Operator Transportasi Butuh Keringanan Cicilan
Banyak yang Gagal Bayar
JAKARTA, NusaBali
Banyak operator transportasi mengalami kesulitan pembayaran cicilan pembiayaan.
Hal ini diakui oleh Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan yang juga Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja dalam webinar bertajuk “Strategi Pemulihan Bisnis Transportasi di Indonesia Melalui Pembiayaan Bank Dan Non Bank” yang diselenggarakan oleh Kadin, Kamis (11/11).
Seperti diketahui sektor transportasi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak dari pandemi Covid-19. Hal ini menyebabkan tekanan pada operator transportasi. Walaupun berat, industri transportasi tetap beroperasi secara terbatas demi menjaga keberlangsungan konektivitas nasional baik untuk penumpang dan barang serta menjaga keberlangsungan perekonomian nasional.
Untuk mengatasi hal itu, menurut Denon ada tiga poin untuk membantu sektor transportasi saat ini. Poin pertama menurut Denon adalah relaksasi atau keringanan berbagai cicilan karena banyak operator transportasi yang gagal bayar pada periode April-Oktober 2021.
Hal ini terjadi karena turunnya jumlah penumpang akibat berbagai pembatasan. Diharapkan cicilannya diubah menjadi cicilan jangka panjang yang lebih meringankan.
Poin kedua, lanjut Denon, yakni perlunya mengembalikan reputasi badan usaha transportasi yang terdampak bisnis sehingga lebih bankable dan atraktif.
Ketiga adalah proteksi dunia usaha secara hukum sehingga pandemi ini tidak menimbulkan dampak yang berkepanjangan dan bisa meringankan beban badan usaha.
“Pembiayaan bank dan non bank ini sebenarnya bukan hal yang baru bagi badan usaha transportasi,” kata Denon Prawiraatmadja dalam keterangan resmi, seperti dilansir Kompas.com, Kamis (11/11).
“Namun untuk kondisi saat ini, diperlukan penyesuaian dari sisi hukum sehingga sesuai dengan aturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan dapat membantu badan usaha transportasi untuk cepat bangkit setelah pandemi,” sambung Denon.
Diharapkan industri transportasi nasional dapat bangkit dan melakukan rebound pasca pandemi Covid-19 dan dapat mendukung rebound perekonomian nasional.
Sebagai opening remarks webinar ini adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid.
Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang diwakili oleh Dirjen Perhubungan Udara Novie Riyanto, sektor transportasi memang terkena dampak yang sangat parah dari Covid-19. Dampak tersebut terutama pada sektor transportasi udara. Misalnya saja sewa pesawat yang menjadi biaya yang sangat besar yang tidak bisa dipenuhi oleh operator transportasi.
Ia pun berharap agar diskusi ini bisa memberikan terobosan solusi ke depan bagi perbaikan transportasi di Indonesia, sehingga kapasitas transportasi akan tetap terjamin untuk mendukung rebound perekonomian nasional.
Sementara itu, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa sektor transportasi dan pergudangan adalah enabler atau penyedia solusi untuk sektor-sektor lain seperti misalnya pariwisata, manufaktur, perdagangan. Untuk itu diperlukan sinergi dengan berbagai sektor lainnya agar sektor transportasi dapat pulih dan berkembang kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 sehingga perekonomian nasional juga bisa pulih lebih cepat.
“Pemerintah telah memberikan berbagai stimulus pada transportasi dan pergudangan antara lain untuk membantu cash flow dan menahan gelombang PHK,” kata Airlangga. *
1
Komentar