Siswa SMK Singamandawa 'Kerauhan'
Saat dipulangkan, tiba-tiba seorang siswi kerauhan hingga kembali diajak ke sekolah.
GIANYAR, NusaBali
Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) di SMK
Singamandawa Monarch Bali, Jalan Gunung Lempuyang, Lingkungan Selat,
Kelurahan Samplangan, Gianyar, mendadak heboh, Senin (1/11).
Suasana pembelajaran tatap muka (PTM) di SMK
Singamandawa Monarch Bali, Jalan Gunung Lempuyang, Lingkungan Selat,
Kelurahan Samplangan, Gianyar, mendadak heboh, Senin (1/11).
Karena tiga siswa tiba-tiba kerahuan (kesurupan). Tiga siswa itu yakni seorang siswa kelas X dan dua siswa kelas IX. Informasi dihimpun, pasca kerauhan, pihak sekolah memulangkan seluruh siswa untuk menghindari hal-hal tak diinginkan. Namun saat dipulangkan, tiba-tiba seorang siswi kerauhan hingga kembali diajak ke sekolah. Siswa yang kerauhan dipapah menuju Padmasana sekolah agar bersembahyang.
Kepala SMK Singamandawa Monarch Bali Kadek Yuli Cahyaningsih, saat dikonfirmasi Selasa (2/11), membenarkan kejadian mistis tersebut. "Nggih memang benar ada tiga siswa kami kerauhan. Kejadiannya sekitar pukul 09.50 Wita," jelasnya. Atas kejadian tersebut, jelas Kadek Yuli, sekolah dengan jurusan Akomodasi Perhotelan dan Tata Boga ini berencana melaksanakan Pacaruan atau pembersihan secara niskala sesuai Hindu Bali. Upacara ini juga untuk memohon agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. "Rencana, kami akan menggelar pacaruan pada Sukra Kliwon Sungsang, Jumat (5/11) ini," jelasnya.
Saat kejadian, para guru langsung sigap menangani para siswa yang berteriak. Termasuk meminta bantuan kepada pamangku sekitar sekolah. "Setelah beberapa saat, anak-anak itu sudah sadarkan diri. Setelah itu, kami langsung pulangkan," jelasnya.
Menurut Kadek Yuli, PTM tetap akan digelar pasca kejadian, namun dengan pengawasan ketat. Selasa (2/11), PTM tetap berlangsung. ‘’Tapi kami batasi jumlah anak-anak, hanya setengahnya. Soalnya kemarin, sudah kami lakukan upacara kecil dari pamangku. Artinya, kami yakini sudah aman untuk anak-anak," tegasnya.
Kadek Yuli memperkirakan kerauhan itu terjadi karena kondisi psikis anak-anak terganggu akibat cukup lama pemberlakuan belajar secara daring (dalam jaringan). Sementara PTM di sekolah dengan konsep green school berlandaskan Tri Hita Karana ini sudah dimulai sejak September 2021. "Mungkin saat kemarin pikiran anak-anak dalam keadaan kosong, sehingga terjadi hal tersebut," terang Kadek Yuli.
Siswa yang kerauhan, diizinkan untuk istirahat di rumah. Sampai kondisinya pulih dan siap mengikuti pelajaran, baru diperbolehkan kembali ke sekolah. "Kami minta anak-anak yang kerauhan itu agar istirahat untuk memulihkan kondisinya," jelasnya. *nvi
Komentar