Penumpang Wanita Ngaku Diajak Merokok di dalam Kokpit Pesawat
AR, 20, seorang perempuan asal Makassar, Sulawesi Selatan mengeluh atas perlakuan pramugara, pilot, dan kopilot sebuah maskapai penerbangan, di hadapan awak media di Denpasar, Kamis (2/2) kemarin.
DENPASAR, NusaBali
Dia didampingi pengacaranya Noor Hilyin atau akrab disapa Elyn, aktivis LBH Bali WCC. AR mengungkap pengalamannya saat terbang pada 9 Januari 2017 lalu dari Makassar menuju Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung menggunakan maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-0745 X.
Diceritakan, sesaat pesawat mengudara pukul 16.40 Wita, secara tiba-tiba, seorang pramugari menghampirinya yang sedang duduk di kursi 34 D. Dalam perbincangan singkat dengan sang pramugari, AR mengaku disuruh untuk duduk di tempat bagian depan (kursi 1) lantaran sang pilot mengenalnya. AR pun bersedia pindah ke depan mengikuti arahan sang pramugari tersebut. Saat itu, AR bingung dan penasaran karena seingatnya dari teman-temannya tidak ada yang berprofesi sebagai pilot. "Kemudian saya bilang siapa ya? Nah, si pramugarinya ngaku sang kapten lah yang ingin bertemu dengannya, "kata AR yang mencoba meniru percakapan antara dirinya dengan sang pramugari tersebut.
AR lalu melanjutkan ceritanya, sesaat setelah duduk di kursi depan, seorang laki-laki yang diketahui sebagai pramugara bernama Adi menghampirinya dan mengajak untuk masuk di dalam kokpit pesawat. Karena penasaran, AR menuruti permintaan pramugara tersebut. Begitu masuk dalam kokpit, sang pramugara ini menunjukkan AR kepada pilot dan kopilot. AR mengaku tambah bingung karena semuanya tidak ada yang dikenalnya. "Saat itu aku bilang kok jadi kayak gini ya? Kenapa kok bilang kenal padahal kita belum kenalan,” kata AR. “Oh enggak pernah kenal ya?. Ya udah kenal aja sekarang, namanya juga cowok,” ujar AR menirukan sang pramugara bernama Adi tersebut.
Perbincangan pun terus berlanjut di dalam kokpit itu. Termasuk dengan pilot dan kopilot yang tidak diketahui namanya itu. Sampai akhirnya sang pramugara menawarinya berbagai minuman seperti kopi dan teh . AR kemudian mengiyakan tawaran teh. Namun, sang pramugara berseloroh jika didalam kokpit ini bebas mengkonsumsi apa saja, termasuk menegak minuman keras dan merokok. Namun tawaran tersebut ditolak oleh penumpang berparas ayu ini. “Saya sempat nanya, emang bisa ngerokok di kokpit. Karena sejauh ini sepengetahuan saya nggak boleh ngerokok. Apalagi menenggak miras" "Di sini (kokpit) bebas melakukan apa saja. Di sini bisa minum Jim Beam," jawab sang pramugara yang langsung ditolak oleh AR. AR mengaku saat itu melihat sang pilot dan kopilot sudah dalam keadaan merokok. Tiga putung rokok juga dilihatnya di asbak dalam kokpit pesawat tersebut.
Dalam perbincangan di dalam kokpit pesawat yang lepas landas pukul 16.40 Wita dan landing pukul 18.00 Wita di Bandara Ngurah Rai, AR mengaku sempat menanyai prihal fungsi tombol-tombol di dalam kokpit itu. Bahkan AR sempat tanya apakah dirinya boleh menekan salah satu tombolnya. "Aku tanya bagaimana kalau aku menekan satu tombol secara acak? Terus si kapten melarangnya lantaran nanti pesawat bisa jatuh,” ungkap AR.
Nah, merasa ada yang tidak beres dengan kelakuan kru pesawat termasuk kesemrawutan kondisi dalam kokpit, begitu turun dari pesawat, AR langsung melaporkannya ke counter Lion di Bandara Ngurah Rai. Tapi, AR mengaku laporannya itu tidak digubris. Sehingga, ia pun menuju Polsek KP3 untuk membuat laporan. "Di sini (KP3) saya disuruh ke costemer services airline, karena kepolisian tidak menangani seperti itu, " akunya.
Kata AR yang kemarin juga ditemani kekasihnya, laporannya itu masih diselidiki oleh otoritas bandara. Menurut keterangannya, selain otoritas bandara yang menangani kasus ini, Kementerian Perhubungan juga ikut turun tangan menyelidiki laporannya. Hingga tanggal 31 Januari kemarin, AR didampingi kekasih dan kuasa hukumnya dipanggil oleh otoritas bandara untuk kembali memberikan keterangan terkait dirinya diperlakukan tidak menyenangkan di dalam pesawat terbang Lion Air tersebut.
Sementara itu, pihak Lion Air menyatakan telah melakukan penyelidikan terhadap laporan bahwa pilotnya merokok di dalam kokpit pesawat. Bila Laporan tersebut benar, maka sang pilot akan dipecat.
Demikian juru bicara Lion Air Andy M Saladin saat menghubungi Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (2/2). "Ini masalah serius dan terkait dengan keselamatan. Karenanya kalau terbukti merokok di atas kokpit maka sanksinya adalah pecat," kata Andy.
Lebih jauh Andy mengatakan bahwa Lion Air telah melakukan penyelidikan internal terkait dengan laporan bahwa pilot pesawat Lion Air penerbangan JT 745 Ujungpadang (Makassar) ke Denpasar pada 9 Januari lalu.
Meski demikian, Andy menyatakan pihaknya akan menunggu dari hasil penyelidikan dari Kementerian Perhubungan terlebih dahulu untuk melakukan langkah berikutnya. "Kami sedang menunggu hasil investigasi dari Kementerian Perhubungan," ujarnya tanpa memberitahu hasil investigasi internal Lion Air tersebut. * dar
Dia didampingi pengacaranya Noor Hilyin atau akrab disapa Elyn, aktivis LBH Bali WCC. AR mengungkap pengalamannya saat terbang pada 9 Januari 2017 lalu dari Makassar menuju Bandara Ngurah Rai, Tuban, Badung menggunakan maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT-0745 X.
Diceritakan, sesaat pesawat mengudara pukul 16.40 Wita, secara tiba-tiba, seorang pramugari menghampirinya yang sedang duduk di kursi 34 D. Dalam perbincangan singkat dengan sang pramugari, AR mengaku disuruh untuk duduk di tempat bagian depan (kursi 1) lantaran sang pilot mengenalnya. AR pun bersedia pindah ke depan mengikuti arahan sang pramugari tersebut. Saat itu, AR bingung dan penasaran karena seingatnya dari teman-temannya tidak ada yang berprofesi sebagai pilot. "Kemudian saya bilang siapa ya? Nah, si pramugarinya ngaku sang kapten lah yang ingin bertemu dengannya, "kata AR yang mencoba meniru percakapan antara dirinya dengan sang pramugari tersebut.
AR lalu melanjutkan ceritanya, sesaat setelah duduk di kursi depan, seorang laki-laki yang diketahui sebagai pramugara bernama Adi menghampirinya dan mengajak untuk masuk di dalam kokpit pesawat. Karena penasaran, AR menuruti permintaan pramugara tersebut. Begitu masuk dalam kokpit, sang pramugara ini menunjukkan AR kepada pilot dan kopilot. AR mengaku tambah bingung karena semuanya tidak ada yang dikenalnya. "Saat itu aku bilang kok jadi kayak gini ya? Kenapa kok bilang kenal padahal kita belum kenalan,” kata AR. “Oh enggak pernah kenal ya?. Ya udah kenal aja sekarang, namanya juga cowok,” ujar AR menirukan sang pramugara bernama Adi tersebut.
Perbincangan pun terus berlanjut di dalam kokpit itu. Termasuk dengan pilot dan kopilot yang tidak diketahui namanya itu. Sampai akhirnya sang pramugara menawarinya berbagai minuman seperti kopi dan teh . AR kemudian mengiyakan tawaran teh. Namun, sang pramugara berseloroh jika didalam kokpit ini bebas mengkonsumsi apa saja, termasuk menegak minuman keras dan merokok. Namun tawaran tersebut ditolak oleh penumpang berparas ayu ini. “Saya sempat nanya, emang bisa ngerokok di kokpit. Karena sejauh ini sepengetahuan saya nggak boleh ngerokok. Apalagi menenggak miras" "Di sini (kokpit) bebas melakukan apa saja. Di sini bisa minum Jim Beam," jawab sang pramugara yang langsung ditolak oleh AR. AR mengaku saat itu melihat sang pilot dan kopilot sudah dalam keadaan merokok. Tiga putung rokok juga dilihatnya di asbak dalam kokpit pesawat tersebut.
Dalam perbincangan di dalam kokpit pesawat yang lepas landas pukul 16.40 Wita dan landing pukul 18.00 Wita di Bandara Ngurah Rai, AR mengaku sempat menanyai prihal fungsi tombol-tombol di dalam kokpit itu. Bahkan AR sempat tanya apakah dirinya boleh menekan salah satu tombolnya. "Aku tanya bagaimana kalau aku menekan satu tombol secara acak? Terus si kapten melarangnya lantaran nanti pesawat bisa jatuh,” ungkap AR.
Nah, merasa ada yang tidak beres dengan kelakuan kru pesawat termasuk kesemrawutan kondisi dalam kokpit, begitu turun dari pesawat, AR langsung melaporkannya ke counter Lion di Bandara Ngurah Rai. Tapi, AR mengaku laporannya itu tidak digubris. Sehingga, ia pun menuju Polsek KP3 untuk membuat laporan. "Di sini (KP3) saya disuruh ke costemer services airline, karena kepolisian tidak menangani seperti itu, " akunya.
Kata AR yang kemarin juga ditemani kekasihnya, laporannya itu masih diselidiki oleh otoritas bandara. Menurut keterangannya, selain otoritas bandara yang menangani kasus ini, Kementerian Perhubungan juga ikut turun tangan menyelidiki laporannya. Hingga tanggal 31 Januari kemarin, AR didampingi kekasih dan kuasa hukumnya dipanggil oleh otoritas bandara untuk kembali memberikan keterangan terkait dirinya diperlakukan tidak menyenangkan di dalam pesawat terbang Lion Air tersebut.
Sementara itu, pihak Lion Air menyatakan telah melakukan penyelidikan terhadap laporan bahwa pilotnya merokok di dalam kokpit pesawat. Bila Laporan tersebut benar, maka sang pilot akan dipecat.
Demikian juru bicara Lion Air Andy M Saladin saat menghubungi Tribunnews.com di Jakarta, Kamis (2/2). "Ini masalah serius dan terkait dengan keselamatan. Karenanya kalau terbukti merokok di atas kokpit maka sanksinya adalah pecat," kata Andy.
Lebih jauh Andy mengatakan bahwa Lion Air telah melakukan penyelidikan internal terkait dengan laporan bahwa pilot pesawat Lion Air penerbangan JT 745 Ujungpadang (Makassar) ke Denpasar pada 9 Januari lalu.
Meski demikian, Andy menyatakan pihaknya akan menunggu dari hasil penyelidikan dari Kementerian Perhubungan terlebih dahulu untuk melakukan langkah berikutnya. "Kami sedang menunggu hasil investigasi dari Kementerian Perhubungan," ujarnya tanpa memberitahu hasil investigasi internal Lion Air tersebut. * dar
Komentar