1.470 Siswa Peserta PTM Akan Menjalani Tes PCR
2 Sekolah Tak Bisa Gelar PTM Semester Ini
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 1.470 pelajar jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP yang sudah didaftarkan oleh Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Kota Denpasar ke Dinas Kesehatan, akan mengikuti tes PCR untuk bisa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Kabid Pendidikan SMP Disdikpora Kota Denpasar Anak Agung Gede Wiratama, mengatakan untuk tes PCR ini Disdikpora mengambil sampling acak dari beberapa sekolah dari jenjang TK/PAUD, SD, dan SMP. Untuk jenjang TK/PAUD akan diikuti oleh 230 siswa dari 23 TK/PAUD di Kota Denpasar.
Masing-masing PAUD yang menjadi sampel tersebut diwakili oleh 10 orang siswa. “Untuk jenjang SD diikuti oleh 1.000 siswa dari 25 SD yang tersebar di empat kecamatan. Satu SD sampel diwakili oleh 40 orang siswa,” kata Agung Wiratama.
Sementara itu, untuk jenjang SMP akan diwakili oleh 240 siswa dari 8 SMP, dimana setiap SMP sampel diwakili oleh 30 orang siswa. “Data yang akan dipakai sampel tersebut sudah kami kirim ke pusat. Sekarang tinggal menunggu info dari Kemenkes saja. Sementara untuk pengambilan sampel dilakukan petugas dari lab provinsi,” ungkap Agung Wiratama.
Selain siswa, guru dan pegawai sekolah juga direncanakan akan mengikuti tes yang sama. Untuk guru dan pegawai yang akan dijadikan sampel dalam tes ini sebanyak 479 orang. Pada jenjang TK/PAUD diikuti oleh 69 orang dari 23 sekolah, masing-masing sekolah ini diwakili oleh 3 orang guru dan pegawai.
Untuk jenjang SD diikuti oleh 250 orang guru dan pegawai dari 25 sekolah, masing-masing sekolah diwakili oleh 10 guru maupun pegawai. Sedangkan untuk SMP akan dilakukan tes kepada 160 orang guru maupun pegawai dari 8 SMP baik swasta maupun negeri.
Untuk satu SMP sampel, diwakili oleh 20 orang guru dan pegawai. Sekolah yang dijadikan sampel ini harus merata, baik MTs, sekolah swasta, maupun sekolah negeri. “Misalnya untuk sampel sekolah di Denpasar Barat, semua harus ada perwakilannya, dari MTs ada, sekolah swasta, negeri harus masuk sebagai perwakilan,” kata Agung Wiratama.
Dia mengatakan pelaksanaan tes secara acak ini dilakukan untuk menciptakan rasa nyaman bagi siswa maupun guru dan pegawai yang ikut PTM. Selain itu, juga untuk mencegah terjadinya klaster PTM di sekolah.
Sebelumnya, Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa juga sudah mengingatkan semua pihak untuk melaksanakan standar prosedur pelaksanaan PTM ini. Dia meminta kepada siswa, apabila muncul gejala Covid-19 agar segera melapor ke pihak sekolah.
“Tidak hanya untuk siswa, orangtua siswa juga kalau ada yang bergejala di rumah, kami minta melapor ke sekolah sedini mungkin, sehingga mendapat penanganan lebih awal dan tak muncul klater Covid-19 di sekolah,” tutur Wawali Arya Wibawa.
Nantinya jika dalam perjalanan ditemukan ada siswa positif, maka pembelajaran akan dikembalikan secara daring.
Selain pelaksanaan tes PCR, ada dua sekolah yang tidak bisa melaksanakan PTM pada semester ini. Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah swasta. Alasannya, karena sarana prasarana sekolah tersebut tidak mendukung. Sekolah tersebut menggunakan AC dan tidak memiliki ventilasi udara. “Pihak sekolah sudah mengajukan untuk ikut PTM, tapi kami tidak izinkan karena syarat PTM di masa pandemi ini, (ruang kelas, Red) tidak boleh ber-AC dan harus memiliki ventilasi,” kata Agung Wiratama.
Dia sudah berkoordinasi dengan pihak yayasan sekolah tersebut untuk membuatkan ventilasi. Karena tak bisa menyelenggarakan PTM, sekolah tersebut masih menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan atau daring. “Semester dua, kalau sudah sesuai dengan ketentuan baru kami izinkan PTM. Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak yayasan agar bisa PTM pada semester kedua mendatang,” jelas Agung Wiratama.
PTM terbatas di Denpasar dimulai pada 1 Oktober 2021. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor 29 Tahun 2021 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Ajaran 2021/2022 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019. *mis
1
Komentar