LPDP Kemenkeu RI Kunjungi Desa Batuan
GIANYAR, NusaBali
Direktur Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI Andin Hadianto dan rombongan, berkunjung ke Desa Batuan, Kecamatan Sukawati, Jumat (5/11).
Dalam kesempatan tersebut, Perbekel Batuan Ari Anggara memperkenalkan mulai dari sejarah Desa Batuan hingga potensi desa. Didampingi Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan, rombongan diajak mengunjungi Cagar Budaya Pura Desa lan Puseh Desa Batuan. Lanjut, melihat langsung Komunitas Pelukis Baturulangun Batuan di Banjar Pekandelan, dan sentra kerajinan Barong, Rangda dan Tapel di Banjar Puaya. Di Pura Desa, rombongan disambut musik tradisional Genggong.
Hadianto mengaku kagum melihat terpeliharanya kearifan lokal sosial dan budaya yang lahir dan berkembang di Desa Batuan. Setelah menyaksikan langsung ragam kesenian di Batuan, Hadianto mengatakan jika nantinya ada kegiatan, akan diusulkan untuk mengunjungi Desa Batuan. "Saya belum bisa janji, tapi saya sangat tertarik dan akan sampaikan ke Bu Menteri. Siapa tahu beliau tertarik melihat kiprah alumni LPDP di Bali, khususnya Batuan ini," ujarnya.
Dirut LPDP Hadianto juga menyampaikan rasa bangganya kepada Perbekel Batuan Ari Anggara selaku salah satu alumni LPDP. "Seperti Ari Anggara yang pulang membangun Desa Batuan. Memprioritaskan penanganan sampah kolaborasi dengan sesama alumni, Ida Bagus Mandhara Brasika," jelasnya.
Dijelaskan
Hadianto, LPDP memberikan beasiswa kepada lebih dari 28.000 warga negara Indonesia. "Yang lulus sudah 13.000 termasuk Ari Anggara," jelasnya. Kedatangannya ke Batuan pun, sekaligus melihat peran alumni LPDP di tanah kelahiran. "Presiden dan Bu Menteri tentu berharap para alumni ini bisa berkiprah untuk masyarakat. Seperti juga Gus Nara dengan Bank Sampahnya Griya Luhunya. Selain berhasil menjaga kebersihan Bali dari sampah plastik, juga membuka kesempatan kerja," jelasnya. Hadianto pun mengajak generasi muda Bali berlomba-lomba mendaftarkan beasiswa LPDP. "Anak muda Bali sudah kelihatan pintar-pintar, kita harapkan peran alumni pula mengajak mereka mendaftar. Karena kita punya banyak beasiswa di dalam maupun luar negeri, kita akan dukung sepenuhnya," jelas Hadianto.
Alumni LPDP Ida Bagus Mandhara Brasika yang merupakan Founder Griya Luhu (Bank Sampah Digital) menjelaskan, produksi sampah di Bali sekitar 1.000 ton/hari. Jumlah ini terdiri dari 60 persen organik, 40 persen non organik. Dari persentase itu, yang didaur ulang cuma 4 persen. "Penyumbang sampah terbanyak 50 persen dari Bali Selatan yaitu Kabupaten, Badung, Denpasar dan Gianyar," jelas laki-laki yang akrab disapa Gus Nara ini.
Dia mengajak pengelolaan sampah secara digital di desa-desa. "Kita membangun dari desa dengan perubahan paradigma baru. Sehingga kita munculkan aplikasi sampah karena esensi teknologi dan sudah terbukti," jelasnya.
Bank Sampah digital Griya Luhu kini sudah dipakai oleh ibu PKK. Di Bali, Griya Luhu sudah memiliki 317 bank sampah yang tersebar di desa-desa, dengan 25.000 nasabah di 7 kabupaten. "Bisnis sampah ini belum bisa menghasilkan banyak uang namun kita patut merasa bangga bisa menghidupi banyak keluarga," ujarnya.
Perbekel Batuan Ari Anggara menyampaikan bahwa potensi wisata di Batuan saat ini belum terintegrasi. Padahal Batuan memiliki sangat banyak potensi budaya yang adiluhung dan unik. *nvi
Komentar