Basarnas Hentikan Pencarian 7 ABK KM Liberty I
Pencarian akan kembali dilanjutkan, apabila terdapat informasi baru atau tandan-tanda mengenai indikasi ditemukannya korban.
MANGUPURA, NusaBali
Basarnas Denpasar menghentikan operasi pencarian 7 anak buah kapal (ABK) KM Liberty 1 yang tenggelam di perairan utara Bali atau tepatnya 55 kilometer dari utara pesisir Buleleng. Penghentian pencarian ini lantaran selama sepekan tidak menemukan tanda-tanda keberadaan para ABK yang hilang. Meski demikian, Basarnas tetap berkoordinasi dengan semua kapal yang melintas di lokasi tenggelamnya kapal.
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, mengatakan operasi pencarian dan pertolongan terhadap 7 ABK dihentikan terhitung mulai, Minggu (31/10) pukul 14.00 Wita. Menurutnya, penghentian operasi pencarian ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Pasal 34 yaitu tentang jangka waktu pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan selama 7 (tujuh) hari. “Selama satu pekan ini kita melakukan penyisiran para ABK itu, tapi belum membuahkan hasil,” jelasnya, Minggu sore.
Upaya pencarian dan pertolongan yang telah dilaksanakan oleh Tim SAR Gabungan, bahkan telah mengcover semua area pencarian mulai dari perairan kepulauan Sapeken Madura menuju utara Bali dan bergeser ke arah barat daya hingga ke perairan Jawa. Dalam upaya pencarian selama sepekan ini, Tim SAR Gabungan telah mengerahkan 3 KRI yaitu KRI Singa-651, KRI Terapang-684, KRI Pandrong-801 serta KN SAR Arjuna 229 dan satu unit Rigid Inflatable Boat (RIB) yang melakukan pencarian sejak awal dilaporkannya kejadian tersebut.
“Semua area pencarian sesuai dengan aplikasi SARMAP Basarnas telah disisir oleh Tim SAR Gabungan, namun hingga hari ke tujuh ini pencarian belum juga membuahkan hasil,” kata Darmada.
Lebih lanjut dikatakan, penghentian pencarian yang dilakukan oleh Basarnas ini adalah penghentian pengerahan alut secara menyeluruh. Namun tetap dilakukan pemantauan dan koordinasi terhadap stakeholder dan kapal-kapal yang melintas di alur pelayaran tersebut dengan harapan nantinya ada kapal yang menemukan keberadaan korban.
Meski dinyatakan dihentikan, Darmada mengisyaratkan pencarian akan kembali dilanjutkan, apabila terdapat informasi baru atau tandan-tanda mengenai indikasi ditemukannya korban. “Untuk selanjutnya dan ke depannya Basarnas akan tetap memonitoring dan bekerja sama dengan stasiun radio pantai, baik yang berada di Kepulauan Madura, Jawa Timur, dan NTB agar melaporkan apabila ada menemukan korban,” kata Darmada seraya mengakui pengentian ini juga atas pertimbangan yang matang efektif dan efisien serta sumber daya yang ada.
Sebelumnya diberitakan, Kapal Motor (KM) Liberty I tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi di perairan Bali Utara, Sabtu (23/10) malam. KM Liberty I yang tenggelam itu diketahui berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/10) dini hari menuju kawasan Reo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, saat melintas di perairan Bali Utara, Sabtu malam sekitar 22.07 Wita, kapal cargo ini terjebak badai gelombang tinggi dan angin kencang. Akibatnya, kapal itu pun tenggelam di tengah laut dalam jarak 55 kilometer dari pesisir utara Buleleng.
Saat tenggelam, para ABK yang berjumlah 15 orang berhasil keluar menggunakan dua unit life raft, yang masing-masing berisi 6 orang dan 9 orang. Satu life raft yang berisi 6 orang ABK itu berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, Senin (25/10) siang pukul 12.20 Wita, oleh Kapal LCT Dipasena Dua yang melintas di sekitar lokasi. Sementara, 9 ABK lainnya hilang.
Dalam proses pencarian, akhirnya dua (2) orang dari 9 ABK KM Liberty I yang tenggelam di perairan Bali Utara ditemukan, pada Rabu (27/10) petang. Mereka ditemukan mengambang di tengah laut dalam jarak sekitar 74 kilometer arah utara dari Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Dari 2 orang ABK tersebut, salah satunya ditemukan dalam kondisi sudah tewas, sementara satunya lagi masih hidup. *dar
Kepala Basarnas Denpasar I Gede Darmada, mengatakan operasi pencarian dan pertolongan terhadap 7 ABK dihentikan terhitung mulai, Minggu (31/10) pukul 14.00 Wita. Menurutnya, penghentian operasi pencarian ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 Pasal 34 yaitu tentang jangka waktu pelaksanaan Operasi Pencarian dan Pertolongan selama 7 (tujuh) hari. “Selama satu pekan ini kita melakukan penyisiran para ABK itu, tapi belum membuahkan hasil,” jelasnya, Minggu sore.
Upaya pencarian dan pertolongan yang telah dilaksanakan oleh Tim SAR Gabungan, bahkan telah mengcover semua area pencarian mulai dari perairan kepulauan Sapeken Madura menuju utara Bali dan bergeser ke arah barat daya hingga ke perairan Jawa. Dalam upaya pencarian selama sepekan ini, Tim SAR Gabungan telah mengerahkan 3 KRI yaitu KRI Singa-651, KRI Terapang-684, KRI Pandrong-801 serta KN SAR Arjuna 229 dan satu unit Rigid Inflatable Boat (RIB) yang melakukan pencarian sejak awal dilaporkannya kejadian tersebut.
“Semua area pencarian sesuai dengan aplikasi SARMAP Basarnas telah disisir oleh Tim SAR Gabungan, namun hingga hari ke tujuh ini pencarian belum juga membuahkan hasil,” kata Darmada.
Lebih lanjut dikatakan, penghentian pencarian yang dilakukan oleh Basarnas ini adalah penghentian pengerahan alut secara menyeluruh. Namun tetap dilakukan pemantauan dan koordinasi terhadap stakeholder dan kapal-kapal yang melintas di alur pelayaran tersebut dengan harapan nantinya ada kapal yang menemukan keberadaan korban.
Meski dinyatakan dihentikan, Darmada mengisyaratkan pencarian akan kembali dilanjutkan, apabila terdapat informasi baru atau tandan-tanda mengenai indikasi ditemukannya korban. “Untuk selanjutnya dan ke depannya Basarnas akan tetap memonitoring dan bekerja sama dengan stasiun radio pantai, baik yang berada di Kepulauan Madura, Jawa Timur, dan NTB agar melaporkan apabila ada menemukan korban,” kata Darmada seraya mengakui pengentian ini juga atas pertimbangan yang matang efektif dan efisien serta sumber daya yang ada.
Sebelumnya diberitakan, Kapal Motor (KM) Liberty I tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi di perairan Bali Utara, Sabtu (23/10) malam. KM Liberty I yang tenggelam itu diketahui berangkat dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/10) dini hari menuju kawasan Reo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Namun, saat melintas di perairan Bali Utara, Sabtu malam sekitar 22.07 Wita, kapal cargo ini terjebak badai gelombang tinggi dan angin kencang. Akibatnya, kapal itu pun tenggelam di tengah laut dalam jarak 55 kilometer dari pesisir utara Buleleng.
Saat tenggelam, para ABK yang berjumlah 15 orang berhasil keluar menggunakan dua unit life raft, yang masing-masing berisi 6 orang dan 9 orang. Satu life raft yang berisi 6 orang ABK itu berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, Senin (25/10) siang pukul 12.20 Wita, oleh Kapal LCT Dipasena Dua yang melintas di sekitar lokasi. Sementara, 9 ABK lainnya hilang.
Dalam proses pencarian, akhirnya dua (2) orang dari 9 ABK KM Liberty I yang tenggelam di perairan Bali Utara ditemukan, pada Rabu (27/10) petang. Mereka ditemukan mengambang di tengah laut dalam jarak sekitar 74 kilometer arah utara dari Pelabuhan Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Dari 2 orang ABK tersebut, salah satunya ditemukan dalam kondisi sudah tewas, sementara satunya lagi masih hidup. *dar
Komentar