Petani Garam Kebumen Belajar ke Kusamba
SEMARAPURA, NusaBali
Perwakilan kelompok petani garam asal Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, belajar cara melestarikan garam tradisional di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Kamis (11/11).
Rombongan diterima Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP)Klungkung Dewa Ketut Sueta Negara.
Menurut perwakilan dari petani garam asal Kabupaten Kebumen, Winarti, di tempat asalnya sudah terdapat 7 kelompok petani garam. Namun, masih banyak petani garam yang belum tergabung dalam kelompok. "Kami datang ke sini guna belajar peningkatan kapasitas SDM," ujar Winarti. Kata dia, rombongannya ingin belajar pembuatan dan pengembangan varian garam piramid.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Dewa Sueta Negara mengungkapkan, berbagai upaya dilakukan Pemkab Klungkung untuk melestarikan keberadaan sentra garam tradisional Desa Kusamba. Di antaranya pembinaan, maupun pemberdayaan petani garam, dengan memperkenalkan garam Kusamba ke masyarakat, membudayakan masyarakat mengkonsumsi garam Kusamba yang terkenal memiliki rasa gurih.
Termasuk pemberian bantuan dan pelatihan pengkemasan agar garam Kusamba makin menarik di pasaran. Dengan adanya Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali juga menjadi kekuatan, bagaimana membuat garam Kusamba bisa lebih mengakar. "Oleh karena itulah sentra pertanian garam masih bisa bertahan," ujar pejabat asal Desa Bungbungan, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung.
Pertanian garam tradisional perlu dikestarikan. Karena sentra penggaraman tradisional selain menjadi tumpuan ekonomi warga juga bisa menjadi objek wisata.
Seperti diketahui, saat ini ada 17 orang petani garam Desa Kusamba, yang tergabung dalam sebuah kelompok.
Adapun produksi garam Kusamba dari 17 orang tersebut dalam satu kelompok bisa mencapai 4 ton dalam sebulan. Dengan kisaran harga garam paling murni sebesar Rp 25.000/kg, sedangkan garam yang diolah dengan mimran Rp 20.000/kg. "Untuk garam yang diolah yodium oleh koperasi sebesar Rp 10.000/kg," kata seorang petani garam Kusamba I Nyoman Pegig, sembari menyebut pemasaran dilakukan hingga ke Surabaya. *wan
1
Komentar