Protes Keras, 100.000 Puntung Rokok Dijadikan 'Pulau Bali'
DENPASAR, NusaBali.com - Ada instalasi seni unik yang dibuat oleh komunitas peduli lingkungan ‘Malu Dong Buang Sampah Sembarangan’, yakni berupa Pulau Bali yang disusun dari sampah puntung rokok.
Ini sebagai bentuk kritik kepada para perokok yang membuang puntung rokok yang dihisapnya di tempat yang tidak seharusnya.
Instalasi seni ini dapat dijumpai di Sekretariat Komunitas Malu Dong, Jalan Sahadewa Nomor 20 Denpasar. Sebelumnya instalasi seni ‘pulau rokok’ ini juga sempat diperkenalkan pada gelaran Denpasar Youth (D’Youth) Festival 2021 yang diselengarakan awal Oktober lalu.
Pendiri Komunitas Malu Dong, Komang Sudiarta, 55, mengatakan pembuatan instalasi dimulai dua bulan lalu (September) bekerjasama dengan seniman asal Banjar Tampak Gangsul, Denpasar, Gus Oka.
“Ini bentuk protes kami terhadap tiga elemen, adalah masyarakat, pemerintah, dan masyarakat perokok, (termasuk) penjual rokok, perusahaan rokok. Berapa besar tanggung jawab terhadap sampah puntung rokok. Bukan melarang orang untuk menjual rokok, atau merokok, tetapi saya melihat permasalahan sampahnya ini. Kalau tidak ditangani pasti pulau kita akan tertanam dengan puntung rokok itu,” ujar Komang Sudiarta, Minggu (14/11/2021).
Sudiarta yang akrab disapa Komang Bemo mengungkapkan, untuk membuat instalasi seni ini membutuhkan sekitar 100 ribu puntung rokok yang direkatkan dengan lem resin. Adapun puntung rokok sebanyak itu diambil dari sebagian sampah puntung rokok yang dipungut dari kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh Komunitas Malu Dong sejak tahun 2016 di seluruh Bali.
“Masalah puntung rokok tidak ditangani dengan baik, tanah Bali pun akan dipenuhi dengan puntung rokok, dan apa dampak dari puntung rokok itu terhadap alam ini sangat berbahaya. Itu yang menurut kami belum disentuh, diselesaikan persoalannya,” kata Sudiarta.
Komang Bemo mengatakan Komunitas Malu Dong sudah berupaya memerangi sampah puntung rokok dengan meletakkan beberapa tempat sampah di beberapa smoking area di Bali, sehingga para perokok memiliki tempat untuk membuang puntung rokoknya.
Komang Bemo berharap masyarakat, khususnya para perokok, harusnya lebih sadar untuk membuat sampah puntung rokok di tempat sampah. Disebutnya, puntung rokok sangat sulit terurai yakni hingga ratusan tahun. “Kalau persoalan yang kecil ini belum selesai bagaimana bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar,” seru Komang Bemo.
Komunitas Malu Dong Buang Sampah Sembarangan merupakan komunitas peduli lingkungan yang telah dirintis sejak tahun 2009 di Bali. Komang Sudiarta sebagai pendiri komunitas ini merasa prihatin tanah kelahirannya dipenuhi dengan tumpukan sampah di mana-mana, dari hulu hingga hilir.
Setelah lebih dari 10 tahun berdiri, komunitas ini mendapat dukungan dari banyak pihak hingga memiliki ribuan volunteer. Kegiatan komunitas ini tidak hanya melakukan bersih-bersih sampah, namun juga memberikan edukasi, sosialisasi, sampai fasilitasi masalah sampah kepada masyarakat terutama generasi muda Bali. *adi
Komentar