Prajuru Tiadakan Persembahyangan Bersama
Perayaan Galungan di Pura Agung Jagatnatha Buleleng
Sembahyangnya berkelompok. Pamedek yang datang langsung sembahyang, tidak menunggu pamedek lain lagi hingga halaman pura penuh.
SINGARAJA, NusaBali
Prajuru Pura Agung Jagatnata Buleleng mulai melakukan persiapan menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan, Senin (8/11). Persembahyangan pada masa pandemi pun telah disiapkan skema khusus, yakni meniadakan persembahyangan bersama.
Prajuru Pura Agung Jagatnatha I Gede Marayana ditemui di sekretariat pura, mengatakan peniadaan persembahyangan bersama karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Seluruh persembahyangan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Saat ini kasus Covid-19 sudah melandai, tetapi prajuru tidak mau mengambil risiko, sehingga pelaksanaan sembahyang Galungan tetap menerapkan 5M, salah satunya meniadakan sembahyang bersama,” jelas Marayana yang juga maestro astronomi.
Pamedek yang hendak nangkil dan melakukan persembahyangan, begitu lolos pengecekan prokes oleh pecalang, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, langsung melakukan persembahyangan.
“Jadi sembahyangnya berkelompok, pamedek yang datang langsung sembahyang, tidak menunggu pamedek lain lagi hingga halaman pura penuh. Ini untuk mengurai kerumunan,” imbuh Marayana.
Perayaan hari suci ini akan di-standby-kan puluhan pamangku dan juga pecalang Pura Agung Jagatnatha untuk mengawal persembahyangan dari pagi hingga malam hari.
Sementara itu, jelang Hari Raya Galungan puluhan pamangku dan prajuru Pura Agung Jagatnatha juga mendapat bingkisan paket sembako dari Buleleng Social Community (BSC).
Koordinator BSC Eka Tirtayana mengatakan bingkisan sembako dari donatur didistribusikan kepada pamangku dan prajuru memang dilakukan rutin setiap hari raya. Hal itu merupakan salah satu wujud bakti, karena pamangku dan prajuru pura selama ini sangat tulus dan ikhlas melayani umat. “Kami memang rutin berbagi walaupun sedikit, sehingga perayaan hari suci dapat dirasakan bersama,” ucap Eka Tirtayana. *k23
Prajuru Pura Agung Jagatnatha I Gede Marayana ditemui di sekretariat pura, mengatakan peniadaan persembahyangan bersama karena masih dalam situasi pandemi Covid-19. Seluruh persembahyangan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Saat ini kasus Covid-19 sudah melandai, tetapi prajuru tidak mau mengambil risiko, sehingga pelaksanaan sembahyang Galungan tetap menerapkan 5M, salah satunya meniadakan sembahyang bersama,” jelas Marayana yang juga maestro astronomi.
Pamedek yang hendak nangkil dan melakukan persembahyangan, begitu lolos pengecekan prokes oleh pecalang, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas, langsung melakukan persembahyangan.
“Jadi sembahyangnya berkelompok, pamedek yang datang langsung sembahyang, tidak menunggu pamedek lain lagi hingga halaman pura penuh. Ini untuk mengurai kerumunan,” imbuh Marayana.
Perayaan hari suci ini akan di-standby-kan puluhan pamangku dan juga pecalang Pura Agung Jagatnatha untuk mengawal persembahyangan dari pagi hingga malam hari.
Sementara itu, jelang Hari Raya Galungan puluhan pamangku dan prajuru Pura Agung Jagatnatha juga mendapat bingkisan paket sembako dari Buleleng Social Community (BSC).
Koordinator BSC Eka Tirtayana mengatakan bingkisan sembako dari donatur didistribusikan kepada pamangku dan prajuru memang dilakukan rutin setiap hari raya. Hal itu merupakan salah satu wujud bakti, karena pamangku dan prajuru pura selama ini sangat tulus dan ikhlas melayani umat. “Kami memang rutin berbagi walaupun sedikit, sehingga perayaan hari suci dapat dirasakan bersama,” ucap Eka Tirtayana. *k23
Komentar