Meninggal
TABANAN, NusaBali
Warga sekitar Bendungan Telaga Tunjung kawasan Banjar Pegubugan Kauh, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan dibuat geger pada, Sabtu (30/10) pagi.
Geger ini menyusul ditemukan mayat perempuan ibu rumah tangga (IRT) Gusti Ayu Komang Sudiasih, 58, tersangkut di saluran bendungan dengan posisi tengadah.
Sebelum ditemukan tewas, korban sempat dilihat warga berjalan kaki pada, Jumat (29/10) malam ke arah bendungan. Bahkan korban juga sempat menanyakan racun penyemprotan rumput ke tetangganya. Korban meninggal diduga menceburkan diri ke bendungan karena depresi. Informasi yang dihimpun, penemuan jasad korban ini diketahui, Sabtu pagi pukul 07.30 Wita.
Awalnya seorang warga Wayan Sujaya, 53, notabene Kepala Lingkungan (Kaling) Banjar Pegubugan Kauh, Desa Pesagi yang hendak pergi ke sawah melihat benda mencurigakan tersangkut di saluran bendungan. Secara sepintas benda tersebut dikira batang pohon, namun ketika diamati ternyata seorang sesosok tubuh perempuan. Bahkan setelah didekati ternyata Sujaya mengenal korban Gusti Sudiasih, warga dari Banjar Kesiut Kanginan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan, Tabanan. Sujaya pun melaporkan penemuan tersebut kepada Bhabinkamtibmas Desa Pesagi, dan langsung diteruskan kepada kepolisian Polsek Penebel.
Informasi penemuan mayat pun kemudian menyebar, berbarengan itu petugas terkait dari kepolisian dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendatangi lokasi bendungan. Mayat korban yang masih mengenakan busana lengkap ini langsung dievakuasi oleh petugas BPBD Tabanan. Mayat dimasukkan ke kantong jenazah untuk dibawa langsung ke rumah duka di Banjar Kesiut Kanginan, Desa Kesiut, Kecamatan Kerambitan.
Kapolsek Penebel AKP I Nyoman Artadana menerangkan jenazah korban ditemukan menyangkut di beton saluran irigasi bendungan dalam posisi tengadah. Dugaan awal korban ini bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke bendungan.
Hal tersebut dikuatkan sebelum ditemukan tewas, seminggu belakangan ini korban kerap termenung sejak keponakannya yang sering memperhatikan korban meninggal dunia seminggu lalu. Di samping itu lima tahun lalu suaminya juga meninggal dunia. "Akibat peristiwa itu diduga korban depresi, sehingga nekat menceburkan diri ke bendungan," tegas AKP Artadana.
Ditegaskan AKP Artadana korban Gusti Sudiasih yang kesehariannya sebagai penjahit ini sebelum ditemukan meninggal, Jumat malam tak pulang ke rumah. Awalnya, Jumat malam pukul 20.00 Wita sempat berpamitan kepada menantunya Gusti Ayu Made Darmani hendak pergi ke rumah tetangga bernama Wakita alias Ibu Widia yang berjarak 50 meter dari rumahnya.
Ternyata Sabtu (30/10) sekitar pukul 05.30 Wita tersebut menantunya ini tak melihat korban di rumah. Dia pun langsung menanyakan ke rumah tetangganya. Hanya saja tetangganya tersebut menyebut korban sudah pulang, Jumat malam karena mengaku sudah mengantuk. "Jadi korban ini semalaman tidak pulang, bahkan ada warga juga melihat korban Jumat malam berjalan menuju arah bendungan. Selain itu korban juga sempat meminta racun penyemprotan rumput kepada tetangga dengan alasan akan membelikan saudaranya obat itu," bebernya.
Dengan rentetan kejanggalan tersebut kuat dugaan korban ini depresi sehingga melakukan hal nekat. "Korban kesehariannya tidak tinggal sendiri ada keluarga dan anaknya. Sekarang jenazah sudah di rumah duka untuk dilakukan upacara penguburan," tandas AKP Artadana. 7 des
1
Komentar