Jalan Perbatasan Desa Pejeng-Desa Pejeng Kelod 'Putus'
Badan Jalan Diketahui Sudah Retak-retak Seminggu Sebelum Amblas
GIANYAR, NusaBali
Jalan pengubung dua desa bertetangga di Kecamatan Tampaksiring, Gia-nyar, yakni Desa Pejeng Kelod dan Desa Pejeng, nyaris terputus.
Masalahnya, lebih dari setengah badan jalan sisi selatan perbatasan dua desa amblas sedalam 25 meter, Senin (15/11) pagi sekitar pukul 10.30 Wita. Titik jalan amblas ini berada di perbatasan Banjar Kelusu (Desa Pejeng Kelod) dan Banjar Panglan (Desa Pejang). Badan jalan amblas ke sisi selatan sepanjang 8 meter dengan lebar 3 meter, hingga menimbulkan tebis sedalam 25 meter. Walhasil, badan jalan yang tersisa kurang dari 1,5 meter, sehingga tak mungkin bisa dilewati kendaraan.
Jajalan Polsek Tampaksiring pun sudsah memasang garis polisi agar tidak ada yang nekat mencoba melintas di jalan amblas yang melintang arah barat-timur ini. Karena itu, banyak pengguna jalan yang biasa melewati jalur ini terpaksa putar balik setelah tiba di lokasi TKP.
Salah seorang warga Banjar Kelusu, Desa Pejeng Kelod, I Wayan Suarsana, 33, mengatakan saat badan jalan longsor, Senin pagi sekitar pukul 10.30 Wita, tidak ada turun hujan. Namun, hujan lebat sempat terjadi secara beruntun beberapa hari sebelumnya.
Menurut Wayan Suarsana, sebetulnya tanda-tanda badan jalan akan amblas sudah terlihat sejak seminggu terakhir, ditandai dengan munculnya retakan pada aspal. "Sejak seminggu lalu jalan sudah terlihat retak. Nah, tadi (kemarin) sekitar pukul 10.30 Wita, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, ternyata badan jalan amblas ke arah selatan," jelas Suarsana kepada NusaBali, Senin sore.
Suarsana menyebutkan, sejak aspal mulai retak-retak, pihaknya sudah berupaya memberikan tanda peringatan. "Saya kasi drum dan pembatas, agar pengendara hati-hati," tandas Suarsana.
Kendati muncul tanda-tanda retak, kata Suarsana, jalan penghubung Desa Pejeng Kelod dan Desa Pejeng ini masih biasa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua. Namun, tidak ada yang menyangka badan jalan justru amblas saat tidak terjadi hujan. “Beruntung, saat badan amblas, kebetulan tidak ada pengendara motor maupun pejalan kaki yang melintas,” terang pria yang kesehariannya bekerja di bengkel motor ini.
Versi Suarsana, badan jalan yang amblas ini merupakan jembatan yang di bawahnya terdapat gorong-gorong. Diduga kuat, kondisi tanah pondasinya labil akibat diguyur hujan beberapa hari terakhir. Selain itu, senderan pondasi hanya menggunakan batu tanpa besi. "Jalannya baru diperbaiki dan dihotmik belum sampai sebulan," papar Suarsana.
Sedangkan warga lainnya, I Wayan Dana, mengatakan jembatan yang amblas ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1978. "Saya masih SD saat dilakukan pembangunan jembatan. Sebelum adanya jembatan ini, dulu kita kalau mau ke Desa Petang dari Desa Pejeng Kelod harus jalan kaki, turun melintasi sungai," kenang Wayan Dana.
Sementara itu, Kepala Dinas PU Gianyar, I Wayan Karya, mengatakan pihaknya sudah mengatensi bencana jalan amblas di perbatasan Desa Pejeng Kelod dan Desa Pejeng ini. Tim dari Dinas PU Gianyar pun sudah diterjunkan ke lokasi bencana. Hanya saja, hingga Senin kemarin Dinas PU Gianyar belum bisa memastikan skenario penanganan jalan amblas tersebut. “Buat sementara, akses warga masih bisa melewati jalur alternatif ke arah selatan yakni melewati Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar,” jelas Wayan Karya.
Di sisi lain, Direktur Teknik Perumda Tirta Sanjiwani Gianyar, Wayan Suastika, mengatakan petaka jalan amblas di perbatasan Desa Pejeng Kelod dan Desa Pejeng ini berdampak terhadap jaringan air minum. Dari info yang diterimanya, ada 4 pipa milik Perumda Tirta Sanjiwani yang terdampak.
“Wilayah yang terganggu jaringan air minumnya adalah di Banjar Kelusu (Desa Pejeng Kelod) dan Banjar Panglan (Desa Pejeng) bagian timur," ujar Wayan Suastika saat dikonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Untuk perbaikan pipa yang rusak ini, kara Suastika, Perumda Tirta Sanjiwani masih menunggu posisi yang layak. "Kami masih melakukan observasi ke lokasi bencana. Nanti kami informasikan skenario pelayanan air minum yang bersifat sementara dan permanen," katanya. *nvi
1
Komentar