Raih Gelar Doktor Linguistik dengan Predikat Sangat Memuaskan
Dosen Universitas Dwijendra, Ida Bagus Made Wisnu Parta, S.S., M.Hum
DENPASAR, NusaBali
Satu lagi Dosen Universitas Dwijendra (Undwi) Denpasar, yakni Ida Bagus Made Wisnu Parta, S.S., M.Hum raih gelar doktor pada Program Studi Linguistik Program Doktor, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (Unud).
Selesainya pendidikan dari IB Made Wisnu Parta sebagai doktor, Undwi kini diperkuat oleh sejumlah dosen bergelar doktor lingustik.
IB Made Wisnu Parta sendiri meraih gelar doktor linguistik setelah berhasil mempertahankan disertasinya dengan judul ‘Transformasi Teks Candra Bhairawa Parwa Ke Dalam Kakawin Candra Bhairawa Dan Geguritan Candra Bhairawa’. Berkat disertasinya itu ia meraih predikat kelulusan sangat memuaskan.
Disertasi hasil penelitiannya itu berhasil ia pertahankan dalam ujian promosi doktor secara hybrid di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana di hadapan 9 orang dosen penguji yang diketuai I Wayan Suardiana, M.Hum, Senin (25/10). Dr. Ida Bagus Made Wisnu Parta, S.S., M.Hum merupakan doktor ke 151 di Fakultas Ilmu Budaya, Unud.
Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Perkembangan Bahasa, Teori sastra, Analisis Sastra, Penulisan Feature, dan Sastra Bandingan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah, Undwi ini mengungkapkan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa karya sastra diciptakan tidak terjadi pada situasi kosong (murni), melainkan berdasarkan jejak-jejak teks terdahulu. Penciptaan kembali teks dalam wujud yang berbeda bentuk, bahasa, genre, fungsi, dan makna merupakan gejala terjadinya transformasi.
IB Made Wisnu Parta diwawancara NusaBali, Minggu (31/10) mengatakan transformasi dapat terjadi pada setiap karya sastra, seperti yang terjadi dalam karya sastra tradisional teks Candra Bhairawa yang jadi objek penelitiannya. Transformasi terjadi disebabkan penikmat sastra menyukai teks Candra Bhairawa karena isinya mengandung nilai-nilai adiluhung.
Oleh sebab itu, tujuan terpenting dari transformasi teks Candra Bhairawa adalah agar pesan atau amanat yang disisipkan pengarang melalui syairnya, baik secara implisit dan eksplisit pada teks Candra Bhairawa dapat tersampaikan dan mudah dipahami oleh semua kalangan.
Teks Candra Bhairawa Parwa ungkap IB Made Wisnu Parta ditransformasikan ke dalam banyak bentuk karya sastra, seperti Kakawin Candra Bhairawa, Tutur Candra Bhairawa, Kaputusan Candra Bhairawa, Geguritan Candra Bhairawa, dan Satua Candra Bhairawa.
"Hal menarik yang saya temukan dalam penelitian ini ternyata seni tari berupa drama tari Candra Bhairawa, seni pewayangan berupa wayang kulit Candra Bhairawa, dan seni lukis berupa lukisan atau rerajahan Candra Bhairawa merupakan transformasi dari teks Candra Bhairawa," ungkap dosen yang telah 12 tahun mengabdi di Undwi ini.
Apakah transformasi sastra akan berdampak buruk? Penulis buku New Normal Era ini mengatakan jika dilihat dari pandangan modern, transformasi sastra merupakan sebuah variasi sastra yang bertujuan untuk memudahkan para pembaca menikmati karya sastra. Namun, bila dilihat dari pandangan tradisional, transformasi sastra merupakan sebuah plagiat yang mengambil ide dari karya sastra lainnya.
IB Made Wisnu Parta sendiri S1 pada Fakultas Pendidikan Sastra Bali, Unud selesai tahun 2009 dan S2 Ilmu Linguistik-Wacana Sastra Unud selesai tahun 2012. Dengan selesainya pendidikan doktor dari IB Made Wisnu Parta Undwi kini diperkuat 3 dosen linguistik bergelar doktor. *pol
1
Komentar