Widiasih, Mudrayana dan Wahyudi Sumbang Emas di Hari Terakhir
Raih 11 Emas, 14 Perak, 9 Perunggu Tim Peparnas Bali Masuk Peringkat 10 Besar
Dibandingkan dengan Peparnas XV 2016 di Jawa Barat, saat itu Bali hanya meraih 8 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu serta bertengger di posisi 16.
DENPASAR, NusaBali
Kontingen Peparnas Bali berhasil menyabet 11 medali emas pada pesta olahraga multi event Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI 2020. Tambahan 3 medali emas berhasil diraih, Sabtu (13/11) dari cabang olahraga angkat berat atas nama Ni Nengah Widiasih kelas 86 kg putri, dari cabang olahraga atletik I Wayan Mudrayana lari 200 meter putra atlet tuna rungu wicara (T11), dan I Dewa Gede Ari Wahyudi lari 200 meter putra atlet tuna rungu/T+45. Dengan demikian hasil akumulatif Tim Peparnas Bali meraih 11 medali emas, 14 perak dan 9 perunggu.
Ni Nengah Widiasih berhasil meraih medali emas di kelas 86 kg putri setelah berhasil melakukan angkatan 100 kg pada pertandingan yang dilangsungkan di Hotel Suni Garden Lake, Kota Jayapura. Sementara medali perak disabet Dina Mariana (Jabar) dengan angkatan 95 kg, dan Rahayu (Sumut) kebagian medali perunggu dengan angkatan 93 kg.
Sementara itu I Wayan Mudrayana (Bali) berhasil menyabet medali emas lari 200 meter putra atlet tuna rungu (T11) dengan catatan waktu 24,84 detik, sedangkan perak disabet Bagus Sigiarto (Jatim) dengan catatan waktu 25,23 detik, dan Dewa Made Ari Sanjaya (Bali) kebagian perunggu dengan catatan waktu 25,44 detik.
Sedangkan I Dewa Gede Ari Wahyudi berhasil menyabet medali emas lari 200 meter putra atlet tuna rungu/T+45 dengan catatan waktu 23,52 detik, medali perak direbut Ridky Setia Rifaldi (Jabar) dengan catatan waktu 23,55 detik, dan medali perunggu disabet Muhammad Iqbal (Jateng) dengan catatan waktu 23,56 detik.
Sedangkan medali perak dari cabang olahraga renang dipersembahkan I Ketut Sumita nomor 100 meter gaya dada putra atlet tuna netra dengan catatan waktu 1 menit 35 detik, medali emas disabet Sunarto (Jabar) 1 menit 34 detik, dan medali perunggu diraih Yosep Andrianto (Jatim) dengan catatan waktu 1 menit 42 detik.
Sedangkan pada pertandingan sebelumnya Tim Peparnas Bali telah meraih 8 medali emas, rinciannya dari cabang olahraga atletik Ni Made Arianti Putri lari 400 meter T13 putri, dua medali emas dari Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga lari 200 meter F13 putri, dan nomor lompat jauh F13 putri. I Dewa Gede Ari Wahyudi lari 100 meter putra (atlet tuna rungu/T+45), Iwan Cahyadi nomor tolak peluru atlet tuna netra/F11, dan Ni Putu Ari Astuti meraih medali emas nomor lempar lembing F12 putri.
Medali emas lagi dari cabang olahraga renang lewat Okan Hanif Arrasya nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra (atlet tuna rungu/S15). Kemudian medali emas dari cabang olahraga angkat berat Ni Nengah Widiasih kelas 45 kg putri. Ketua National Paralympic Committee (NPC) Bali, I Gede Komang Darma Wijaya mengaku sangat bersyukur dengan tambahan 3 medali emas di pertandingan hari terakhir.
Tambahan medali emas itu membuat posisi Bali naik ke peringkat 10 besar klasemen dengan raihan 11 medali emas, 14 medali perak, dan 9 medali perunggu.
Kata Darma Wijaya yang juga Ketua Kontingen Peparnas Bali, dengan hasil tersebut dari sisi peringkat sudah terpenuhi, namun dari sisi jumlah medali emas masih minus 1. Kata dia, sebab sejak awal dia menginginkan meraih 12 medali emas, tetapi hanya terealisasi 11 medali emas. Namun dibandingkan dengan hasil Peparnas XV 2016 di Jawa Barat, waktu itu Bali hanya mampu meraih 8 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu serta bertengger di posisi 16 klasemen akhir.
Kata dia, di Peparnas XVI di Papua posisi Bali jadi naik 6 tingkat ke posisi 10 besar dengan menyalip sejumlah daerah, salah satunya Jawa Timur. "Saya bangga dengan raihan medali emas atlet disabilitas Bali, meskipun masih minus 1 medali emas dari target," tutur Darma Wijaya. Semua itu terjadi karena ada atlet yang diproyeksikan meraih medali emas, namun hanya mampu meraih medali perak. Meski begitu, ada juga yang tidak diunggulkan justru mampu memberikan kejutan seperti Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga lari 200 meter F13 putri, dan nomor lompat jauh F13 putri.
Ditambahkan Darma Wijaya, hasil yang didapat sudah lewat usaha maksimal dari 38 atlet yang diterjunkan di Peparnas XVI 2020 di Papua. Kata dia, lewat motto ‘jengah sing nyak kalah’ cukup mampu mengantarkan prestasi bagi Tim Peparnas Bali mampu masuk 10 besar, dengan naik 6 peringkat dibandingkan Peparnas sebelumnya.
Bidang Prestasi (Binpres) NPC Bali, I Made Gede Arta Mahardika menambahkan atlet yang berhasil meraih medali perak di ajang Peparnas, yakni Iwan Cahyadi nomor lempar cakram putra, atlet renang I Ketut Widyadana nomor 100 meter gaya bebas putra S13, Dewa Made Ari Sanjaya nomor 400 meter putra T11, Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga nomor 100 meter T13, I Made Adi Purnawan nomor lempar lembing F11.
Kata Arta Mahardika yang kesehariannya sebagai Guru SLB Negeri 2 Denpasar, tambahan medali perak lagi dari Adi Mahardika nomor lempar cakram F13, Nyoman Mahendra Yasa lari 100 meter putra T38, dari atlet judo Kadek Agus Marjaya kelas 65 kg putra, Ni Luh Dewi Setiawati nomor lompat jauh putri atlet tuna rungu/T+54, medali perak lagi dari atlet renang Ayu Intan Melisa Maharani nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri tuna rungu/S15,
Ni Putu Ari Astuti nomor tolak peluru atlet tuna netra F12 putri, Okan Hanif Arrasya atlet renang nomor 50 meter gaya bebas putra tuna rungu/S15, Ayu Meilindatul Hikmah nomor tolak peluru atlet tuna netra/F11.
Artha Mahardika alumnus Fakultas Olahraga FPOK Undiksha Singaraja menegaskan, sementara atlet peraih medali perunggu di Peparnas, yakni atlet renang Ayu Intan Melisa Maharani nomor 50 meter gaya bebas tuna rungu/S15 putri, nomor 50 meter gaya dada putri atlet tuna rungu/S15. Selanjutnya Gede Adi Mahardika nomor tolak peluru atlet tuna netra/F13 putra, I Nyoman Mahendra Yasa lari 200 meter atlet tuna netra/T38 putra, I Gede Vica Astawa lari 800 meter putra tuna grahita/T38, dan lari 400 meter putra. Medali perunggu lagi diraih Putu Ari Astuti nomor lempar cakram F13, dan I Ketut Widyadana nomor 50 meter gaya dada putra atlet tuna rungu/S15.
Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua. Jokowi menyampaikan Peparnas bukan hanya perayaan olahraga, tapi juga merayakan keberagaman Indonesia.
"Melalui PON dan Peparnas di Papua ini kita juga menunjukkan kebangkitan besar olahraga nasional kita. Kita juga merayakan keberagaman, kita juga menghormati kesetaraan, dan bersama-sama kita meraih prestasi yang mengharumkan nama negara," ucap Jokowi dalam pidato penutupan Peparnas, Sabtu kemarin.
"Terima kasih atas kerja keras semua pihak yang telah mensukseskan Peparnas ke-16 ini," ujar Jokowi. Jokowi juga memuji Papua yang berhasil keluar sebagai Juara Umum Peparnas ke-16. Papua berada di posisi pertama dengan mengoleksi 127 emas, 87 perak, dan 93 perunggu.
"Secara khusus saya mengucapkan selamat kepada Provinsi Papua atas semua prestasinya di Peparnas ini. Provinsi Papua juara umum. Meraih medali terbanyak, dan selamat kepada Papua telah sukses sebagai tuan rumah PON dan Peparnas," katanya dilansir detik.com.
Jokowi memuji Papua yang telah berhasil menjadi tuang rumah PON dan Peparnas. Dia menyatakan, keberhasilan ini menunjukkan warga Papua hebat dan profesional. "Saya tegaskan lagi, bukan hanya torang bisa, tapi semua ini menunjukkan torang hebat, sekali lagi torang hebat," kata Jokowi. *dek
Ni Nengah Widiasih berhasil meraih medali emas di kelas 86 kg putri setelah berhasil melakukan angkatan 100 kg pada pertandingan yang dilangsungkan di Hotel Suni Garden Lake, Kota Jayapura. Sementara medali perak disabet Dina Mariana (Jabar) dengan angkatan 95 kg, dan Rahayu (Sumut) kebagian medali perunggu dengan angkatan 93 kg.
Sementara itu I Wayan Mudrayana (Bali) berhasil menyabet medali emas lari 200 meter putra atlet tuna rungu (T11) dengan catatan waktu 24,84 detik, sedangkan perak disabet Bagus Sigiarto (Jatim) dengan catatan waktu 25,23 detik, dan Dewa Made Ari Sanjaya (Bali) kebagian perunggu dengan catatan waktu 25,44 detik.
Sedangkan I Dewa Gede Ari Wahyudi berhasil menyabet medali emas lari 200 meter putra atlet tuna rungu/T+45 dengan catatan waktu 23,52 detik, medali perak direbut Ridky Setia Rifaldi (Jabar) dengan catatan waktu 23,55 detik, dan medali perunggu disabet Muhammad Iqbal (Jateng) dengan catatan waktu 23,56 detik.
Sedangkan medali perak dari cabang olahraga renang dipersembahkan I Ketut Sumita nomor 100 meter gaya dada putra atlet tuna netra dengan catatan waktu 1 menit 35 detik, medali emas disabet Sunarto (Jabar) 1 menit 34 detik, dan medali perunggu diraih Yosep Andrianto (Jatim) dengan catatan waktu 1 menit 42 detik.
Sedangkan pada pertandingan sebelumnya Tim Peparnas Bali telah meraih 8 medali emas, rinciannya dari cabang olahraga atletik Ni Made Arianti Putri lari 400 meter T13 putri, dua medali emas dari Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga lari 200 meter F13 putri, dan nomor lompat jauh F13 putri. I Dewa Gede Ari Wahyudi lari 100 meter putra (atlet tuna rungu/T+45), Iwan Cahyadi nomor tolak peluru atlet tuna netra/F11, dan Ni Putu Ari Astuti meraih medali emas nomor lempar lembing F12 putri.
Medali emas lagi dari cabang olahraga renang lewat Okan Hanif Arrasya nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra (atlet tuna rungu/S15). Kemudian medali emas dari cabang olahraga angkat berat Ni Nengah Widiasih kelas 45 kg putri. Ketua National Paralympic Committee (NPC) Bali, I Gede Komang Darma Wijaya mengaku sangat bersyukur dengan tambahan 3 medali emas di pertandingan hari terakhir.
Tambahan medali emas itu membuat posisi Bali naik ke peringkat 10 besar klasemen dengan raihan 11 medali emas, 14 medali perak, dan 9 medali perunggu.
Kata Darma Wijaya yang juga Ketua Kontingen Peparnas Bali, dengan hasil tersebut dari sisi peringkat sudah terpenuhi, namun dari sisi jumlah medali emas masih minus 1. Kata dia, sebab sejak awal dia menginginkan meraih 12 medali emas, tetapi hanya terealisasi 11 medali emas. Namun dibandingkan dengan hasil Peparnas XV 2016 di Jawa Barat, waktu itu Bali hanya mampu meraih 8 medali emas, 17 perak, dan 13 perunggu serta bertengger di posisi 16 klasemen akhir.
Kata dia, di Peparnas XVI di Papua posisi Bali jadi naik 6 tingkat ke posisi 10 besar dengan menyalip sejumlah daerah, salah satunya Jawa Timur. "Saya bangga dengan raihan medali emas atlet disabilitas Bali, meskipun masih minus 1 medali emas dari target," tutur Darma Wijaya. Semua itu terjadi karena ada atlet yang diproyeksikan meraih medali emas, namun hanya mampu meraih medali perak. Meski begitu, ada juga yang tidak diunggulkan justru mampu memberikan kejutan seperti Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga lari 200 meter F13 putri, dan nomor lompat jauh F13 putri.
Ditambahkan Darma Wijaya, hasil yang didapat sudah lewat usaha maksimal dari 38 atlet yang diterjunkan di Peparnas XVI 2020 di Papua. Kata dia, lewat motto ‘jengah sing nyak kalah’ cukup mampu mengantarkan prestasi bagi Tim Peparnas Bali mampu masuk 10 besar, dengan naik 6 peringkat dibandingkan Peparnas sebelumnya.
Bidang Prestasi (Binpres) NPC Bali, I Made Gede Arta Mahardika menambahkan atlet yang berhasil meraih medali perak di ajang Peparnas, yakni Iwan Cahyadi nomor lempar cakram putra, atlet renang I Ketut Widyadana nomor 100 meter gaya bebas putra S13, Dewa Made Ari Sanjaya nomor 400 meter putra T11, Ni Wayan Ayu Alvina Febriani Bujangga nomor 100 meter T13, I Made Adi Purnawan nomor lempar lembing F11.
Kata Arta Mahardika yang kesehariannya sebagai Guru SLB Negeri 2 Denpasar, tambahan medali perak lagi dari Adi Mahardika nomor lempar cakram F13, Nyoman Mahendra Yasa lari 100 meter putra T38, dari atlet judo Kadek Agus Marjaya kelas 65 kg putra, Ni Luh Dewi Setiawati nomor lompat jauh putri atlet tuna rungu/T+54, medali perak lagi dari atlet renang Ayu Intan Melisa Maharani nomor 50 meter gaya kupu-kupu putri tuna rungu/S15,
Ni Putu Ari Astuti nomor tolak peluru atlet tuna netra F12 putri, Okan Hanif Arrasya atlet renang nomor 50 meter gaya bebas putra tuna rungu/S15, Ayu Meilindatul Hikmah nomor tolak peluru atlet tuna netra/F11.
Artha Mahardika alumnus Fakultas Olahraga FPOK Undiksha Singaraja menegaskan, sementara atlet peraih medali perunggu di Peparnas, yakni atlet renang Ayu Intan Melisa Maharani nomor 50 meter gaya bebas tuna rungu/S15 putri, nomor 50 meter gaya dada putri atlet tuna rungu/S15. Selanjutnya Gede Adi Mahardika nomor tolak peluru atlet tuna netra/F13 putra, I Nyoman Mahendra Yasa lari 200 meter atlet tuna netra/T38 putra, I Gede Vica Astawa lari 800 meter putra tuna grahita/T38, dan lari 400 meter putra. Medali perunggu lagi diraih Putu Ari Astuti nomor lempar cakram F13, dan I Ketut Widyadana nomor 50 meter gaya dada putra atlet tuna rungu/S15.
Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi menutup Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI di Papua. Jokowi menyampaikan Peparnas bukan hanya perayaan olahraga, tapi juga merayakan keberagaman Indonesia.
"Melalui PON dan Peparnas di Papua ini kita juga menunjukkan kebangkitan besar olahraga nasional kita. Kita juga merayakan keberagaman, kita juga menghormati kesetaraan, dan bersama-sama kita meraih prestasi yang mengharumkan nama negara," ucap Jokowi dalam pidato penutupan Peparnas, Sabtu kemarin.
"Terima kasih atas kerja keras semua pihak yang telah mensukseskan Peparnas ke-16 ini," ujar Jokowi. Jokowi juga memuji Papua yang berhasil keluar sebagai Juara Umum Peparnas ke-16. Papua berada di posisi pertama dengan mengoleksi 127 emas, 87 perak, dan 93 perunggu.
"Secara khusus saya mengucapkan selamat kepada Provinsi Papua atas semua prestasinya di Peparnas ini. Provinsi Papua juara umum. Meraih medali terbanyak, dan selamat kepada Papua telah sukses sebagai tuan rumah PON dan Peparnas," katanya dilansir detik.com.
Jokowi memuji Papua yang telah berhasil menjadi tuang rumah PON dan Peparnas. Dia menyatakan, keberhasilan ini menunjukkan warga Papua hebat dan profesional. "Saya tegaskan lagi, bukan hanya torang bisa, tapi semua ini menunjukkan torang hebat, sekali lagi torang hebat," kata Jokowi. *dek
Komentar