Pelaku Usaha Diminta Inisiatif Jemput Bola
Upaya Tingkatkan Ekspor Bali
DENPASAR, NusaBali
Pelaku usaha di Bali diminta pro aktif berinisiatif jemput bola memasarkan produk-produk unggulan Bali ke luar negeri.
Salah satunya melalui pemasaran online atau digital memanfaatkan market place-market place dunia. Tujuannya mendorong peningkatan perdagangan Bali, untuk pertumbuhan ekonomi Bali, setelah pariwisata terpuruk akibat pandemi Covid-19.
“Kalau Bali mau bangkit, harus berusaha di segala bidang dari digital, communal attending, harus ditingkatkan lagi,” ujar Tenaga Teknis Bidang Promosi dan Strategi Pemasaran Export Center Surabaya Ir Fernanda Reza Muhammad MM, dalam Focus Group Discussion (FGD) Implementasi dan Pemanfaatan Persetujuan ASEAN+1 FTas atau Persetujuan Perdagangan ASEAN dengan Negara Mitra, di Prime Plaza Hotel, Jalan Hang Tuah, Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (12/11/2021).
FGD diselenggarakan Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kementerian Perdagangan diikuti pelaku usaha (UKM), eksporter, dan stakeholder terkait.
Reza Muhammad mengatakan Bali selama ini sangat tergantung pada pariwisata. Pada saat pariwisata tidak ada, terasa sekali imbasnya.
Dampak dari kondisi Bali sangat dirasakan oleh pelaku usaha/produsen di luar Bali. Karena Bali ini sebagai super market-nya Indonesia. Banyak pelaku usaha di luar Bali, dari Jawa, Lombok, dan pulau-pulau lain menjual produknya di Bali.
Reza Muhammad menyatakan pada saat tidak ada wisatawan, pengusaha dari luar juga terdampak. Namun yang di luar Bali langsung melakukan inisiatif penjualan melalui online, melalui market place dunia. “Maka mereka tidak terlalu lama terpuruk dalam dampak pandemi Covid-19,” ucapnya.
Contohnya beberapa kerajinan dari Jogjakarta, dari Jawa Timur, yang banyak dijual di Bali, sudah dijual online di market place dunia. Tidak lagi lewat Bali.
Karena itulah pelaku usaha tradisional seperti di Sukawati, Ubud, dan tempat lainnya di Bali, belajar digital marketing, jualan secara online. “Nama Bali itu sudah suatu brand yang bagus,” kata Reza Muhammad.
Direktur Perundingan ASEAN Ditjen PPI Kemendag Dina Kurniasari mengatakan ASEAN memiliki 6 persetujuan perdagangan bebas mencakup 7 negara mitra. Yakni dengan China (2005), Korea dan Jepang (2007), India (2010), Australia – New Zealand (2010), dan ASEAN-Hongkong tahun 2019.
“Dan salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperbaiki kondisi ekonomi saat ini adalah dengan mengoptimalkan pemanfaatan dan implementasi dari persetujuan-persetujuan yang sudah kita sepakati tersebut,” ujar Dina Kurniasari.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Bali I Wayan Jarta menyatakan dalam kondisi pandemi Covid-19, Disperindag Bali tidak berdiam diri. Atas dukungan dari Ketua Dekranasda Provinsi Bali, pada akhir 2020 menginisiasi agar pelaku usaha bangkit. Tidak berdiam diri menerima kenyataan lesunya pemasaran. “Kami memotivasi untuk bangkit,” ujar Jarta.
Jarta menambahkan, Pemprov Bali sedang membangun Pusat Kebudayaan Bali (PKB). “Di sana pun akan dijadikan sebagai sebuah media promosi produk lokal Bali. Selain datang ke negaranya, kita juga undang mereka untuk datang melihat produk unggulan Bali, Indonesia pada umumnya,” tandas Jarta. *k17
Komentar