Jelang Galungan, Bunga Pacah Tembus Rp 45.000 Per Kilogram
MANGUPURA, NusaBali.com – Sebagai komoditas yang digunakan menyambut hari raya Galungan pada Buda Kliwon Dungulan, Rabu (10/11/2021), bunga pacah atau bunga pacar melonjak hampir 200 persen.
Jika di hari-hari biasa hanya di kisaran Rp 10.000-20.000 per kilogramnya, maka sepekan menjelang Galungan, harganya meroket menjadi Rp 45.000 per kilogram.
Bagi petani bunga pacah, tentunya kenaikan harga ini disambut gembira karena fluktuasi bunga pacah sangat tinggi. “Bahkan tahun 2020 yang lalu, sempat sangat anjlok Rp 3.000 – Rp 8.000 per kilogram, sangat miris,” ujar I Ketut Murdita, petani bunga pacah di Desa Sibang Gede, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Jumat (5/11/2021) pagi.
Murdita yang menjadi petani bunga sejak tahun 2010 ini menyambut antusias dengan kenaikan yang dialami bunga pacar tersebut, ia pun berharap harga bunga terus mengalami kenaikan di pasar, karena curah hujan yang tidak menentu, yang dapat berdampak terhadap jumlah panen yang ia dapat. “Mudah-mudahan harga terus naik, karena ini kalau hujan kasihan bunganya rontok, jadi hasil panen bisa berkurang,” ujar Murdita yang menjual sendiri bunga hasil berkebunnya di Pasar Sibang Gede.
Hal yang sama diungkapkan oleh Ni Nyoman Sumiti, yang juga seorang petani di kawasan Sibang Gede. “Hari raya Nyepi bulan Maret 2021 yang lalu, bunga pacar malah bisa sampai Rp 120.000 per kilogram, mudah-mudahan di hari raya Galungan bulan ini bisa naik terus, untuk mendapat keuntungan yang maksimal,” jelas Sumiti yang juga menjual sendiri bunganya di Pasar Ubud.
Lebih lanjut Murdita mengatakan, 10 are luas lahan yang ia tanami bunga pacar, untuk sekali panen dapat menghasilkan total 60 kilogram bunga pacar, dan jika diguyur hujan bisa sekitar 45 kilogram saja. “Tanaman bunga pacar bisa panen di umur 50 hari, bisa setiap hari panennya. Akhir-akhir ini karena curah hujan yang tidak menentu, kami petani bunga pacah di sini memanennya di pagi hari, untuk menghindari datangnya hujan,” katanya.
Pria asal Banjar Kekeran, Desa Angantaka ini menjelaskan bahwa budidaya tanaman bunga pacar memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk lahan seluas 10 are Murdita memerlukan biaya total sekitar Rp 1,5 juta untuk proses cangkul, menggemburkan tanah, dan pupuk.
Murdita biasanya memasarkan hasil panen bunga pacar miliknya di Pasar Tradisional Sibang Gede dan mulai menjajakan bunganya pada pukul 03.30 Wita. “Dengan sepeda motor saja, di samping kanan kiri sepeda motor dimodifikasi berisi karung, penuh dengan bunga. Biasanya setiap bawa ke pasar selalu habis kalau menjelang hari raya seperti ini,” ujar Murdita yang juga merupakan seorang sopir freelance pariwisata.
Mudita pun berharap, agar momen hari raya Galungan bulan November 2021 ini, harga bunga pacar terus mengalami kenaikan, guna memperoleh keuntungan yang maksimal, untuk pengembangan tanaman, serta mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. “Mudah-mudahan harga bunga, khususnya bunga pacar bisa terus naik,” harapnya. *rma
1
Komentar