Pengelola Dewi Diminta Tak Lupakan Wisnu
Kunjungan wisman dibuka, Menparekraf optimistis perekonomian RI segera pulih
JAKARTA, NusaBali
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno optimistis dengan pembukaan kembali pariwisata untuk wisatawan mancanegara dapat memulihkan perekonomian. Sebab, pembukaan pariwisata dapat membuka peluang terciptanya lapangan kerja. Meskipun demikian Sandiaga meminta pengelola desa wisata (Dewi) tak melupakan wisatawan nusantara (Wisnu) yang potensinya juga sangat besar.
Karena itu, dia meminta pengelola desa wisata untuk bersiap diri menyambut pembukaan pariwisata untuk wisman. Tak hanya persiapan layanan, tetapi juga aspek protokol kesehatan lewat penerapan CHSE (cleanliness Health Safety Environment Sustainability) yang terintegrasi dengan Aplikasi Peduli Lindungi.
Demikian disampaikan Sandiaga saat menyerahkan penghargaan 50 desa wisata terbaik kepada pengelola Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (3/11).
"Ini harapan kita untuk memulihkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ungkap Sandiaga seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Walau begitu, Sandiaga mengimbau pengelola desa wisata juga mengembangkan diri untuk wisatawan Nusantara (Wisnu). Alasannya karena wisatawan domestik juga memiliki potensi kunjungan yang sangat besar. Terlebih, NTB menjadi tuan rumah dari gelaran Moto GP Mandalika, World Superbike, serta G20 tahun 2022 mendatang.
"Jadi akan banyak sekali nanti event-event yang berlangsung di NTB. Kita harapkan juga mampu membuka peluang untuk bangkit, ekonomi bergerak kembali dan lapangan kerja terbuka," ujarnya bersemangat.
Hanya saja, kedatangan wisatawan tersebut harus sejalan dengan pengendalian Covid-19. Protokol kesehatan serta protokol karantina harus dipatuhi secara disiplin oleh seluruh pelaku perjalanan luar negeri, khususnya wisman.
Mereka harus telah mendapatkan dosis vaksin Covid-19 lengkap serta menjalani masa karantina selama tiga hari setibanya di Indonesia.
Hal tersebut dijelaskannya merujuk Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.
"Kuncinya adalah Covid-19 yang terkendali. Saya berharap ketentuan ini dipatuhi seluruh anggota masyarakat yang melakukan perjalanan luar negeri maupun WNA," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyampaikan apresiasinya kepada Kemenparekraf. Dia berharap dibukanya kembali pariwisata bagi wisman dapat menggerakan ekonomi di NTB, khususnya Lombok Barat. Mengingat wilayahnya memiliki 58 desa wisata dengan berbagai variasi produk unggulannya, mulai dari tenun, pantai, mangrove dan lainnya.
"Insya Allah kami di Lombok Barat bersama DPRD sangat bersemangat untuk mengembangkan destinasi pariwisata di Lombok Barat, khususnya desa wisata," ungkap Fauzan. *
Karena itu, dia meminta pengelola desa wisata untuk bersiap diri menyambut pembukaan pariwisata untuk wisman. Tak hanya persiapan layanan, tetapi juga aspek protokol kesehatan lewat penerapan CHSE (cleanliness Health Safety Environment Sustainability) yang terintegrasi dengan Aplikasi Peduli Lindungi.
Demikian disampaikan Sandiaga saat menyerahkan penghargaan 50 desa wisata terbaik kepada pengelola Desa Wisata Sesaot, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Rabu (3/11).
"Ini harapan kita untuk memulihkan ekonomi dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," ungkap Sandiaga seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Walau begitu, Sandiaga mengimbau pengelola desa wisata juga mengembangkan diri untuk wisatawan Nusantara (Wisnu). Alasannya karena wisatawan domestik juga memiliki potensi kunjungan yang sangat besar. Terlebih, NTB menjadi tuan rumah dari gelaran Moto GP Mandalika, World Superbike, serta G20 tahun 2022 mendatang.
"Jadi akan banyak sekali nanti event-event yang berlangsung di NTB. Kita harapkan juga mampu membuka peluang untuk bangkit, ekonomi bergerak kembali dan lapangan kerja terbuka," ujarnya bersemangat.
Hanya saja, kedatangan wisatawan tersebut harus sejalan dengan pengendalian Covid-19. Protokol kesehatan serta protokol karantina harus dipatuhi secara disiplin oleh seluruh pelaku perjalanan luar negeri, khususnya wisman.
Mereka harus telah mendapatkan dosis vaksin Covid-19 lengkap serta menjalani masa karantina selama tiga hari setibanya di Indonesia.
Hal tersebut dijelaskannya merujuk Surat Edaran Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Nomor 20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.
"Kuncinya adalah Covid-19 yang terkendali. Saya berharap ketentuan ini dipatuhi seluruh anggota masyarakat yang melakukan perjalanan luar negeri maupun WNA," jelasnya.
Pada kesempatan sama, Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid menyampaikan apresiasinya kepada Kemenparekraf. Dia berharap dibukanya kembali pariwisata bagi wisman dapat menggerakan ekonomi di NTB, khususnya Lombok Barat. Mengingat wilayahnya memiliki 58 desa wisata dengan berbagai variasi produk unggulannya, mulai dari tenun, pantai, mangrove dan lainnya.
"Insya Allah kami di Lombok Barat bersama DPRD sangat bersemangat untuk mengembangkan destinasi pariwisata di Lombok Barat, khususnya desa wisata," ungkap Fauzan. *
1
Komentar