Celukan Bawang Diusulkan Jadi Pelabuhan Ekspor
Usulan dimaksudkan untuk pemerataan, yakni jalur selatan (Pelabuhan Benoa, Denpasar) khusus untuk pariwisata dan jalur logistik di utara (Celukan Bawang, Buleleng).
DENPASAR, NusaBali
Kepala Kantor Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai Kusuma Santi Wahyuningsih mengusulkan sebaiknya Pelabuhan Celukan Bawang di Buleleng digunakan untuk pelabuhan ekspor Bali. Sehingga ada pemerataan, yakni jalur selatan khusus untuk pariwisata dan jalur logistik di utara.
Hal itu disampaikan Kusuma Santi dalam Focus Group Discussion (FGD) Implementasi dan Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Internasional (PPI) ASEAN+1 FTas, di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, yang digelar Direktorat Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Jumat (12/11).
“Kami melihat karena di Benoa (Pelabuhan Benoa, Denpasar, Red) ditujukan untuk pariwisata,” ujar Kusuma Santi. Sehingga menurutnya perlu ada pembagian antara wilayah untuk pariwisata dengan logistik.
Demikian juga kalau dilihat dari alur kapal yang lewat, kalau masuk ke Pelabuhan Benoa, alurnya dari atas ke bawah. Setelah itu baru naik lagi.
Sedangkan Celukan Bawang ada di kawasan Bali Utara, dilalui kapal-kapal yang mengangkut barang ke dan dari NTT, NTB, melintasi Bali. Sehingga akan lebih efisien jika diusulkan untuk memanfaatkan Pelabuhan Celukan Bawang untuk angkut komoditas di Bali. “Yang pertama ini dari sisi efisiensi, dari alur tadi,” kata Kusuma Santi.
Yang kedua adalah pemerataan perekonomian Bali. Selama pertumbuhan ekonomi Bali paling pesat ada di selatan. Dan akan lebih baik jalur selatan khusus untuk pariwisata dan jalur logistik di utara. Sehingga ada pemerataan perekonomian di utara dan selatan. “Sudah kami sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Wagub, secara lisan,” ungkap Kusuma Santi.
Dia berharap ada kajian lebih lanjut. Dari diskusi dengan Pelindo III, untuk alur utara cukup dalam sehingga bisa dilalui kapal-kapal barang, sehingga memungkinkan menggunakan jalur utara atau Celukan Bawang. “Tetapi perlu pembangunan infrastruktur yang ada di sana, dan kajian dengan para stakeholder yang ada,” tutur Kusuma Santi. *k17
Hal itu disampaikan Kusuma Santi dalam Focus Group Discussion (FGD) Implementasi dan Pemanfaatan Perjanjian Perdagangan Internasional (PPI) ASEAN+1 FTas, di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, yang digelar Direktorat Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Jumat (12/11).
“Kami melihat karena di Benoa (Pelabuhan Benoa, Denpasar, Red) ditujukan untuk pariwisata,” ujar Kusuma Santi. Sehingga menurutnya perlu ada pembagian antara wilayah untuk pariwisata dengan logistik.
Demikian juga kalau dilihat dari alur kapal yang lewat, kalau masuk ke Pelabuhan Benoa, alurnya dari atas ke bawah. Setelah itu baru naik lagi.
Sedangkan Celukan Bawang ada di kawasan Bali Utara, dilalui kapal-kapal yang mengangkut barang ke dan dari NTT, NTB, melintasi Bali. Sehingga akan lebih efisien jika diusulkan untuk memanfaatkan Pelabuhan Celukan Bawang untuk angkut komoditas di Bali. “Yang pertama ini dari sisi efisiensi, dari alur tadi,” kata Kusuma Santi.
Yang kedua adalah pemerataan perekonomian Bali. Selama pertumbuhan ekonomi Bali paling pesat ada di selatan. Dan akan lebih baik jalur selatan khusus untuk pariwisata dan jalur logistik di utara. Sehingga ada pemerataan perekonomian di utara dan selatan. “Sudah kami sampaikan kepada Pak Gubernur dan Pak Wagub, secara lisan,” ungkap Kusuma Santi.
Dia berharap ada kajian lebih lanjut. Dari diskusi dengan Pelindo III, untuk alur utara cukup dalam sehingga bisa dilalui kapal-kapal barang, sehingga memungkinkan menggunakan jalur utara atau Celukan Bawang. “Tetapi perlu pembangunan infrastruktur yang ada di sana, dan kajian dengan para stakeholder yang ada,” tutur Kusuma Santi. *k17
1
Komentar