Pasokan Banyak, Kebutuhan Babi Jelang Galungan Rendah
DENPASAR, NusaBali
Kebutuhan daging babi di Kota Denpasar menjelang Hari Raya Galungan cukup rendah, padahal ketersediaan daging babi cukup banyak.
Hal itu membuat para peternak babi harus bersabar menunggu kenaikan permintaan babi yang saat ini rendah karena daya beli masyarakat. Hal itu diungkapkan Plt Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, Anak Agung Gede Bayu Brahmasta saat dihubungi, Jumat (5/11). Dia mengatakan pasokan babi di Kota Denpasar untuk Hari Raya Galungan cukup melimpah setelah virus African Swine Fever (ASF) mereda. Setelah virus mereda para peternak babi bisa bernapas lega dan bisa menghasilkan babi yang lebih sehat.
Namun, setelah virus mereda, para peternak malah dihadapkan dengan tingkat permintaan babi jelang galungan malah menurun drastis. "Memang sekarang setelah virus ASF mereda, kondisi stok babi di Denpasar cukup banyak dipersiapkan jelang Galungan. Tapi kendalanya sekarang, masyarakat yang membeli daging babi sangat rendah akibat daya beli, para peternak harus bersabar lagi," jelasnya.
Agung Bayu mengungkapkan, ketersediaan babi di Kota Denpasar saat ini mencapai 3.374 ekor. Namun, kebutuhan babi saat jelang Galungan hanya sebanyak 802 ekor saja. Khusus untuk Kecamatan Denpasar Utara ketersediaan babi sebanyak 691 ekor sedangkan kebutuhan hanya 139 ekor. Kecamatan Denpasar Timur ketersediaan babi sebanyak 1.004 ekor sedangkan kebutuhan hanya 196 ekor. Kecamatan Denpasar Selatan ketersediaan babi sebanyak 892 ekor sedangkan kebutuhan hanya 269 ekor dan Kecamatan Denpasar Barat ketersediaan babi sebanyak 787 ekor sedangkan kebutuhan hanya 198 ekor.
Dengan kebutuhan yang jauh dari ketersediaan babi, para peternak harus bersabar. Sebab, di pasar juga menurut dia pembeli sangat menurun dengan kondisi perekonomian di tengah pandemi Covid-19 ini. "Pembelinya yang memang menurun. Mungkin karena perekonomian mereka juga di tengah pandemi Covid-19 ini," ungkapnya.
Sementara menurut Gung Bayu, harga daging babi masih terbilang tidak ada penurunan di angka Rp 80.000 sampai Rp 100.000 per kilogramnya. "Seperti ini kondisinya, yang jelas di pasar harga masih belum mengalami penurunan. Hanya saja permintaan daging babi memang sangat menurun. Hanya seperempatnya dari permintaan normal," tandasnya. *mis
1
Komentar