Komunitas Malu Dong Sasar Generasi Muda untuk Peduli Masalah Sampah
DENPASAR, NusaBali.com - Komunitas peduli lingkungan ‘Malu Dong Buang Sampah Sembarangan’ melakukan sosialisasi dan edukasi kepada siswa sekolah ataupun pemuda-pemudi di lingkungan banjar di Bali.
Komunitas Malu Dong menilai sebagai generasi penerus, anak muda sangat penting diperkenalkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, dan peduli dengan kebersihan lingkungan.
Komunitas yang diprakarsai oleh Komang Sudiarta, 55, pada tahun 2009 memutuskan ikut terlibat langsung dalam isu lingkungan di Bali setelah pulang dari bekerja di Amerika Serikat dan Australia. Melihat tanah kelahirannya dipenuhi sampah, ia pun bertindak dengan menggandeng anak muda sebagai masa depan lingkungan Bali.
“Dalam perjalanan, kami melihat yang mana lebih banyak harus diedukasi, anak-anak muda, anak-anak sekolah, lingkungan banjar pemuda-pemudi, lingkungan sekolah dari mahasiswa sampai yang palin bawah,” terang Komang Sudiarta, Minggu (14/11/2021).
Sudiarta pada saat itu prihatin dengan tidak adanya kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan terutama masalah sampah. “Kepedulian ini saya tumbuhkan, Malu Dong menjadi komunitas yang lebih banyak membangun kepedulian,” ucap Komang Bemo sapaan akrab Sudiarta.
Komunitas Malu Dong yang tersebar di seluruh Bali, secara rutin mengadakan kegiatan bersih-bersih sampah seperti di kawasan pantai yang dilakukan oleh para volunteer yang kebanyakan adalah anak sekolah dan pemuda-pemudi.
Pada skala yang lebih besar, kegiatan Malu Dong tidak hanya sekadar bersih-bersih di tempat-tempat yang banyak terdapat tumpukan sampah. Lebih dari itu, Malu Dong juga memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya sampah dan bagaimana cara mengelola sampah yang benar.
Tidak berhenti di situ, jika diperlukan masyarakat yang disasar bilamana perlu juga dibantu dengan membuat fasilitas pengelolaan sampah itu sendiri.
“Seperti di Songan (Bangli) perlu TPS (Tempat Penampungan Sementara), kami akan buatkan TPS. Seperti contoh yang baru kita lakukan dari step pertama yang kita lakukan eksekusi, kedua membuat kesepakatan, semuanya kami lakukan dengan tokoh-tokoh dan masyarakat termasuk bupati. Setelah itu bagaimana mereka membuang sampahnya kami harus secepatnya membuat TPS-TPS terpilah, seperti itu yang kami lakukan,” ungkap Komang Bemo.
Ia pun menuturkan, program besar selanjutnya Malu Dong adalah membersihkan kawasan Pura Lempuyang. Bekerjasama dengan berbagai pihak terutama mahasiswa (Universitas Udayana), dibantu banyak relawan, komunitas ini akan mengambil sampah di tebing-tebing di tiga lokasi pura di Lempuyang, Pura Telaga Mas, Pura Pasar Agung, dan Pura Luhur Lempuyang.
“Diperlukan kerjasama kita semua, termasuk akan membuat aturan perarem, rencananya tanggal 4 Desember,” jelasnya mengenai program bersih-bersih di pura yang ada di Kabupaten Karangasem tersebut.
Menurut Sudiarta, keanggotaan Malu Dong yang memiliki sekretariat di Jalan Sahadewa Nomor 20 Denpasar, terdiri dari pengurus inti dan volunteer. Pengurus inti sendiri sekarang ada sebanyak 100 orang, sementara jumlah volunteer mencapai ribuan orang tersebar di seluruh Bali.
“Tinggal hubungi saja instagram atau kontak langsung Komunitas Malu Dong, nanti ada yang menangani. Kalau kamu betul-betul ingin ngayah untuk Bali ayok, kalau kamu nggak suka, pergi, kami nggak antar, seperti itu kira-kira,” ujar Sudiarta. *adi
Komentar