Ratusan Pedagang Pasar Pilih 'Lempar Handuk'
Kembalikan Tempat Jualan ke Perumda Pasar karena Tak Mampu Bayar Sewa
Saat ini tempat yang kosong dibuka bagi masyarakat yang ingin berjualan di pasar, pedagang lama juga dipersilakan untuk menempati kembali.
DENPASAR, NusaBali
Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar menerima banyak pengembalian tempat jualan atau kios/los yang dilakukan pedagang. Dari 16 pasar di Kota Denpasar, pedagang yang mengembalikan tempat jualan sebanyak 7 persen atau 608 tempat dari total 8.417 tempat jualan, karena tidak mampu membayar tunggakan sewa tempat. Para pedagang pilih ‘lempar handuk’ alias menyerah akibat sepinya pembeli sebagai dampak pandemi Covid-19.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata saat dihubungi, Minggu (8/11). Menurutnya, saat ini para pedagang banyak yang memilih untuk mengembalikan tempat jualan mereka karena sepi sebagai imbas Pandemi Covid-19 ini.
Selain sepi pembeli, mereka yang mengembalikan tempat jualan juga karena terlalu banyak menunggak biaya sewa tempat. "Banyak yang mengembalikan tempat jualan. Dari 16 pasar di Kota Denpasar sekitar 7 persen pedagang yang mengembalikan tempat jualan. Selain sepi juga mereka tidak mampu bayar tunggakan sewa tempat," jelasnya.
Dari 8.417 tempat jualan di 16 pasar, sebanyak 7.809 tempat yang masih aktif. Sisanya sebanyak 608 tempat kosong karena dikembalikan oleh pedagang. Terutama menurut dia, yang paling banyak dikosongkan berada di lantai atas yang dianggap sepi oleh pedagang. Biasanya mereka juga berjualan barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, seperti pakaian dan aksesoris.
Pejabat yang akrab disapa Gus Kowi ini mengatakan, selama ini strategi yang sudah dilakukan agar pedagang masih tetap bisa berjualan sudah dilakukan. Salah satunya memberikan keringanan sewa tempat. Namun, karena sepi pembeli mereka memilih untuk mengembalikan tempat berjualan mereka ke Perumda Pasar Sewakadarma.
Bahkan, yang paling banyak mengembalikan menurut dia dari pasar-pasar kecil seperti Pasar Satria dan Pasar Sanglah. "Mereka sudah kami berikan solusinya berupa keringanan sewa tempat. Tetapi tetap juga mereka sepertinya kewalahan. Jadi kami, tidak bisa lagi memaksa mereka untuk berjualan," imbuhnya.
Mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini mengatakan saat ini jumlah tempat yang kosong masih dibuka bagi masyarakat yang ingin berjualan di pasar. Ada 608 tempat yang masih kosong dan bisa disewa oleh warga. Namun, dia mengaku tidak menutup kemungkinan untuk memberikan ruang bagi pedagang yang sempat berhenti jualan.
Bahkan, mereka yang mengembalikan tempat jualan bisa kembali bahkan akan diprioritaskan. Namun, jika mereka ingin kembali berjualan mereka wajib melunasi tunggakan mereka selama ini, yakni tunggakan sewa tempat. "Kami buka untuk warga yang ingin berjualan. Kalau ada pedagang lama yang ingin berjualan kembali kami akan prioritaskan. Kami berikan ruang dengan syarat mereka melunasi sewa tempat yang sempat mereka tunggak," tandasnya. *mis
Hal itu diungkapkan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata saat dihubungi, Minggu (8/11). Menurutnya, saat ini para pedagang banyak yang memilih untuk mengembalikan tempat jualan mereka karena sepi sebagai imbas Pandemi Covid-19 ini.
Selain sepi pembeli, mereka yang mengembalikan tempat jualan juga karena terlalu banyak menunggak biaya sewa tempat. "Banyak yang mengembalikan tempat jualan. Dari 16 pasar di Kota Denpasar sekitar 7 persen pedagang yang mengembalikan tempat jualan. Selain sepi juga mereka tidak mampu bayar tunggakan sewa tempat," jelasnya.
Dari 8.417 tempat jualan di 16 pasar, sebanyak 7.809 tempat yang masih aktif. Sisanya sebanyak 608 tempat kosong karena dikembalikan oleh pedagang. Terutama menurut dia, yang paling banyak dikosongkan berada di lantai atas yang dianggap sepi oleh pedagang. Biasanya mereka juga berjualan barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, seperti pakaian dan aksesoris.
Pejabat yang akrab disapa Gus Kowi ini mengatakan, selama ini strategi yang sudah dilakukan agar pedagang masih tetap bisa berjualan sudah dilakukan. Salah satunya memberikan keringanan sewa tempat. Namun, karena sepi pembeli mereka memilih untuk mengembalikan tempat berjualan mereka ke Perumda Pasar Sewakadarma.
Bahkan, yang paling banyak mengembalikan menurut dia dari pasar-pasar kecil seperti Pasar Satria dan Pasar Sanglah. "Mereka sudah kami berikan solusinya berupa keringanan sewa tempat. Tetapi tetap juga mereka sepertinya kewalahan. Jadi kami, tidak bisa lagi memaksa mereka untuk berjualan," imbuhnya.
Mantan Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar ini mengatakan saat ini jumlah tempat yang kosong masih dibuka bagi masyarakat yang ingin berjualan di pasar. Ada 608 tempat yang masih kosong dan bisa disewa oleh warga. Namun, dia mengaku tidak menutup kemungkinan untuk memberikan ruang bagi pedagang yang sempat berhenti jualan.
Bahkan, mereka yang mengembalikan tempat jualan bisa kembali bahkan akan diprioritaskan. Namun, jika mereka ingin kembali berjualan mereka wajib melunasi tunggakan mereka selama ini, yakni tunggakan sewa tempat. "Kami buka untuk warga yang ingin berjualan. Kalau ada pedagang lama yang ingin berjualan kembali kami akan prioritaskan. Kami berikan ruang dengan syarat mereka melunasi sewa tempat yang sempat mereka tunggak," tandasnya. *mis
1
Komentar