Jembatan Putus, 19 KK Terisolasi
Jembatan gantung menjadi satu-satunya akses keluar-masuk 19 KK di wilayah Banjar Adat Dauh Tukad, Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo.
NEGARA, NusaBali
Hujan deras yang terjadi pada Kamis (4/11) sore hingga malam, mengakibatkan bencana banjir bandang di Sungai Yehembang Kangin, Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana. Meski tidak ada korban luka maupun jiwa, namun bencana banjir bandang itu mengakibatkan terputusnya jembatan gantung di Banjar Nusamara, Desa Yehembang Kangin, dan membuat 19 kepala keluarga (KK) terisolasi.
Dari informasi, jembatan gantung yang menjadi akses penghubung sesama warga di Banjar Nusamara itu putus ketika terjadi banjir pada Kamis (4/11) sekitar pukul 17.30 Wita. Selain memutus jembatan gantung tersebut, banjir juga mengakibatkan kerusakan sejumlah titik senderan di sungai setempat. Termasuk ada 31 KK di Desa Yehembang Kangin yang rumahnya sempat terendam banjir. Puluhan KK itu, terdiri dari 2 KK di Banjar Nusamara, 15 KK di Banjar Sumbul, dan 14 KK di Banjar Tibu Sambi.
Bencana banjir yang mengakibatkan putusnya jembatan gantung itu mendapat perhatian Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Bersama Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, Sekda Jembrana I Made Budiasa, dan jajajaran OPD terkait, Bupati Tamba meninjau lokasi termasuk menyerahkan bantuan sembako kepada beberapa warga yang terdampak banjir, Jumat (5/11) siang.
Bupati Tamba mengatakan, kejadian jembatan gantung putus akibat banjir itu, mengakibatkan 19 KK yang berada di wilayah Banjar Adat Dauh Tukad, Banjar Nusamara, terisolasi. Untuk mempercepat warga yang terisolasi bisa beraktivitas normal kembali, dirinya berencana membangun ulang jembatan gantung dengan memanfaatkan sisa material jembatan gantung yang ada sebelumnya.
“Nanti kita bangun kembali jembatan gantungnya. Kita lihat spek pengerjaan dulu. Kita lihat besi (jembatan) yang lama ini masih bisa dimanfaatkan. Ini masih bagus. Bangun yang sederhana dulu, besi yang lama kalau bisa dimanfaatkan lagi, kita manfaatkan lagi,” ujar Bupati Tamba.
Dari pengamatan di lapangan, sambung Bupati Tamba, putusnya jembatan gantung itu dikarenakan pondasi cakar ayam pada sisi di utara sungai sudah rapuh. Saat membangun ulang jembatan gantung nanti, pondasi cakar ayam yang sudah rapuh itu akan diperkokoh. “Ini pengalaman. Ke depan kita bangun yang lebih kuat lagi. Kita bangun sesegera mungkin,” tegas Bupati Tamba.
Bupati Tamba menambahkan, agar warga yang terisolasi bisa bertahan, pihaknya juga akan menyiapkan bantuan sembako. Bantuan sembako kepada warga yang terisolasi itu juga sudah disalurkan anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jembrana dengan menggunakan boat, Jumat kemarin. “Terpenting untuk hari ini (kemarin), kebutuhan pokoknya bisa disalurkan ke sana (warga yang terisolasi),” imbuhnya.
Selain dari pemerintah, Bupati Tamba juga berharap kepada pengusaha ataupun masyarakat Jembrana yang mempunyai rezeki lebih agar ikut membantu warga yang terisolasi.
Sementara Kepala Desa Yehembang Kangin I Gede Suardika, mengatakan jembatan gantung yang putus diterjang banjir bandang pada Kamis (4/11) itu, termasuk jembatan lama yang dibangun sekitar tahun 2000-an. Keberadaan jembatan gantung yang hanya bisa dilalui sepeda motor itu, menjadi satu-satunya akses keluar-masuk 19 KK di wilayah Banjar Adat Dauh Tukad, Banjar Nusamara. “Penanganan utama sementara ini, yakni dengan dibantu kebutuhan pokok. Misalkan nanti air sudah surut, bisa saja menyeberang jalan kaki dengan melewati sungai. Tetapi Pak Bupati sudah menyatakan akan secepatnya membangun kembali jembatannya,” kata Suardika. *ode
Dari informasi, jembatan gantung yang menjadi akses penghubung sesama warga di Banjar Nusamara itu putus ketika terjadi banjir pada Kamis (4/11) sekitar pukul 17.30 Wita. Selain memutus jembatan gantung tersebut, banjir juga mengakibatkan kerusakan sejumlah titik senderan di sungai setempat. Termasuk ada 31 KK di Desa Yehembang Kangin yang rumahnya sempat terendam banjir. Puluhan KK itu, terdiri dari 2 KK di Banjar Nusamara, 15 KK di Banjar Sumbul, dan 14 KK di Banjar Tibu Sambi.
Bencana banjir yang mengakibatkan putusnya jembatan gantung itu mendapat perhatian Bupati Jembrana I Nengah Tamba. Bersama Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi, Sekda Jembrana I Made Budiasa, dan jajajaran OPD terkait, Bupati Tamba meninjau lokasi termasuk menyerahkan bantuan sembako kepada beberapa warga yang terdampak banjir, Jumat (5/11) siang.
Bupati Tamba mengatakan, kejadian jembatan gantung putus akibat banjir itu, mengakibatkan 19 KK yang berada di wilayah Banjar Adat Dauh Tukad, Banjar Nusamara, terisolasi. Untuk mempercepat warga yang terisolasi bisa beraktivitas normal kembali, dirinya berencana membangun ulang jembatan gantung dengan memanfaatkan sisa material jembatan gantung yang ada sebelumnya.
“Nanti kita bangun kembali jembatan gantungnya. Kita lihat spek pengerjaan dulu. Kita lihat besi (jembatan) yang lama ini masih bisa dimanfaatkan. Ini masih bagus. Bangun yang sederhana dulu, besi yang lama kalau bisa dimanfaatkan lagi, kita manfaatkan lagi,” ujar Bupati Tamba.
Dari pengamatan di lapangan, sambung Bupati Tamba, putusnya jembatan gantung itu dikarenakan pondasi cakar ayam pada sisi di utara sungai sudah rapuh. Saat membangun ulang jembatan gantung nanti, pondasi cakar ayam yang sudah rapuh itu akan diperkokoh. “Ini pengalaman. Ke depan kita bangun yang lebih kuat lagi. Kita bangun sesegera mungkin,” tegas Bupati Tamba.
Bupati Tamba menambahkan, agar warga yang terisolasi bisa bertahan, pihaknya juga akan menyiapkan bantuan sembako. Bantuan sembako kepada warga yang terisolasi itu juga sudah disalurkan anggota BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jembrana dengan menggunakan boat, Jumat kemarin. “Terpenting untuk hari ini (kemarin), kebutuhan pokoknya bisa disalurkan ke sana (warga yang terisolasi),” imbuhnya.
Selain dari pemerintah, Bupati Tamba juga berharap kepada pengusaha ataupun masyarakat Jembrana yang mempunyai rezeki lebih agar ikut membantu warga yang terisolasi.
Sementara Kepala Desa Yehembang Kangin I Gede Suardika, mengatakan jembatan gantung yang putus diterjang banjir bandang pada Kamis (4/11) itu, termasuk jembatan lama yang dibangun sekitar tahun 2000-an. Keberadaan jembatan gantung yang hanya bisa dilalui sepeda motor itu, menjadi satu-satunya akses keluar-masuk 19 KK di wilayah Banjar Adat Dauh Tukad, Banjar Nusamara. “Penanganan utama sementara ini, yakni dengan dibantu kebutuhan pokok. Misalkan nanti air sudah surut, bisa saja menyeberang jalan kaki dengan melewati sungai. Tetapi Pak Bupati sudah menyatakan akan secepatnya membangun kembali jembatannya,” kata Suardika. *ode
1
Komentar