Pipa Distribusi Putus, Lima Desa Terancam Krisis Air Bersih
Senderan jalan Desa Telaga-Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng amblas sepanjang 17 meter dengan tinggi 8 meter
Bencana Longsornya Tebing Perbukitan di Desa Sekumpul, Kecamatan Sawan, Buleleng
SINGARAJA, NusaBali
Lima desa bertetangga di wilayah Kecamatan Sawan, Buleleng terancam krisis air bersih, yakni Desa Sekumpul, Desa Bebetin, Desa Menyali, Desa Sawan, dan Desa Sudaji. Masalahnya, pipa distribusi air bersih bagi kelima desa ini terputus akibat diterjang longsoran tebing perbukitan.
Bencana longsor terjadi di tebing perbukitan kawasan Desa Sekumpul, Minggu (29/1) malam, namun baru diketahui warga setempat, Selasa (31/1). Material longsoran berupa batu dan batang pohon besar menerjang pipa ukuran 4 dim untuk distribusi air ke lima desa bertetangga tersebut, hingga putus. Karena pipa distribusi terputus, air pun tumpah di bawah lokasi longsor.
Sumber mata air yang dialirkan pipa untuk didistribusikan ke lima desa bertetangga ini berasal dari lereng perbukitan Desa Sekumpul, sekitar areal objek wisata Air Terjun Sekumpul. Kelima desa bertetangga sama-sama memasang pipa distribusi air bersih berukuran 3-4 dim.
Pasca longsor yang menyebabkan putusnya pipa distribusi air, ribuan kepala keluarga (KK) di lima desa bertetangga kini terancam krisis air bersih. Data yang dihimpun NusaBali, Selasa kemarin, jumlah warga terbanyak yang terancam kesulitan air bersih berada di Desa Sudaji mencapai 975 KK, disusul Desa menyali (483 KK), Desa Sawan (400 KK), Desa Bebetin (166 KK), dan Desa Sekumpul (sebanyak 30 KK).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng, I Made Subur, menyatakan pihaknya tengah mengambil langkan penanganan sementara dengan perbaikan kerusakan pipa distribusi bagi lima desa bertetangga di wilayah Kecamatan Sawan ini. Selama proses perbaikan, pihaknya akan berupaya memasok air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga di lima desa ini secara bergiliran.
“Kita tengah upayakan perbaikan pipa sementara, sebelum dilakukan perbikan secara permanen. Nanti kita akan pasok air bersih secara bergiliran ke lima desa tersebut,” terang Made Subur saat dikonfirmasi NusaBali di Singaraja, Selasa kemarin.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa (Perbekel) Sekumpul, I Made Suarta, mengatakan tebing perbukitan longsor terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi sejak sepekan terakhir. Longsoran itu menimpa pipa distribusi untuk lima desa yang berada dalam satu titik di bawah tebih.
“Sebanarnya, ada dua totik longsor. Longsoran itu menimpa pipa yang ada di bawahnya. Tidak saja menimpa pipa, longsor juga merusak akses jalan sepanjang 30 meter menuju lokasi Air Terjun Sekumpul,” papar Perbekel Made Suarta.
Menurut Made Suarta, pihaknya telah melaporkan bencana kongsor yang memutus aliran air bersih buat lima desa bertetangga ini ke Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Buleleng melalui kecamatan, agar bencana ini segera ditangani. Demikian juga dengan kerusakan jalan menuju objek wisata Air Terjun Sekumpul harap segera diperbaiki.
Sementara itu, senderan jalan rute Desa Telaga-Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng, amblas sepanjang 17 meter. Senderan amblas setinggi 8 meter ke dalam jurang. Akibatnya, badan jalan di atas senderan pun tampak retak-retak dan dikhawatirkan akan jebol, karena jalur tersebut sering dilalui kendaraan besar seprti Truk pengangkut material.
Menurut seorang warga, I Ketut Jumu, yang sering melintas di jalur tersebut, senderan jalan ini sudah jebol seminggu lalu. Karena senderan jebolnya hingga membentuk jurang mengaga lebar, pengendara harus ekstra hati-hati melewati jalan tersebut. Selain jalannya sempit, badan jalan juga sudah retak. “Ya, hati-hati saja. Kalau pas ada Truk, tunggu dulu. Kalau sesama sepeda motor, masih bisa papasan,” ujar Ketut Jumu, Selasa kemarin.
Saat dikonfirmasi NusaBali, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabuoaten Buleleng, I Ketut Suparta Wijaya, mengaku pihaknya sudah menerima laporan soal senderan jalan amblas di jalur desa Telaga-Desa Sepang tersebut. Pihaknya segera akan melakukan penanganan melalaui pemeliharaan rutin yang rencananya mulai dikerjakan, Rabu (1/2) ini.
“Penanganannya besok sudah dimulai. Mungkin persiapan bahan dulu, karena kondisinya juga sangat mengkhawatirkan, lantaran jalan tersebut sering dilalui kendaraan besar,” papar Suparta Wijaya.
Menurut Suparta, penanganan senderan jalan jebol ini akan dibangun dari awal, setinggi 8 meter dengan panjang 17 meter. Dalam perbaikan tersebut, juga akan diikuti dengan perngerasan jalan di sepanjang areal senderan jebol. “Dengan begitu, jalan nantinya benar-benar aman ketika kembali dilalui kendaraan besar dengan beban yang berat,” katanya. * k19,k23
1
Komentar